Sunday, February 7, 2010

ILMU HIKMAH bag 2

Beliau mewanti-wanti agar berhati-hati mengamaklkan ilmu hikmah, terutama yang berupa wifiq, isim, dan azimat. "Sebab, wifiq paling sering mengakibatkan perpindahan keyakinan, dari Allah SWT kepada wifiq." katanya.

Kontroversi seputar kemusyrikan dalam pemakaian wifiq atau azimat memang pernah ada di masa Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist riwayat Abdullah bin Mas'ud dikisahkan, Rasulullah SAW pernah mengisyaratkan perihal azimat dan hukumnya. Sabda Nabi: "Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat, dan guna-guna adalah syirik." (HR. Imam Ahmad).

Lantas bagaimana jika azimat itu berasal dari Al-Qur'an atau Asma' Allah? Tentang hal ini ada perbedaan pandangan diantara para ulama salaf. Sebagian ulama mengatakan boleh, sebagian lagi melarang. Yang membolehkan berpegang pada pemaknaan hadist tentang keharaman jimat yang mengandung kesyirikan. (yang tidak mengandung kesyirikan berarti boleh). Mereka adalah Abdullah bin Amr bin Ash, dan Aisyah Ummul Mukminin. Namun, periwayatan hadist ini lemah. Imam Muhammad Al-Baqir dan Ahmad bin Hambal juga membolehkannya.

Sementara yang melarang antara lain, Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Hudzaifah, Uqbah bin Amir, dan Ibnu Akim. Mereka berdalil pada hadist riwayat Ibnu Mas'ud yang mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat, dan guna-guna termasuk syirik." (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).

Masalah terbesar bagi pengguna azimat memang pada pelatihan hati, jangan sampai muncul keyakinan bahwa yang mengakibatkan munculnya keajaiban adalah azimat tesebut. Sebab, azimat hanyalah refleksi kebesaran Allah SWT. Gara-gara sering terjadi kesalahan (dan kemusyrikan) pada pengguna azimat itulah, belakangan sebagian ulama melarangnya.

Walhasil, pendalaman aqidah memang masih diperlukan, terutama mengingat kondisi mental kaum muslimin dewasa ini, agar Islam tidak dipahami sebatas pengakuan. Idealnya, aqidah Islam harus ditingkatkan dengan pemahaman, keyakinan, pengalaman, dan pengamalan. Dan yang terpenting ummat harus tahu, kepada siapa mestinya mereka belajar ilmu hikmah.

No comments:

Post a Comment