umar Sahid November 16 at 9:39am Reply
Ketika Cinta mulai memudar dan menipis
BIsmillaahirrahmaanirraahiim....
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Hidup ini memang terkadang serasa sangat
indahnya,terkadang begitu pahit dan
sempitnya.Terkadang kita merasa sudah tidak sesuai
lagi dengan pasangan kita.Apalagi jika kita mulai
membanding-bandingkan ia dengan lelaki lain/ perempuan
,atau suami/ istri lain,maka semua kelebihan /
kebaikan suami /istri sirna oleh kelebihan
lelaki/perempuan lain itu.
Semua ini akan menimbulkan suatu sikap ketidak puasan
jiwa yang diselimuti kalut dan awan yang
tebal.Kebaikan pasangan langsung lenyap disaat kita
mencari sesuatu yang tidak ada pada dirinya.
Misalnya saja,di kala pasangan orang lain,membelikan
suami/ istrinya hadiah kalung,atau sesuatu yang
berharga di hari Ultahnya,kita langsung berucap : "
Koq suamiku / istriku ngak pernah melakukan hal
semacam itu yah..jangankan hadiah Ultahku,bajupun
jarang aku dibelikannya ".Padahal,setiap ada saja
kelebihan duit dari gajinya dan duit tambahan
darinya,selalu saja ada yang kita minta untuk
dibelikannya.
Atau di kala kita melihat suami orang lain yang sibuk
membantu istrinya di dapur, kita langsung berucap : "
Boro-boro suamiku ikut di dapur, mengambil nasi saja
minta diambilkan olehku ".Padahal,di saat kita repot
mendandani diri untuk keluar rumah,suami sibuk
menyetrika bajunya sendiri,plus baju yang mau kita
pakai.
Begitulah seterusnya.masing-masing kita seringnya
melihat kejelekan pasangan kita,tanpa memperhatikan
kelebihan / kebaikan-kebaikan yang ada padanya,namun
sebaliknya selalu melihat kelebihan yang ada pada
kita,tanpa memperhatikan dan mengintropeksi kejelekan
yang ada pada diri kita.
Mungkin ada baiknya kita merenungi kisah yang ada di
bawah ini :
" Suami saya adalah seorang insinyur,saya mencintai
sifatnya yang alami,dan saya menyukai perasaan yang
hangat muncul ketika saya bersender dibahunya yang
bidang.Tiga tahun dalam masa perkenalan,dan dua tahun
masa pernikahan,harus saya akui saya mulai merasa
lelah dengan semua itu.
Alasan saya mencintainya kala itu,telah berubah
menjadi suatu yang melelahkan.Saya seorang wanita yang
sentimentil,dan benar-benar sensitive serta
berperasaan halus.Saya merindukan saat-saat
romantis,seperti seorang anak kecil yang merindukan
permen.
Dan suami saya bertolak belakang dari saya,rasa
sensitifnya kurang,dan ketidak mampuannya untuk
menciptakan rasa keromantisan dalam pernikahan kami
telah mematahkan harapan saya tentang cinta.
Sementara di sudut lain ada sang istri yang lelah
dengan kehidupan ekonomi yang morat marit dari sang
suami.Padahal dulu ketika ia akan menikah,ia sudah
tahu kondisi sosial ekonomi calon suami bagaimana.Tapi
kala itu cinta mengatakan siap menerima semua
itu.namun mengapa setelah mengharungi bahtera mahligai
RT , semua itu sirna,seakan-akan cinta itu tidak
berfungsi lagi,yang ada hanyalah kehidupan dan
kebutuhan materi ?
Suatu hari, akhirnya saya memutuskan untuk mengatakan
keputusan saya padanya .Saya menginginkan perceraian.
" Mengapa,..? " dia bertanya dengan terkejut " saya
lelah,terlalu banyak alas an yang ada di dunia ini
".Jawab saya.
Dengan sambil mendendangkan lagu yang bersyair,aku
bernyanyi didepannya.:
Kita telah bersama….sekian lama,..dalam cinta..kita..
Begitu jauh…kurengkuh hatimu…diseberang jalan itu…
Selayaknya,..kau coba..menyibakkan tirai kasih
kita…namun tiada jua…rasa saling ia…se…iya..sekata….
Lelah…lelah hati ini…menggapai hatimu,..tak jua
menyatu…
Lelah…lelah hati..ini…bagaimana kelak ku
akan…disisimu…
Dia terdiam dan termenung dengan bacaan yang sedang di
pegangnya.Sepanjang malam matanya ke bacaan,namun say
a yakin pikirannya entah kemana-mana. Kekecewaan saya
semakin bertambah-tambah di karenakan kecuekannya atas
keluhan saya.Seorang pria yang tidak bisa
mengekpresikan bagaimana perasaannya,apalagi yang saya
harapkan darinya ?
Dan akhirnya dia bertanya : " Apa yang dapat saya
lakukan untuk merubah pikiranmu ? "
" Seseorang berkata, merubah kepribadian orang
lain,sangatlah sulitnya,dan itu benar,saya kira,saya
sudah mulai kehilangan kepercayaan bahwa saya bisa
merubah pribadi dan kondisi ini ".
Saya menatapnya dalam..dalam.dan menjawab dengan pelan
: " Saya punya pertanyaan untukmu.Jika kamu dapat
menemukan jawabannya,mungkin saya akan mengubah
pikiran saya ".
Seandainya saya menyukai setangkai bunga yang ada di
tebing gunung yang tinggi itu,dan kita berdua
tahu,jika kamu memanjat tebing itu,kamu akan
mati.Apakah kamu melakukannya untuk saya ?
Dia berkata : " Saya akan menjawabnya besok "
Hati saya langsung gundah mendengar responnya.Keesokan
paginya,ia tidak ada di rumah,dan saya melihat
lembaran kertas yang ada coretan tangannya,di bawah
sebuah gelas yang berisi susu hangat,yang bertuliskan
:
" Sayang…saya tidak akan mengambilkan bunga ini
untukmu,tetapi izinkan saya untuk menjelaskannya ".
Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya.saya
mencoba kuat untuk melanjutkannya kembali….
" Kamu hanya bisa mengetik di computer,dan selalu
mengacaukan program di PC nya,dan akhirnya menangis di
depan monitor.lalu saya harus memberikan jari-jari
saya untuk memperbaiki programnya."
Kamu suka lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar
rumah,dan saya harus memberikan kaki saya,supaya bisa
masuk mendobrak rumah,membukakakan pintu untukmu ".
Kamu selalu pegal-pegal ketika kamu keletihan,saya
harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki dan
tanganmu yang pegal itu.
Kamu senang diam di rumah,dan saya khawatir kamu
menjadi orang yang " Aneh ", lalu saya harus
memberikan mulut ini untuk menceritakan cerita2
lelucon,agar menyembuhkan kebosananmu.
Kamu selalu marah-marah , bila sudah kecapean atas
pekerjaan rumah,lantas kuambil sapu , kusetrika bajuku
sendiri dan bajumu,agar hilang kepenatan dirimu
itu.Dan tak jarang kuajak anak-anak kita bermain,agar
dirimu tenang dalam rumah.
Kamu juga sering cemberut,karena perasaan cemburumu
yang ada dalam hatimu.Syak wasangka itu terpaksa
kuhilangkan dengan tak banyak menatap,dan bergaul
dengan wanita di kantorku,ataupun wanita jalanan.
Kamu selalu menatap computer,dan itu tidak baik untuk
kesehatan matamu.Saya harus menjaga mata saya sehingga
nantik ketika kita tua,saya masih dapat menolong
mengguntingkan kukumu,dan mencabuti ubanmu.
Saya akan memegang tanganmu menelusuri
pantai,menikmati sinar matahari dan pasir yang
indah.menceritakan warna-warna bunga padamu yang
bersinar seperti wajah cantikmu……
" Juga sayangku,..saya begitu yakin banyak orang yang
mencintaimu lebih dari cara saya mencintaimu.Tapi saya
tidak akan mengambil bunga itu lalu mati…."
Air mata saya jatuh keatas tulisannya,dan membuat
tintanya menjadi kabur dan saya kembali membacanya….
" Dan sekarang sayangku,kamu telah selesai membaca
jawaban saya.Jika kamu puas dengan semua jawaban
ini,tolong bukakan pintu rumah kita,saya sekarang
sedang berdiri disana,dengan susu segar dan roti
kesukaanmu….".
Saya segera membuka pintu,dan melihat wajahnya yang
dulu saya cintai.Dia begitu penasaran sambil tangannya
memegang susu dan roti.saya tidak kuat lagi dan
langsung memeluknya dan merebahkan badan di bahunya
yang bidang sambil menangis….aku katakan padanya,: "
Sayang…maafkan aku…aku begitu sangat mencintaimu…".
Demikianlah renungan sejenak,semoga kita selalu tabah
dan sabar menghadapi pasangan kita. Menjadilah kita
orang yang selalu menerima apa adanya.Kelebihan dan
kekurangan pasangan kita.Jangan biasakan diri lebih
banyak menuntut ketimbang memberi.Ingatlah dalam hal
apa sajapun : " Tangan diatas lebih baik daripada
tangan yang di bawah,….memberi lebih banyak lebih baik
ketimbang menerima,..kebahagiaan akan kita capai
kelaknya Dunia dan akhirat…".
Mari sama-sama kita hilangkan sikap egois terhadap
pasangan kita.Bagaimanapun semua kita butuh di
cintai,di sayangi,di perhatikan di mengerti ,di
hormati ,dimanjakan dan di hargai.
Berterusteranglah, bersikap jujurlah,dan tepati
janji-janji kita dahulunya,karena janji itu akan di
pertanggung jawabkan kelak, dan ikhlaslah dalam
berbuat dan berbicara.
WAssalamu'alaikum .......
No comments:
Post a Comment