Sunday, November 23, 2008

semen

BAB II
ISI
Pengertian Semen
Semen merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk merekat, melapis, membuat beton, dll. Semen yang terbaik saat ini adalah semen Portland yang ditemukan tahun 1824 oleh Joseph Aspdin
Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku : batu kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air. Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calcium Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung senyawa : Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3 ) dan Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses produksi dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kg.

Bahan Baku Pembuatan Semen
Batu kapur : Batu kapur Batu kapur merupakan Komponen yang banyak mengandung CaCO3 dengan sedikit tanah lia, Magnesium Karbonat, Alumina Silikat dan senyawa oksida lainnya. Senyawa besi dan organik menyebabkan batu kapur berwarna abu-abu hingga kuning
Tanah Liat : Tanah Liat Komponen utama pembentuk tanah liat adalah senyawa Alumina Silikat Hidrat Klasifikasi Senyawa alumina silikat berdasarkan kelompok mineral yang dikandungnya : Kelompok Montmorilonite Meliputi : Monmorilosite, beidelite, saponite, dan nitronite Kelompok Kaolin Meliputi : kaolinite, dicnite, nacrite, dan halaysite Kelompok tanah liat beralkali Meliputi : tanah liat mika (ilite) .
Pasir Besi dan Pasir Silikat : Pasir Besi dan Pasir Silikat Bahan ini merupakan Bahan koreksi pada campuran tepung baku (Raw Mix) Digunakan sebagai pelengkap komponen kimia esensial yang diperlukan untuk pembuatan semen Pasir Silika digunakan untuk meneikkan kandungan SiO2 Pasir Besi digunakan untuk menaikkan kandungan Fe2O3 dalam Raw Mix
Gypsum ( CaSO4. 2 H2O ) : Gypsum ( CaSO4. 2 H2O ) Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses pengerasan dari semen Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder.

Jenis-jenis semen menurut BPS adalah :
- semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.
- semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
- oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.
- mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras.
Semakin baik mutu semen maka semakin lama mengeras atau membatunya jika dicampur dengan air, dengan angka-angka hidrolitas yang dapat dihitung dengan rumus :
(% SiO2 + % Al2O3 + Fe2O3) : (%CaO + %MgO)
Angka hidrolitas ini berkisar antara <1/1,5 (lemah) hingga >1/2 (keras sekali). Namun demikian dalam industri semen angka hidrolitas ini harus dijaga secara teliti untuk mendapatkan mutu yang baik dan tetap, yaitu antara 1/1,9 dan 1/2,15.
Proses Pembuatan Semen
o PEMBUATAN SEMEN PORTLAND
Semen diperoleh dengan membakar secara bersamaan :
Campuran Clacareous (yang mengandung kalsium karbonat)
Campuran Argillaceous (yang mengandung alumina)
Pembakaran pada suhu 15500C, menjadi klinker
Klinker dihaluskan seperti bubuk
Ditambah Kalsium Sulfat (CaSO4) : 2 - 4% untuk pengontrol waktu ikatan


Proses pembuatan semen dapat dibedakan menurut : Perbedaannya hanya terletak pada proses penggilingan dan homogenisasi.
? Proses basah : semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
? Proses kering : menggunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu :
- proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller meal.
- proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan campuran yang homogen.
- proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker : bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen).
- proses pendinginan terak.
- proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan cement mill.

Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena pembakaran dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga menghasilkan : residu (sisa) yang tak larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium, magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas.
1. QUARRY ( PENAMBANGAN ) : QUARRY ( PENAMBANGAN ) Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material-material lain yang mengandung kalsium, silikon,alumunium,dan besi oksida yang diekstarksi menggunakan drilling dan blasting.Penambangan Batu Kapur : Penambangan Batu Kapur Pengupasan ( stripping ) Membuang lapisan atas tanah Pengeboran Membuat lubang dengan bor untuk tempat Peledakan Blasting ( peledakan ) Dengan teknik electrical detonation.Penambangan Batu Silika : Penambangan Batu Silika Penambangan silika tidak membutuhkan peledakan karena batuan silika merupakan butiran yang saling lepas dan tidak terikat satu sama lain. Penambangan dilakukan dengan pendorongan batu silika menggunakan dozer ke tepi tebing dan jatuh di loading area.Penambangan Tanah Liat : Penambangan Tanah Liat Dilakukan dengan pengerukan pada lapisan permukaan tanah dengan excavator yang diawali dengan pembuatan jalan dengan sistem selokan selang seling
2. Crushing : Crushing Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran yang lebih kecil dengan menggunakan crusher. Batu kapur dari ukuran < 1 m â†' < 50 m Batu silika dari ukuran < 40 cmâ†' < 200 mm
3. CONVEYING : CONVEYING Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi pabrik untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyor.
4. RAW MILL ( PENGGILINGAN BAHAN BAKU ) : RAW MILL ( PENGGILINGAN BAHAN BAKU ) Proses Basah Penggilingan dilakukan dalam raw mill dengan menambahkan sejumlah air kemudian dihasilkan slurry dengan kadar air 34-38 %.Material-material ditambah air diumpankan ke dalam raw mill. Karena adanya putaran, material akan bergerak dari satu kamar ke kamar berikutnya.Pada kamar 1 terjadi proses pemecahan dan kamar 2/3 terjadi gesekan sehingga campuran bahan mentah menjadi slurry.Slide19 : Proses Kering Terjadi di Duodan Mill yang terdiri dari Drying Chamber, Compt 1, dan Compt 2. Material-material dimasukkan bersamaan dengan dialirkannnya gas panas yang berasal dari suspension preheater dan menara pendingin. Pada ruangan pengering terdapat filter yang berfungsi untuk mengangkut dan menaburkan material sehingga gas panas dan material berkontaminasi secara merata sehingga efisiensi dapat tercapai. Terjadi pemisahan material kasar dan halus dalam separator.
5. HOMOGENISASI : HOMOGENISASI Proses Basah Slurry dicampur di mixing basin,kemudian slurry dilairkan ke tabung koreksi; proses pengoreksian. Proses Kering Terjadi di blending silo dengan sistem aliran corong.
6. Pembakaran/ Pembentukan Clinker : Pembakaran/ Pembentukan Clinker Terjadi di dalam kiln. Kiln adalah alat berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat semburan api. Kiln di design untuk memaksimalkan efisiensi dari perpindahan panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar.
PEMBENTUKAN CLINKER : PEMBENTUKAN CLINKER Proses yang terjadi di dalam kiln: Pengeringan Slurry Pemanasan Awal Kalsinasi Pemijaran Pendinginan Penyimpanan Klinker
PENGERINGAN SLURRY : PENGERINGAN SLURRY Terjadi pada daerah 1/3 panjang kiln dari inlet pada temperatur 100-500â-¦C sehingga terjadi pelepasan air bebasdan air terikat untuk mendapatkan padatan tanah kering.
Pemanasan Awal: Pemanasan Awal Terjadi pada daerah 1/3 setelah panjang kiln dari inlet. Selama pemanasan tidak terjadi perubahan berat dari material tetapi hanya peningkatan suhu yaitu sekitar 600°C dengan menggunakan preheater.
KALSINASI : KALSINASI Penguraian kalsium karbonat menjadi senyawa-senyawa penyusunnya pada suhu 600 0 C. CaCO3 â†' CaO + CO2 MgCO3 â†' MgO + CO2
PEMIJARAN : PEMIJARAN Reaksi antara oksida-oksida yang terdapat dalam material yang membentuk senyawa hidrolisis yaitu C4AF, C3A, C2S pada suhu 1450° C membentuk Clinker. PENDINGINAN : PENDINGINAN Terjadi pendinginan Clinker secara mendadak dengan aliran udara sehingga Clinker berukuran 1150-1250 gr/liter. Clinker yang keluar dari Cooler bersuhu 150-250°


C. TRANSPORTASI & PENYIMPANAN CLINKER : TRANSPORTASI & PENYIMPANAN CLINKER Klinker kasar akan jatuh kedalam penggilingan untuk dihaluskan. Kemudian dengan drag chain, klinker yang telah dihaluskan diangkut menuju silo klinker atau langsung ke proses cement mill untuk diproses lebih lanjut menjadi semen.

CEMENT MILL : CEMENT MILL Merupakan proses penggilingan akhir dimana terjadi pebghalusan clinker-clinker bersama 5 % gipsum alami atau sintetik. Secara umum, dibagi menjadi 3 proses: Penggilingan clinker Pencampuran Pendinginan

KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES BASAH : KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES BASAH KEUNTUNGAN Kadar alkalisis,klorida,dan sulfat tidak menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran material masuk kiln. Deposit yang tidak homogen tidak berpengaruh karena mudah untuk mencampur dan mengoreksinya. Pencampuran dan koreksi slurry lebih mudah karena berupa larutan. Fluktuasi kadar air tidak berpengaruh pada proses. KERUGIAN Proses basah baik digunakan hanya bila kadar air bahan bakunya cukup tinggi Pada waktu pembakaran memerlukan banyak panas, sehingga konsumsi bahan bakar lebih banyak Kiln yang dipakai lebih panjang karena proses pengeringan yang terjadi dalam kiln menggunakan 22 % panjang kiln.

KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES KERING : KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES KERING KEUNTUNGAN
Kiln yang digunakan relatif pendek Kebutuhan panas lebih rendah
KERUGIAN Rata-rata kapasitas kiln lebih besar Fluktuasi kadar air menganggu operasi, karena materail lengket di inlet kiln Terjadipenebalan/penyempitan pada saluran pipa kiln.
Polution Controlling Device : Polution Controlling Device Polusi yang dihasilkan berupa polusi udara dalam bentuk: debu sisa pembakaran tidak sempurna (CO) Pemisahan Debu Filtrasi (Fabric Filter) Electrostatic (Precipitator) CO Penggunaan Catalytic converter (Mengoksidasi CO menjadi CO2)
Hasil Akhir : Hasil Akhir Semen PPC semen campuran yang menggunakan pozzolan sebagai bahan tambahan pada campuran terak dan gips dalam proses penggilingan akhir. Sesuai untuk pengecoran beton massa, dam, irigasi, bangunan tepi laut atau rawa, yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang.
Jenis-Jenis Semen : Jenis-Jenis Semen Sement Portland T
a. Sement Portland Type I (Ordinary Portland Cement) dipakai untuk keperluan konstruksi bangunan biasa yang tidak memerlukan persyaratan khusus, seperti bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung sekolah dan perkantoran, bangunan pabrik, gedung bertingkat, dll.
b. Semen Portland Type II (Moderate Heat Semen) Dipakai untuk keperluan beton yang memerlukan ketahanan sulfat atau panas hidrasi sedang. Biasanya semen ini digunakan untuk bangunan pinggir laut (pelabuhan), aliran irigasi, landasan jembatan, bangunan di bekas tanah rawa, beton massa untuk dam-dam.
c. Semen Portland Type III ( High Early Strength Cement) Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi. Biasanya digunakan untuk daerah yang bersuhu dingin, bangunan bertingkat, dan bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap sulfat.
d. Semen Portland Type IV (Low Heat Cement) penggunaanya memerlukan panas hidrasi rendah karena mengandung C4AF dan C2S lebih banyak. Pengerasan dan perkembangan kekuatanya lambat. Digunakan untuk bangunan di daerah panas, pembuatan beton atau konstruksi berdimensi tebal.
e. Semen Portland Type V (Sulfate Resistance Cement) semen portland dengan daya tahan sulfat yang tinggi termasuk tahan terhadap larutan garam sulfat dalam air. Digunakan untuk bangunan yang berhubungan dengan air laut, air buangan industri, bangunan yang pengaruh gas atau uap kimia yang agresif dan bangunan yang selalu berhubungan dengan air panas.
2. Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR : Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR Digunakan untuk pembuatan lapisan sumur minyak yang dalam dan untuk menyumbat sumur setelah dibor.
Class A, digunakan untuk kedalaman 1830 m.
Class B, digunakan untuk kedalaman 1830 m, dengan ketahanan terhadap sulfat tingkat menengah dan tinggi.
c. Class C, untuk kedalaman 1830 m, dengan ketahanan awal yang tinggi dan ketahanan sulfat tingkat menengah dan tinggi.
d. Class D , untuk kedalaman 2440 m, sering disebut juga dengan basic OWC karena adanya penembahan aditif sehingga dapat digunakan untuk berbagai kedalaman.
3. Sement Portland Campur (Mixed Cement) : Sement Portland Campur (Mixed Cement) disebut juga Super Masonry Cement. Digunakan untuk konstruksi ringan, sedang, untuk plesteran, pemasangan bata dan bahan bangunan.
4. Masonry Cement Type M,S,N : Masonry Cement Type M,S,N Semen ini digunakan untuk plesteran, pemasangan bata, dan keramik
5. Semen Putih : Semen Putih Semen Putih dapat digunakan untuk plamir tembok, pembutan tekel / traso, pemasangan keramik, tegel dan marmer. Semen jenis ini mudah diberi warna sesuai keinginan.

SEMEN PORTLAND
Semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan.
Semen portland digunakan sebagai bahan pengikat.
Pasta semen : Campuran semen dan air
Mortar semen : Campuran semen, air, dan pasir
Beton : Campuran semen, air, pasir, dan kerikil
Bahan tambah lain : Kalsium Klorida untuk menjadikan semen cepat mengeras.

o SUSUNAN KIMIA
Bahan utama : Kapur, Silika, Alumina, Oksida besi

Unsur yang paling penting :
- Trikalsium silikat (C3S) 3CaO.SiO2
- Dikalsium silikat (C2S) 2CaO.SiO2
- Trikalsium aluminat (C3A) 3CaO.Al2O3
- Tetrakalsium aluminoferit (C4AF) 4CaO.Al2O3.Fe2O3

C3S dan C2S : 70 - 80% dari semen, dominan terhadap sifat semen
C3S bereaksi cepat dengan air, pengaruh pada pengerasan semen sebelum 14 hari
C2S bereaksi lebih lambat, pengaruh pada pengerasan semen setelah 7 hari, juga membuat semen tahan bahan kimia
o HIDRASI SEMEN
Bila bersentuhan dengan air, proses hidrasi berlangsung. Prosesnya sangat kompleks, untuk unsur utama :
2 C3S + 6 H2O ------------- (C3S2H3) + 3 Ca(OH)2
2 C2S + 4 H2O ------------- (C3S2H3) + Ca(OH)2
Hasil utama (C3S2H3) berupa gel : tobermorite

Proses hidrasi sangat lamban
Panas keluar selama proses hidrasi.

o PANAS HIDRASI
Hidrasi semen bersifat eksotermis.
Panas yang dikeluarkan kira-kira 110 kalori/gram.
Jika massa beton besar, kenaikan temperatur sangat besar
(bagian luar beton massa kehilangan panas, perbedaan temperatur tajam, dan selanjutnya terjadi retakan).
Panas hidrasi naik sesuai dengan ketinggian temperatur saat hidrasi (variasi antara 37 kal/gram pada 50C - 80 kal/gram pada 400C)

Kira-kira 60% panas dibebaskan pada 1 - 3 hari pertama
Kira-kira 80% panas dibebaskan sampai hari ke-7
Kira-kira 90 - 95% panas dibebaskan dalam jangka 6 bulan

o KEKUATAN PASTA SEMEN - FAKTOR AIR SEMEN
Kekuatan semen tergantung pada jumlah air waktu proses hidrasi

Pada dasarnya jumlah air yang diperlukan 25% berat semen

Penambahan air mengurangi kekuatan semen
Namun kelebihan air dari yang diperlukan hanya untuk proses hidrasi pada umumnya diperlukan untuk meningkatkan workability (agar adukan beton mudah dicampur, mudah diangkut, dan dapat dicetak tanpa menimbulkan banyak rongga).
o KEHALUSAN BUTIR
Menentukan kecepatan proses hidrasi.
Semakin halus- semakin luas permukaan kontak-semakin cepat proses hidrasi (semakin banyak pula air yang diperlukan)
Semen berbutir halus meningkatkan kohesi pada beton segar mengurangi resiko bleeding
Semen berbutir halus menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak - meningkatkan resiko retak susut.

o WAKTU IKATAN
Waktu yang dibutuhkan oleh pasta semen agar cukup kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu dari pencampuran semen dan air sampai saat kehilangan plasticity disebut waktu ikatan awal, dan waktu sampai pastanya menjadi massa yang keras disebut waktu ikat akhir.
o KESEGARAN SEMEN
Diukur dengan menghitung kehilangan berat jika semen dibakar sampai sekitar 900 - 10000C selama 15 menit. Kehilangan berat ini terjadi karena adanya kelembaban dan adanya karbondioksida dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap.
Semakin sedikit kehilangan berat - semakin sedikit unsur pengisi (semakin baik semennya)
Maksimum yang diijinkan : 3%

o SISA YANG TAK LARUT
Sisa bahan yang tidak habis aktif bereaksi : bahan tidak aktif
Semakin sedikit sisanya, semakin baik semennya
Nilai maksimum yang diijinkan : 1,5%
Pemeriksaan dilakukan dengan bantuan HCl pekat dan kertas filter
Penyimpanan semen Portland
Butir-butir semen yang berhubungan dengan udara akan menyerap air dengan perlahan-lahan, dan proses ini menyebabkan kerusakan
Penyerapan 1 - 2% air akan memperlambat proses perkerasan semen dan mengurangi kekuatan

Menurut Prof. Kleinlogel, kekuatan semen akan menurun karena penyimpanan :
Lama penyimpanan 3 bulan, persentase kekuatan berkurang 20%
Lama penyimpanan 6 bulan, persentase kekuatan berkurang 30%
Lama penyimpanan 1 tahun, persentase kekuatan berkurang 40%
Lama penyimpanan 2 tahun, persentase kekuatan berkurang 54%






BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :
Semen merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk merekat, melapis, membuat beton, dll. Semen yang terbaik saat ini adalah semen Portland yang ditemukan tahun 1824 oleh Joseph Aspdin
Bahan Baku Pembuatan Semen : Bahan Baku Pembuatan Semen
Batu kapur : Batu kapur Batu kapur merupakan Komponen yang banyak mengandung CaCO3 dengan sedikit tanah lia, Magnesium Karbonat, Alumina Silikat dan senyawa oksida lainnya. Senyawa besi dan organik menyebabkan batu kapur berwarna abu-abu hingga kuning
Tanah Liat : Tanah Liat Komponen utama pembentuk tanah liat adalah senyawa Alumina Silikat Hidrat Klasifikasi Senyawa alumina silikat berdasarkan kelompok mineral yang dikandungnya : Kelompok Montmorilonite Meliputi : Monmorilosite, beidelite, saponite, dan nitronite Kelompok Kaolin Meliputi : kaolinite, dicnite, nacrite, dan halaysite Kelompok tanah liat beralkali Meliputi : tanah liat mika (ilite) Pasir Besi dan Pasir Silikat : Pasir Besi dan Pasir Silikat Bahan ini merupakan Bahan koreksi pada campuran tepung baku (Raw Mix) Digunakan sebagai pelengkap komponen kimia esensial yang diperlukan untuk pembuatan semen Pasir Silika digunakan untuk meneikkan kandungan SiO2 Pasir Besi digunakan untuk menaikkan kandungan Fe2O3 dalam Raw Mix
Gypsum ( CaSO4. 2 H2O ) : Gypsum ( CaSO4. 2 H2O ) Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses pengerasan dari semen Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder.
Proses pembuatan semen
KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES BASAH: KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES BASAH KEUNTUNGAN Kadar alkalisis,klorida,dan sulfat tidak menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran material masuk kiln. Deposit yang tidak homogen tidak berpengaruh karena mudah untuk mencampur dan mengoreksinya. Pencampuran dan koreksi slurry lebih mudah karena berupa larutan. Fluktuasi kadar air tidak berpengaruh pada proses. KERUGIAN Proses basah baik digunakan hanya bila kadar air bahan bakunya cukup tinggi Pada waktu pembakaran memerlukan banyak panas, sehingga konsumsi bahan bakar lebih banyak Kiln yang dipakai lebih panjang karena proses pengeringan yang terjadi dalam kiln menggunakan 22 % panjang kiln.
KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES KERING : KEUNTUNGAN & KERUGIAN PROSES KERING KEUNTUNGAN Kiln yang digunakan relatif pendek Kebutuhan panas lebih rendah KERUGIAN Rata-rata kapasitas kiln lebih besar Fluktuasi kadar air menganggu operasi, karena materail lengket di inlet kiln Terjadipenebalan/penyempitan pada saluran pipa kiln
Jenis-Jenis Semen : Jenis-Jenis Semen Sement Portland
a. Sement Portland Type I (Ordinary Portland Cement) dipakai untuk keperluan konstruksi bangunan biasa yang tidak memerlukan persyaratan khusus, seperti bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung sekolah dan perkantoran, bangunan pabrik, gedung bertingkat, dll.
b. Semen Portland Type II (Moderate Heat Semen) Dipakai untuk keperluan beton yang memerlukan ketahanan sulfat atau panas hidrasi sedang. Biasanya semen ini digunakan untuk bangunan pinggir laut (pelabuhan), aliran irigasi, landasan jembatan, bangunan di bekas tanah rawa, beton massa untuk dam-dam.
c. Semen Portland Type III ( High Early Strength Cement) Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi. Biasanya digunakan untuk daerah yang bersuhu dingin, bangunan bertingkat, dan bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap sulfat.
d. Semen Portland Type IV (Low Heat Cement) penggunaanya memerlukan panas hidrasi rendah karena mengandung C4AF dan C2S lebih banyak. Pengerasan dan perkembangan kekuatanya lambat. Digunakan untuk bangunan di daerah panas, pembuatan beton atau konstruksi berdimensi tebal.
e. Semen Portland Type V (Sulfate Resistance Cement) semen portland dengan daya tahan sulfat yang tinggi termasuk tahan terhadap larutan garam sulfat dalam air. Digunakan untuk bangunan yang berhubungan dengan air laut, air buangan industri, bangunan yang pengaruh gas atau uap kimia yang agresif dan bangunan yang selalu berhubungan dengan air panas.

Jenis-jenis semen menurut BPS adalah :
- semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.
- semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
- oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas pantai.
- mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk


























DAFTAR PUSTAKA

No comments:

Post a Comment