Sunday, December 27, 2009

Renungan...

Umar Sahid December 26 at 9:52am Reply
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu’alaikumwarahmatullaahiwabarakaatuhu

Saudara-saudaraku rahimakumullahulakum.

Allah Subhanahu Wata’ala Berfirman dalam kitabnya yang
mulia : “ Wahai orang-orang beriman, jauhilah oleh kamu berburuksangka, karena buruksangka itu adalah suatu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan atau aib seseorang, dan janganlah kamu bergunjing sesama kamu, apakah kamu menyukai memakan bangkai daging saudaramu yang sudah (mati, atau busuk),
sedangkan kamu membencinya……”

Dalam satu ayat diatas ada tiga hal yang harus kita
hindari: Pertama berburuksangka, kedua mencari-cari aib atau kesalahan orang lain, ketiga bergunjing.

Bagaimana dengan berburuksangka dan bagaimana
menghindarinya?

Pertama, lebih baik sibukkan cacat diri sendiri ketimbang cacat orang lain
Kedua, utamakan berbaik sangka lebih mendominasi pada pikiran kita apabila kita melihat suatu hal yang bisa jadi kita belum mengetahuinya, atau kita tidak menyukainya..
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa untuk menghindari buruksangka, maka berikan obsesi puluhan…oh..mungkin ia begini,..oh..mungkin ia begitu..oh..mungkin…dst..

Seorang ulama, maaf saya lupa namanya, namun ia ulama salaf mengatakan : “Berbaiksangka itu akan menenangkan jiwa dan hati kamu, menghindari sakit hati, walaupun dalam sangka baik itu tidak benar adanya, namun kebaikan tetap pada dirimu, sementara buruksangka itu
akan menghitampekatkan hati kamu, membuat jiwamu risih, sibuk urusan orang lain, sementara dirimu terlupakan, walaupun buruksangka yang kamu lakukan itu benar adanya, namun tetap itu tak akan pernah
menguntungkan dirimu”

Bagaimana dengan mencari-cari kesalahan dan aib orang
lain?

Ingatlah sebuah peringatan “ Intropeksi diri kamu sebelum kamu mengintropeksi orang lain”. Dalam sebuah hadist shahih Rasulullah bersabda : “ Barangsiapa yang menutupi aib seseorang, kelak diakhirat Allah akan menutupi aibnya”.membuka aib seseorang dengan tujuan
menjadikan suatu pelajaran untuk yang lainnya dibolehkan dalam Islam.

Namun untuk menjatuhkannya, menghalangi, menggeserkan, melengserkan, serta tujuan jelek dunia lainnya, apalagi landasannya bukan keikhlasan, tetapi rasa lebih tinggi,lebih berjasa, lebih berjabat, lebih berkuasa, lebih memiliki, lebih tua, lebih berilmu dan
lebih segala-galanya, dilarang dalam Islam.

lihatlah firman Allah tentang celakanya Abu Lahab dan istrinya yang suka merusak dakwah Rasulullah dengan menghalangi beliau berdakwah berbagai cara, hanya dikarenakan tidak suka Islam maju, merasa
disaingi oleh saudara sendiri, dan merasa dialah yang lebih berhak memiliki, berjasa dan berkuasa, dan zaman semacam Abu Lahab dan istrinya ini akan terus ada sampai kapanpun dan oleh siapapun hanya caranya saja yang berbeda..

Namun dengan sengaja membuka-buka aib seseorang, suami/istri sangat-sangat dibenci dalam Islam, kecuali seorang suami/istri meminta fatwa(jalan keluar dalam problema RT), karena pernah terjadi beberapa
orang perempuan mengadu pada Siti Aisyah dan menceritakan kekurangan atau aib suaminya masing-masing, tujuannya adalah bagaimana penyelesaiannya, atau tujuan baik tertentu, bukan
suatu bentuk kekesalan, atau kebencian saja, karena Rasulullah bersabda “ sejelek-jelek manusia adalah mereka yang membeberkan aib pasangannya”(silahkan dibuka shahih Bukhari Muslim kisah dan hadist ini,
sangat panjang lafaznya)..

Bagaimana dengan bergunjing?

Apa itu gunjing? Rasulullah bertanya pada para sahabatnya : “ Tahukah kamu apa itu ghibah? “, sahabat menjawab “ Allah dan RasulNya lebih
mengetahui”.Kemudian ulas Rasulullah lagi “ Engkau menyebutkan tentang saudaramu pada oang lain, atau sesame kamu (dibelakangnya), apa-apa yang tidak ia sukai mendengarnya”. Ditanya lagi : “ Ya Rasulullah, bagaimana apabila yang disebutkan itu benar adanya?”
apabila benar adanya pada dirinya maka kamu telah bergunjing, dan jika tidak benar, kamu telah menuduhnya yang bukan-bukan”

Itulah bahaya dari penyakit ketiga diatas, asal muasalnya bisa dari buruksangka saja, akhirnya dicari-cari kesalahan, kemudian digunjingkan, maka berlipat-lipatlah dosanya, menjadi kelipatan entah
keberapa.

Dalam hal bergunjing ini ada beberapa yang dibolehkan dalam Islam, pertama bertujuan untuk mencheck recheck, kita bertanya dibelakangnya, atau tujuan baik lainnya, serta dibolehkan bergunjing apabila memang orang yang sudah terkenal kejahatannya, atau kejelekannya. (untuk penjelasan lengkap mengenai hal ini bisa dibaca dibuku tafsir-tafsir surah Al Hujuraat)

Demikian semoga bermanfaat buat kita bersama-sama dan mari bulatkan tekad menghindari penyakit-penyakit hati ini, karena sama sekali tidak menguntungkan diri kita sendiri, bahkan sangat-sangat merugikan kita, jangan sampai kita tertanam oleh lobang yang kita gali sendiri, cepatlah menyadari kesalahan dan bertaubat sebelum terlambat, dan untuk dosa sesama manusia harus lah menyelesaikannya dengan manusia itu sendiri dengan meminta maaf kepadanya, ketimbang kelak diakhirat kita
dituntut pertanggungjawaban akan hal ini. Seharusnya masuk surga ngak jadi, terhalang karena banyak hutang pada orang lain. Hutang duit, hutang dosa , hutang kejahatan yang kita lakukan sadar ataupun tidak
sadar, sengaja ataupun tidak sengaja, terang-terangan dan tersembunyi, dan hutang lainnya.

Naudzubillahimindzalik.

Mohon MAaf LAhir dan BAthin
WAssalamu'alaikum

No comments:

Post a Comment