Assalamualaikumwarahmatullaahiwabarakaatuhu
Gara-gara pembicaraan badai Rita dan Katrina kenapa dinisbahkan kepada perempuan semuanya, tidak pada lelaki.
Saya jadi teringat sebuah hadits Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berbunyi artinya begini: Aku melihat-lihat didalam neraka, maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah perempuan, dan aku
melihat didalam surga, maka aku lihat kebanyakan penduduk surga adalah fuqara".(H.R Bukhari dan Muslim)
Kemudian saya perhatikan didalam AlQuran hampir atau kebanyakan dari pembicaraan mengenai hari kiamat selalu dengan dinisbahkan ke muanntas(perempuan). Contoh : "Alqaari'ah", "Al Haaqqah" "
"idzaawaqa'atilwaaqi'ah" " Idzaadzulzilatilardhu zilzaalaHaa, Hal ataaka haditssuulghaasiyah' dst...
Didunia juga pembicaraan tentang perempuan nggak pernah habis-habisnya. Di dunia perfileman periklanan, banyakan juga perempuan.Suatu yang unik,klasik,modern bercampur baur didalamnya
Dalam AlQuran juga ada surah Annisa.Nggak ada surah arrijaal.
menggambarkan surga saja Allah menyebutkan disana ada bidadari,bukan bidadara.
Ada apa sih dengan perempuan ini?
Yang pastinya dari perut atau rahim perempuanlah terlahir orang-orang baik,orang-orang jahat, para nabi, rasul, juga fir'aun dan keturunannya.
Kenapa sih perempuan banyak dineraka?
Jawabannya: Karena sudah rahasia umum, jumlah perempuan memang lebih banyak ketimbang jumlah lelaki, jadi wajar saja di neraka paling banyak perempuannya.
Juga dalam sebuah hadits disebutkan, karena perempuan banyak yang suka membangkang pada suaminya. lantas bagaimana dengan suami yang tidak baik pada istrinya. Juga ada balasannya. Bukankah Allah memerintahkan suami untuk mempergauli istrinya dengan baik: "
Wa'aasyiruuHunnabilma'ruuf", kalau ngak mempergauli istri dengan baik berarti tidak mentaati perintah Allah, kalau tidak mentaati perintah Allah, tahu sendiri bagaimana nasib para suami itukan?
Dalam bahasa Arab apa sih gempa bumi itu? Jawabannya :
" Alziljaal "
Kalau badai apa?
Jawabannya : " Al 'I'shaar"
Kalau Tsunami apa?
Jawabannya : "Almaddu albahru 'al'aatiyah".
Ayo,dari tiga yang diatas bencana bumi dalam bahasa Arabnya..mana banyakan penisbahannya keperempuan atau ke lelaki? Bisa dijawab dengan sendirinya.
Mohon Maaf lahir dan batin
SEmoga menjadi perenungan untuk kita bersama
Wallohu ya'lamu wa antum laa ta'lamun
Wassalam
Mari kita bangun negeri kita, jayalah indonesia, jayalah Insinyur Insinyur Indonesia. Mari kita turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Wednesday, October 21, 2009
BAHAYA LIDAH
Assalamu’alaykumwarahmatullahiwabarakaatuh.
Bahaya Lidah.
Kata orang “Mulutmu Harimaumu, yang akan menerkammu”.
Rasulullah Shallallahu’alaihiwsallam bersabda:” Yang
dikatakan muslim itu adalah manusia selamat dari
bahaya lidah dan tangannya”.
Imam Ali Radhiallhu’anhu berkata:”Hati yang jahat
terletak pada mulutnya, dan mulut yang baik, terletak
pada hatinya”.
Terkadang kita sebagai manusia yang penuh dengan
segala kekurangan dan kelebihan, akan selalu dihadapi
dengan segala macam problematika kehidupan.Terkadang
kita menghadapi berbagai benturan yang sama sekali
kehadirannya tidak diundang dan tidak terbersit dalam
pikiran kita, dimana segala yang terjadi diluar
prediksi kita sebelumnya.
Disaat kita sedang menyupir mobil kita , tiba-tiba
ditengah jalan ada saja mobil yang menyecocos, hal ini
akan menimbulkan rasa sakit dihati kita, maka
seringnya terjadi keluar kata-kata yang kurang enak
kedengaran sama sekali ditelinga siapa saja
mendengarnya, cacian makian akan keluar dari mulut
kita dari lidah kita yang katanya tidak bertulang itu.
Ketika seorang ibu, melihat kenakalan anak-anaknya,
tanpa disadari juga keluar kata-kata yang sama sekali
seharusnya hal itu tidak pantas dikeluarkan dari mulut
seorang ibu terhadap anaknya:” Anak sialan, anak
kurang ajar, anak tak tau diuntung, bodoh..dsbnya…”,
seorang ibu kurang menyadari akan sabda Rasulullah :”
Kullu kalam addu’a, setiap perkataan itu adalah
merupakan do’a”.(Astagfirullahaladziim, semoga kita
bertaubat bila hal ini terlanjur kita keluarkan
disaat-saat emosi kita datang).
Disaat seorang istri atau suami merasa disakiti
pasangannya, tanpa disadari akan keluar cacian makian,
baik kepada pasangannya, ataupun musuhnya, semua itu
keluar dengan perasaan emosi yang amat sangat, tanpa
kita bisa menyadari, dan berusaha mencoba melatih diri
kita untuk bisa menahan emosi, karena, Rasulullah
bersabda : “ Bukanlah dikatakan berani bagi mereka
yang dapat mengalahkan musuhnya, (yang bisa merasa
memang atas sebuah pertikaian, perkelahian),Yang
dikatakan berani itu adalah mereka yang bisa menahan
dirinya ketika dalam keadaan marah”.
Kita jarang, atau kurang atau bahkan sama sekali tidak
menyadari bahwa yang dikatakan sabar atas segala
musibah adalah mereka yang bisa bersabar disaat
menghadapi problema pertama sekali datang, bukan
setelah itu. Hal ini dapat kita lihat dari sebuah
hadits, dari cerita seorang ibu yang menghadapi
musibah akan kematian keluarganya, saat itu Rasulullah
memberikannya nasihat agar bersabar, apa kata
perempuan itu pada Rasulullah, :” Anda tidak tau
apa-apa”, setelah rasulullah menghilang,
diberitahukanlah kepada [perempuan itu bahwa yang
menegurnya tadi adalah Rasulullah, dan ia datang
kepada Rasulullah, apa jawab Rasulullah:”Sesungguhnya
dinamakan kesabaran itu adalah sabar ketika menghadapi
goncangan yang pertama sekali.”
Wassalamu’alaikum.
Hubbulwathanminaaliimaan”(Cinta tanah air sebagian dari Iman) .
Bahaya Lidah.
Kata orang “Mulutmu Harimaumu, yang akan menerkammu”.
Rasulullah Shallallahu’alaihiwsallam bersabda:” Yang
dikatakan muslim itu adalah manusia selamat dari
bahaya lidah dan tangannya”.
Imam Ali Radhiallhu’anhu berkata:”Hati yang jahat
terletak pada mulutnya, dan mulut yang baik, terletak
pada hatinya”.
Terkadang kita sebagai manusia yang penuh dengan
segala kekurangan dan kelebihan, akan selalu dihadapi
dengan segala macam problematika kehidupan.Terkadang
kita menghadapi berbagai benturan yang sama sekali
kehadirannya tidak diundang dan tidak terbersit dalam
pikiran kita, dimana segala yang terjadi diluar
prediksi kita sebelumnya.
Disaat kita sedang menyupir mobil kita , tiba-tiba
ditengah jalan ada saja mobil yang menyecocos, hal ini
akan menimbulkan rasa sakit dihati kita, maka
seringnya terjadi keluar kata-kata yang kurang enak
kedengaran sama sekali ditelinga siapa saja
mendengarnya, cacian makian akan keluar dari mulut
kita dari lidah kita yang katanya tidak bertulang itu.
Ketika seorang ibu, melihat kenakalan anak-anaknya,
tanpa disadari juga keluar kata-kata yang sama sekali
seharusnya hal itu tidak pantas dikeluarkan dari mulut
seorang ibu terhadap anaknya:” Anak sialan, anak
kurang ajar, anak tak tau diuntung, bodoh..dsbnya…”,
seorang ibu kurang menyadari akan sabda Rasulullah :”
Kullu kalam addu’a, setiap perkataan itu adalah
merupakan do’a”.(Astagfirullahaladziim, semoga kita
bertaubat bila hal ini terlanjur kita keluarkan
disaat-saat emosi kita datang).
Disaat seorang istri atau suami merasa disakiti
pasangannya, tanpa disadari akan keluar cacian makian,
baik kepada pasangannya, ataupun musuhnya, semua itu
keluar dengan perasaan emosi yang amat sangat, tanpa
kita bisa menyadari, dan berusaha mencoba melatih diri
kita untuk bisa menahan emosi, karena, Rasulullah
bersabda : “ Bukanlah dikatakan berani bagi mereka
yang dapat mengalahkan musuhnya, (yang bisa merasa
memang atas sebuah pertikaian, perkelahian),Yang
dikatakan berani itu adalah mereka yang bisa menahan
dirinya ketika dalam keadaan marah”.
Kita jarang, atau kurang atau bahkan sama sekali tidak
menyadari bahwa yang dikatakan sabar atas segala
musibah adalah mereka yang bisa bersabar disaat
menghadapi problema pertama sekali datang, bukan
setelah itu. Hal ini dapat kita lihat dari sebuah
hadits, dari cerita seorang ibu yang menghadapi
musibah akan kematian keluarganya, saat itu Rasulullah
memberikannya nasihat agar bersabar, apa kata
perempuan itu pada Rasulullah, :” Anda tidak tau
apa-apa”, setelah rasulullah menghilang,
diberitahukanlah kepada [perempuan itu bahwa yang
menegurnya tadi adalah Rasulullah, dan ia datang
kepada Rasulullah, apa jawab Rasulullah:”Sesungguhnya
dinamakan kesabaran itu adalah sabar ketika menghadapi
goncangan yang pertama sekali.”
Wassalamu’alaikum.
Hubbulwathanminaaliimaan”(Cinta tanah air sebagian dari Iman) .
Monday, October 12, 2009
masihkah cintamu seperti dahulu
Ketika gerimis
membasahi hatiku
Raut
wajahmu penuh dinding sanubariku
Kuhadirkan
sebuah Tanya untukmu
Masihkah
cintamu seperti dahulu.
Dalam diam
kupejamkan mata
Kutautkan
tangan dalam doa
Tuhanku…….
Semoga
cinta dan setia yang ada
Tak sia sia
dalam penantian
Panjang
ini……
membasahi hatiku
Raut
wajahmu penuh dinding sanubariku
Kuhadirkan
sebuah Tanya untukmu
Masihkah
cintamu seperti dahulu.
Dalam diam
kupejamkan mata
Kutautkan
tangan dalam doa
Tuhanku…….
Semoga
cinta dan setia yang ada
Tak sia sia
dalam penantian
Panjang
ini……
syair berdarah
ku datang dari kegelapan
Mencari sebuah titik cahaya
Yang akan berikan kedamaian
Yang akan berikan ketentraman.
Aku datang dari kegelapan
Mencari sebuah tempat
Yang dimana itu tak ada perang
Tak ada darah
Tak ada tangis
Tak ada jeritan.
Aku datang dari kegelapan
Mencari tempat
Tempat yang di dalamnya terdapat
Cinta, kasih sayang,
Yang tempat tersebut Berpenghuni
Manusia manusia pilihan Tuhan
Yang ditugaskan untuk
Menjadi khalifah di muka bumi…
Aku datang dari kegelapan
Mencari manusia manusia
Penhuni surga
Yang mereka itu saling menyayangi
Mencintai,
mengasihi
Sesama mereka
Aku datang dari kegelapan
Tuk berdoa kepada Sang Maha Kasih
Adakah tempat itu Tuhan
Adakah tempat itu di bumi
Karn aku sangat merindukan tempat seperti itu.
Dsn akhirnya aku kembali kegelapan
Karena di bumi ini tak kutemukan
Tempat yang ku impikan
Tempat yang ku cari.
By
Syair berdarah
Aku datang dari kegelapan
Mencari hati yang kosong
Hati yang dapat sku snggahi
Detik detk yang kulalui
terasa ta berarti
Detik detik yang kulalui
hanya tuk mencari
Cinta sejati
Kutakpernah berhenti
Kalau kuharus berjalan
Dari jiwa ke jiwa
Dari cinta ke cinta
Kumencoba terus terbang
Walaupun aku tahu
Sayap sayap ku patah
Aku lemah, aku lelah
Tapi para pecinta sejati
Tak pernah puts asa.
Monday, October 5, 2009
Al Qur'an dalam pandangan Ibnu Taimyah
Contoh dari dagelan yang dipamerkan Ibnu Taimiyah dalam manhaj tafsirnya dengan berdalih takwil ayat berdasarkan kesepakatan ulama tafsir dan para sahabat adalah ketika dia menafsirkan ayat Al-quran dengan dhohir ayat saja dan tanpa mentakwilkan makna bathin ayat tersebut. Sementara dakwaan dia bahwa tafsir ibnu taimiyah berdasarkan takwil dari sahabat dan ulama-ulama tafsir hanyalah kebohongan yang paling nyata dalam dagelan ini.
Al-quran Di Mata Ibnu Taimiyah
Dalam tulisan kali ini, kita akan mengungkap satu pandangan dari perintis dan pembesut mazhab takfiriyah ini mengenai Al-quran. Yakni pandangan Ibnu Taimiyah tentang tafsir Al-quran. Satu hal yang di yakini oleh para ulama Ahlu Sunnah dan para mufassir dan telah disepakati secara ijmak adalah bahwa Al-quran mengandung dua sisi makna yakni dhahir dan bathin, luar dan dalam. Persis ketika Allah swt isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]**. adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal."
Ket:
*[183] Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas Maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
**[184] termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya Hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
Namun Ibnu Taimiyah rupayanya sama sekali tidak memahami dan bahkan buta akan makna ayat Al-quran diatas, bahkan selain dia menafsirkan ayat-ayat Al-quran secara tekstual dan dhohirnya saja tanpa melirik ke makna bathinnya, dia juga menafsirkan ayat-ayat Al-quran dengan menyandarkan pada sanad-sanad hadits yang dhoif dan yang tidak jelas perawinya.
Contoh paling nyata akan kebahlulan Ibnu Taimiyah adalah ketika dia menyakini bahwa semua ayat-ayat yang ada dalam Al-quran adalah Muhkamat dan tidak ada ayat dari ayat-ayat Al-quran yang Mutasyabihat. Contoh tentang keyakinan dia yang keblinger itu bisa kita baca pada Kitab Tafsir Ibnu Taimiyah yang dikenal dengan Tafsir Kabir. Disana dijelaskan bahwa ayat-ayat Al-quran semuanya adalah Muhkamat dan ayat mutasyabih itu tidak ada. Lihat Kitab Tafsir Kabir, Juz 1, Halaman 253.
Sementara ketika dia menyandarkan penafsiran ayat-ayat Al-quran yang sanad hadistnya adalah dhoif bisa kita lihat pada kitab Al-wafi bil Wafiat, Tafsir Qurtubi. Didalam dua kitab itu disebutkan bahwa Ibnu Taimiyah menyandarkan hadist dhoif yang sanadnya berasal dari seorang Israel ketika dia menafsirkan Ayat 189 sampai 190 Surat Al-a'raf 188, yang disana diceritakan bahwa sifat sifat jelek dan kejelekkan disandarkan kepada Nabi Adam as dan Siti Hawa. Lihat Kitab Al-wafi bil Wafiat, Sofadi, Juz 7, Halaman 20, atau Tafsir Qurtubi. Juz 7, Halaman 338. Tetapi dalam kitabnya yang berjudul Muqaddimah Kitabul Ushul At-tafsir pandangan dia tentang tafsir ayat diatas di taujih alias di cari dalil pembenarannya.
Contoh dari dagelan yang dipamerkan Ibnu Taimiyah dalam manhaj tafsirnya dengan berdalih takwil ayat berdasarkan kesepakatan ulama tafsir dan para sahabat adalah ketika dia menafsirkan ayat Al-quran dengan dhohir ayat saja dan tanpa mentakwilkan makna bathin ayat tersebut. Sementara dakwaan dia bahwa tafsir ibnu taimiyah berdasarkan takwil dari sahabat dan ulama-ulama tafsir hanyalah kebohongan yang paling nyata dalam dagelan ini.
Misalnya kalau kita baca baca Tafsir surat An-nur, Halaman 178dan 179. Disana dia katakan bahwa: "Saya menafsirkan ini berdasarkan Naql dari para sahabat, dan semua hadist serta ratusan tafsir mulai dari yang kecil sampai yang besar semuanya telah saya baca..." Sementara di alam realita mengatakan bahwa Ibnu Taimiyah sama sekali tidak memperhatikan apa yang telah dia katakan tersebut dan malah sangat bertentangan dengan kebanyak ulama-ulama Sunnah dan hadist yang diriwayatkan dari para sahabat. Misalnya kalau kita lihat pada tafsir surat Al-qalam ayat 42, dia menafsirkan ayat ini berdasarkan dhohir dan tidak mentakwilkannya, sementara kebanyakan ulama jumhur dari Ahlu Sunnah mentakwil tafsir ini. Allah swt berfirman dalam surat Al-qalam ayat 42: "Yauma Yuksafu an Saaqin....." Artinya: "Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; Maka mereka tidak kuasa". "Saaqin" disini mempunyai makna sesuatu yang dahsyat. Makanya dalam ibarat arab mengatakan: "Kasyful Harbi an Saaqiha", yang artinya peperangan yang dahsyat telah dimulai. Lihat tafsir Tabari, Jilid 5, juz 8, Halaman 201 dan 202.
Atau ketika dia menafsirkan surat Adz-dzariyaat ayat 47:"Wa As-samaa Banainaaha Biaidin". Yang artinya adalah: "Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa". Disana Ibnu Taimiyah juga menafsirkannya dengan dhohir ayat sementara ulama jumhur dari Ahlu Sunnah mentakwilkan tafsir ayat ini menjadi "Banainaaha Biquwwatin" yakni, "Kami bangun dengan kekuatan" sementara Biaidin ditafsirkan oleh ulama Ahlu Sunnah dengan kinayah atas kekuatan dan kekuasanNYa. Lihat Tafsir Tabari, Juz 27, Halaman 7.[]
Demikian sekelumit tentang Ibnu Taimiyah dalam metode penafsiran Al-quran yang hanya melihat bahwa ayat Al-quran hanya mempunyai sisi makna dhohir saja, sementara sisi makna bathin dia ingkarinya.
InsyaAllah akan kita sambung lagi.
Wassalam
sumber .. http://wahabisme.wordpress.com/2007/05/25/al-quran-di-mata-ibnu-taimiyah/#comments
Al-quran Di Mata Ibnu Taimiyah
Dalam tulisan kali ini, kita akan mengungkap satu pandangan dari perintis dan pembesut mazhab takfiriyah ini mengenai Al-quran. Yakni pandangan Ibnu Taimiyah tentang tafsir Al-quran. Satu hal yang di yakini oleh para ulama Ahlu Sunnah dan para mufassir dan telah disepakati secara ijmak adalah bahwa Al-quran mengandung dua sisi makna yakni dhahir dan bathin, luar dan dalam. Persis ketika Allah swt isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]**. adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal."
Ket:
*[183] Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas Maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
**[184] termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya Hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
Namun Ibnu Taimiyah rupayanya sama sekali tidak memahami dan bahkan buta akan makna ayat Al-quran diatas, bahkan selain dia menafsirkan ayat-ayat Al-quran secara tekstual dan dhohirnya saja tanpa melirik ke makna bathinnya, dia juga menafsirkan ayat-ayat Al-quran dengan menyandarkan pada sanad-sanad hadits yang dhoif dan yang tidak jelas perawinya.
Contoh paling nyata akan kebahlulan Ibnu Taimiyah adalah ketika dia menyakini bahwa semua ayat-ayat yang ada dalam Al-quran adalah Muhkamat dan tidak ada ayat dari ayat-ayat Al-quran yang Mutasyabihat. Contoh tentang keyakinan dia yang keblinger itu bisa kita baca pada Kitab Tafsir Ibnu Taimiyah yang dikenal dengan Tafsir Kabir. Disana dijelaskan bahwa ayat-ayat Al-quran semuanya adalah Muhkamat dan ayat mutasyabih itu tidak ada. Lihat Kitab Tafsir Kabir, Juz 1, Halaman 253.
Sementara ketika dia menyandarkan penafsiran ayat-ayat Al-quran yang sanad hadistnya adalah dhoif bisa kita lihat pada kitab Al-wafi bil Wafiat, Tafsir Qurtubi. Didalam dua kitab itu disebutkan bahwa Ibnu Taimiyah menyandarkan hadist dhoif yang sanadnya berasal dari seorang Israel ketika dia menafsirkan Ayat 189 sampai 190 Surat Al-a'raf 188, yang disana diceritakan bahwa sifat sifat jelek dan kejelekkan disandarkan kepada Nabi Adam as dan Siti Hawa. Lihat Kitab Al-wafi bil Wafiat, Sofadi, Juz 7, Halaman 20, atau Tafsir Qurtubi. Juz 7, Halaman 338. Tetapi dalam kitabnya yang berjudul Muqaddimah Kitabul Ushul At-tafsir pandangan dia tentang tafsir ayat diatas di taujih alias di cari dalil pembenarannya.
Contoh dari dagelan yang dipamerkan Ibnu Taimiyah dalam manhaj tafsirnya dengan berdalih takwil ayat berdasarkan kesepakatan ulama tafsir dan para sahabat adalah ketika dia menafsirkan ayat Al-quran dengan dhohir ayat saja dan tanpa mentakwilkan makna bathin ayat tersebut. Sementara dakwaan dia bahwa tafsir ibnu taimiyah berdasarkan takwil dari sahabat dan ulama-ulama tafsir hanyalah kebohongan yang paling nyata dalam dagelan ini.
Misalnya kalau kita baca baca Tafsir surat An-nur, Halaman 178dan 179. Disana dia katakan bahwa: "Saya menafsirkan ini berdasarkan Naql dari para sahabat, dan semua hadist serta ratusan tafsir mulai dari yang kecil sampai yang besar semuanya telah saya baca..." Sementara di alam realita mengatakan bahwa Ibnu Taimiyah sama sekali tidak memperhatikan apa yang telah dia katakan tersebut dan malah sangat bertentangan dengan kebanyak ulama-ulama Sunnah dan hadist yang diriwayatkan dari para sahabat. Misalnya kalau kita lihat pada tafsir surat Al-qalam ayat 42, dia menafsirkan ayat ini berdasarkan dhohir dan tidak mentakwilkannya, sementara kebanyakan ulama jumhur dari Ahlu Sunnah mentakwil tafsir ini. Allah swt berfirman dalam surat Al-qalam ayat 42: "Yauma Yuksafu an Saaqin....." Artinya: "Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; Maka mereka tidak kuasa". "Saaqin" disini mempunyai makna sesuatu yang dahsyat. Makanya dalam ibarat arab mengatakan: "Kasyful Harbi an Saaqiha", yang artinya peperangan yang dahsyat telah dimulai. Lihat tafsir Tabari, Jilid 5, juz 8, Halaman 201 dan 202.
Atau ketika dia menafsirkan surat Adz-dzariyaat ayat 47:"Wa As-samaa Banainaaha Biaidin". Yang artinya adalah: "Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa". Disana Ibnu Taimiyah juga menafsirkannya dengan dhohir ayat sementara ulama jumhur dari Ahlu Sunnah mentakwilkan tafsir ayat ini menjadi "Banainaaha Biquwwatin" yakni, "Kami bangun dengan kekuatan" sementara Biaidin ditafsirkan oleh ulama Ahlu Sunnah dengan kinayah atas kekuatan dan kekuasanNYa. Lihat Tafsir Tabari, Juz 27, Halaman 7.[]
Demikian sekelumit tentang Ibnu Taimiyah dalam metode penafsiran Al-quran yang hanya melihat bahwa ayat Al-quran hanya mempunyai sisi makna dhohir saja, sementara sisi makna bathin dia ingkarinya.
InsyaAllah akan kita sambung lagi.
Wassalam
sumber .. http://wahabisme.wordpress.com/2007/05/25/al-quran-di-mata-ibnu-taimiyah/#comments
Pada Menjelaskan Kesamaran dalam Hadith Al-Jariyyah
Cahaya-cahaya Yang Cerah
Pada Menjelaskan Kesamaran dalam Hadith Al-Jariyyah
Pendahuluan
Bismillah... Alhamdulillah... Segala puji hanyalah bagi Allah, Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Sempurna sifat-sifatNya. Maha Suci Allah, Tuhan yang tiada sesuatupun menyerupaiNya dan tiadalah Dia menyerupai sesuatupun daripada makhlukNya. Maha Suci Allah daripada sebarang kekurangan yang disifatkan oleh mereka yang sesat daripada jalan kebenaran.
Selawat dan salam buat junjungan besar lagi agung, penghulu kita, pemimpin kita, pemberi syafaat kepada kita dengan izin Tuhan yang Maha Berkuasa, Saidina wa Maulana wa Habibina wa Qurrati 'Uyunina, Saiyyidi Al-Khalq wa Khairi Al-Bariyyah, Saidina Rasulillah s.a.w. serta para ahli keluarga Baginda yang mulia, dan para sahabat Baginda yang diredhai oleh Allah yang Maha akan dibahaskan pada risalah ini. Oleh yang demikian, dengan bantuan Allah, alfaqir cuba mengkaji perbahasan tentang hadith Al-Jariyyah ini, dengan merujuk kepada perbahasan-perbahasan ulama' muktabar dari kalangan ahlus-sunnah wal jamaah, samada salaf mahupun khalaf dalam rangka untuk menjelaskan kesamaran bagi mereka yang berada dalam kesamaran, dan bagi memberi penjelasan kepada mereka yang dalam keraguan, dengan bantuan, petunjuk, sokongan dan pemeliharaan Allah s.w.t., Tuhan yang Maha Pemberi Hidayah dan Bantuan. Dialah yang Maha Pemberi Hidayah kepada sesiapa yang dikehendakiNya dan tiada yang dapat memberi hidayah selainNya, kepada orang yang tidak diberi hidayah olehNya. Semoga Allah terus memberi taufiq dan hidayah kepada alfaqir dan seluruh umat Islam, khususnya bagi mereka yang kesamaran dalam mengikut fitnah golongan-golongan yang sesat lagi syaz.
Semoga Allah s.w.t. menerima amalan alfaqir yang penuh kekurangan ini, dalam rangka untuk bernaung di bawah rahmatNya yang abadi, agar Allah s.w.t. terus memelihara diri yang hina ini dan seluruh umat Islam yang diberkati, dalam kebenaran yang dibawa oleh Saidina Muhammad pembawa rahmat buat sekalian alam ini.
Amiin...
Fasal Pertama: Hadtih Al-Jariyyah: Suatu Penelitian dan Perbandingan
Bila semua manusia, siapa sahaja cuba berbicara tentang agama, tanpa mengira latar belakang pendidikan mereka, lalu bersikap cuba menonjol dengan mempopularkan fahaman-fahaman yang terpinggir lagi merosakkan agama, maka ianya boleh membawa kepada fitnah yang besar terhadap para penganut agama Islam seluruhnya.
Bertolak daripada kesedaran itulah, maka penulis yang penuh kejahilan ini, berbekalkan secebis keupayaan yang diberi melalui bantuan Allah s.w.t. yang Maha Mengasihi, serta dengan keberkatan didikan para guru yang dikasihi, cuba menghimpunkan perbahasan-perbahasan sebahagian para ulama' Islam yang muktabar lagi dipercayai, dalam menjelaskan permasalahan yang sering menjadi fitnah yang dikembangkan oleh pelopor fahaman tajsim dan para pengikutnya yang sekadar bertaqlid membuta-tuli, iaitulah masalah hadith Al-Jariyyah.
Sebahagian golongan bid'ah menggunakan hadith ini untuk membela fahaman tajsim mereka, lalu menuduh mereka yang tidak sehaluan dengan "kesesatan fahaman tajsim" mereka (iaitulah golongan ahlus-sunnah) sebagai "sesat" belaka, bahkan mendakwa majoriti ulama' Islam dan umatnya yang berpegang dengan aqidah sejahtera (iaitu aqidah Allah s.w.t. wujud tanpa tempat dan rupa), sebagai pengikut hawa nafsu yang tercela.
Padahal, demi sesungguhnya, pada hakikatnya, mereka yang menetapkan "tempat" bagi Allah s.w.t.-lah yang terus terleka dengan nafsu mereka, dengan sibuk mengikut mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dalam masyarakat Islam secara amnya. Merekalah yang dimaksudkan oleh Allah s.w.t. sebagai pengikut mutasyabihat (yattabi'un ma tasyabaha) dengan tujuan menyebarkan fitnah dalam agama (ibtigha al-fitnah), samada mereka sedarinya atau tanpa menyedarinya.
Kejahilan...Hanya kerana Kejahilan
Andainya mereka kembali kepada jalan petunjuk yang nyata, melalui proses berguru dengan para ulama' yang mewakili majoriti ulama' Islam yang amanah lagi beraqidah sejahtera, lalu bersikap sebagai penuntut ilmu yang terbuka, tanpa ta'asub dan tanpa tergesa-gesa, nescaya mereka tidak akan tersesat dan terpedaya dengan mereka yang telah terlebih dahulu tersesat sebelum mereka.
Mereka menutur kata-kata yang zahirnya seolah-olah menyokong apa yang mereka dakwa, padahal jika dinilai dengan neraca ilmiah yang sempurna, akan terzahir hakikatnya adalah sebaliknya. Hanya kerana kejahilan yang nyata, akhirnya menyebabkan mereka terus terkeliru dengan mutasyabihat dan tidak tahu bagaimana untuk berinteraksi dengannya.
Mereka berinteraksi dengan nas-nas mutasyabihat dengan "cara" berinteraksi dengan muhkamat (ayat yang mengandungi makna yang jelas dan tepat), lalu mendustai orang-orang awam yang tidak pernah kenal beza antara mutasyabihat dengan muhkamat.
Akhirnya, mereka hanya menang sorak, di sebalik membuat rosak, namun masih tetap rasa bongkak. Ini suatu gejala negatif yang mana jika ulama'-ulama' muktabar terdahulu masih ada di zaman ini, pasti merekalah yang berada di barisan hadapan untuk menghadapi golongan yang membawa kesesatan ini. Inilah amanah ilmu Allah s.w.t., untuk menjelaskan yang mana betul dan yang mana salah, bukan sekadar menghiasi penulisan dengan hujah-hujah, namun berteraskan kefahaman yang salah.
Bukan Semua Hadith yang Sahih Sanadnya Ditetapkan Makna Zahirnya
Suatu yang tidak jelas di sisi orang-orang awam dan sebahagian penuntut ilmu yang berguru dengan buku semata-mata, bahawasanya dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah mengandungi nas-nas mutasyabihat yang mana zahirnya bukanlah yang dimaksudkan oleh Allah s.w.t.. Ia hadir dalam bentuk kiasan atau secara hakikat yang hanya diketahui maknanya oleh Allah s.w.t..
Kalaulah semua orang yang menggunakan zahir hadith sahih dianggap sebagai mengikut kebenaran, sudah tentu golongan yang mendakwa diri bergabung dengan tuhan (hulul atau ittihad) juga dianggap sebagai mengikut kebenaran kerana mereka mendakwa berhujah dengan makna zahir yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari yang berbunyi:
Firman Allah s.w.t. dalam hadith qudsi: "...sekiranya hamba tersebut sentiasa mendekatkan dirinya kepadaKu dengan amalan-amalan sunat (setelah amalan wajib dilaksanakan) maka (sehinggalah setelah itu) Aku akan mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang dia mendengar dengannya, Aku adalah penglihatan yang dia melihat dengannya, Aku adalah tangan yang dia menggunakannya dan Aku adalah kaki yang dia gunakan untuk berjalan dengannya..." (Hadith riwayat Al-Bukhari no. 6021)
Adapun jika seseorang berpegang dengan hadith ini secara zahir, nescaya dia akan mengikut fahaman sesat golongan hulul dan ittihad yang mendakwa Allah bersatu dalam dirinya. Ini suatu kesesatan yang nyata, biarpun mendakwa menggunakan hadith yang sahih juga. Ia bukan masalah hadith itu sahih semata-mata, tetapi adakah makna hadith tersebut suatu yang jelas atau kesamaran.
Imam Ibn Hajar dalam Fath Al-Bari ketika mensyarahkan hadith tersebut mendatangkan empat makna yang mana kesemuanya adalah kiasan bagi perkataan-perkataan tersebut kerana "makna zahir" daripada nas tersebut tidak layak bagi Allah s.w.t..
Imam Ibn Hajar berkata pada mula ulasannya tentang lafaz hadith tersebut:: "Maka telah berlaku kemusykilan bahawasanya, bagaimana Allah menjadi pendengaran dan penglihatan hambaNya?..."
Kemudian Imam Ibn Hajar r.a. sendiri menjelaskan bahawasanya zahir lafaz tersebut membawa kemusykilan dan membawa maksud Allah s.w.t. menjadi pendengaran dan penglihatan hambaNya yang mustahil bagi Allah s.w.t..
Oleh yang demikian, setelah itu beliau mengulas bahawasanya lafaz tersebut bukanlah dengan maknanya dari sudut bahasa, atau dari sudut zahir, tetapi dengan makna kiasan atau perumpamaan yang menunjukkan pemeliharaan Allah s.w.t. ke atas anggota hambaNya dan sebagainya. Boleh rujuk Fath Al-Bari dalam syarah tentang hadith tersebut.
Beliau juga merujuk perkataan Imam At-Thufi yang berkata:: "Telah sepakat ulama' bahawasanya perkataan tersebut adalah majazi dan kiasan dengan maksud bantuan Allah ke atas hamba tersebut dan sokongan serta pertolonganNya ke atasnya." (fath Al-Bari)
Ini jelas menunjukkan ada sebahagian nas-nas hadith walaupun sahih, tetapi hadir dalam bentuk mutasyabihat yang mana zahirnya bukanlah yang dimaksudkan oleh Allah s.w.t.. Hanya kerana kejahilan dan ta'assub sahaja, seseorang itu tidak dapat memahami hakikat ini, lalu berusaha keras menetapkan tempat bagi Allah s.w.t. dengan hadith Al-Jariyyah yang juga sama kedudukannya dengan hadith Al-Bukhari ini (iaitu dari kalangan nas-nas mutasyabihat).
Oleh yang demikian, suatu pendirian yang sangat jelas apabila berinteraksi dengan nas-nas mutasyabihat adalah tidak memahaminya dengan makna zahirnya.
Hal ini dijelaskan sendiri oleh Imam Hasan Al-Banna sebagaimana yang dinukikan lalu dipersetujui oleh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam bukunya fusulun fi Al-Aqidah. Imam Hasan Al-Banna ada menyebut:
"Sesungguhnya, menetapkan makna zahir (bagi nas-nas mutasyabihat) adalah suatu Tajsim (menjisimkan Allah) dan Tasybih (menyamakan Allah dengan makhluk) kerana zahir lafaz tersebut adalah apa yang telah diletakkan makna baginya (berdasarkan ilmu bahasa Arab itu sendiri)."Maka tiada makna 'yad' (tangan) secara hakikat (secara zahir atau secara makna lughowinya) kecuali anggota badan dan begitu juga selainnya (seperti Allah fi As-Sama' dll)."Manakala mazhab As-Salaf ttidak berpegang secara zahir pada ayat dan hadith tersebut tetapi tidak langsung menyentuh dan berbahas mengenainya sama sekali"
Beliau berkata lagi:
"Salaf dan khalaf bersepakat bahawasanya apa yang dimaksudkan oleh Allah s.w.t. melalui nas-nas mutasyabihat bukanlah dengan makna zahirnya..."
Ditulis dalam Majmuk Rasa'il Imam As-Syahid Hasan Al-Banna pada kitab Al-Aqoid m/s 408-418yang dinukilkan dalam fusulun fi Al-Aqidah oleh Dr. Al-Qaradhawi m/s: 34.
Oleh yang demikian, Imam Ibn Al-Jauzi terlalu kuat mengkritik sebahagian pengaku sebagai pengikut Imam Ahmad bin Hanbal namun berfahaman musyabbihah dan mujassimah yang menisbahkan fahaman tersebut kepada Imam Ahmad r.a..
Beliau berkata dengan lantang:
"Janganlah kamu melakukan bid'ah terhadap mazhab ini (Hambali) yang sememangnya bukan daripada mazhab ini sendiri iaitu kamu membicarakan hadith (yang mutasyabihat) lalu menetapkannya hadith berkenaan secara zahirnya... Jika sesiapa yang mendakwa : "Allah bersemayam dengan DzatNya maka sesungguhnya dia telah menjadikan Allah sesuatu yang terbatas dengan kebendaan (hissiyyat). Bahkan, kita tidak boleh mengabaikan suatu neraca yang ditetapkan secara asal oleh syariat iaitulah "akal" itu sendiri. Dengan "akal" jugalah kita mengenal Allah s.w.t. dan mengenal sifat qadimNya. Kalau kamu sekadar membacakan hadith (menyebut lafaz) kemudian berdiam diri daripada membicarakannya (tidak memperincikan lafaz mutasyabihat) tersebut nescaya tiada orang yang mengingkari kamu. Masalahnya adalah, kamu menetapkannya (lafaz mutasyabihat tersebut) dengan makna zahirnya yang buruk (tidak layak bagi Allah). Janganlah kamu memasukkan (menisbahkan) kepada mazhab lelaki yang soleh lagi salaf (Imam Ahmad) ini apa yang bukan daripada mazhab itu sendiri. Kamu telah menutup mazhab ini (Imam Ahmad) dengan kain sesuatu yang buruk sehingga menyebabkan orang lain menyangka pengikut mazhab Hanbali sebagai Mujassim.
"(Keburukan) Kedua (Golongan Mujassimah yang berselindung di sebalik mazhab Hanabilah:
Kamu katakan hadith-hadith tersebut sebagai mutasyabihat yang tiada orang mengetahuinya kecuali Allah. Kemudian kamu kata: "kita tetapkan maknanya dengan makna zahirnya". Sangat menghairankan (kefahaman kamu wahai mujassimah), di mana seolah-olah kamu mengatakan tiada yang mengetahui "makna" mutasyabihat melainkan Allah s.w.t. adalah makna zahir itu sendiri (maksudnya: kalau memang makna mutasyabihat adalah makna zahirnya, maka apa sebenarnya yang hanya diketahui oleh Allah)? Bukankah makna zahir bagi istiwa' itu bermaksud duduk (yang membawa kepada tajsim)?". (Daf' Syubah At-Tasybih rujuk muqoddimahnya, oleh Imam Ibn Al-Jauzi r.a.).
Allahumma faqqihna fiddin wa 'allimna at-ta'wil..
Penjelasan Mengenai Hadith Jariyah Bab 2
Dicatat oleh IbnuNafis
Label: Soal Jawab Aqidah
Latar Belakang Hadith Al-Jariyyah (Hamba Perempuan)
Berdasarkan suatu kajian yang meluas, hadith berkenaan dengan kisah Al-Jariyyah ini didapati diriwayatkan dalam banyak riwayat. Namun sebahagian mereka yang jahil meletakkannya secara "salah tempat". Akhirnya mulalah mendakwa bahawasanya Allah s.w.t. wujud secara "bertempat". Sudahlah mereka tersesat, namun masih terus mengajak manusia selain mereka untuk sama-sama sesat.
Mereka menggunakan hadith ini untuk membela kesesatan fahaman tajsim mereka, dengan harapan dapat mempengaruhi semua manusia. Namun, golongan ahli ilmu yang mempunyai latar belakang pendidikan dan pembelajaran yang meluas dalam ilmu agama, mana mungkin terpengaruh dengan bid'ah tajsim yang cuba dijaja.
Adapun tentang hadith ini, jika kita menyingkap seluruh riwayat yang berkaitan dengan kisah ini, maka kita dapati bahawasanya
nama Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam As-Sulami r.a., yang ketika peristiwa dalam riwayat tersebut, masih baru memeluk Islam, dan tidak mempunyai latar belakang mengenai ilmu Islam yang banyak.
Kita mulakan perbahasan ini dengan hadith yang diriwayatkan oleh Imam Muslim terdahulu kerana ianya menceritakan dari awal peristiwa tersebut. Kisah ini bermula ketika Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam As-Sulami r.a. sedang mengerjakan solat, tiba-tiba beliau terdengar seseorang bersin. Lalu Saidina Mu'awiyah tersebut mengucapkan:Maksudnya: "Semoga Allah merahmatimu".
Lalu para sahabat r.a. yang lain di samping Saidina Mu'awiyah menoleh ke arah Saidina Mu'awiyah r.a. dengan pandangan seolah-olah mengingkari perbuatan tersebut (membaca doa kepada orang yang sedang bersin ketika dalam solat).
Lalu, Saidina Mu'awiyah menoleh ke arah mereka lalu berkata:Maksudnya: "Apa sebab kamu semua memandang kepadaku?"
Lalu para sahabat r.a. meletakkan tangan mereka pada mulut mereka sebagai isyarat menyuruh Saidina Mu'awiyah berdiam. Lalu Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam pun tidak berkata-kata lagi.
Setelah selesai solat, Rasulullah s.a.w. tanpa marah walau sedikitpun, sebaliknya memberi nasihat secara berhikmah kepada Saidina Mu'awiyah dengan bersabda:Maksudnya: Sesungguhnya solat ini tidak boleh padanya ada perkataan manusia (tidak boleh berkata-kata). Sesungguhnya yang disebut hanyalah tasbih, takbir dan bacaan Al-Qur'an.
(Peristiwa ini secara jelas diriwayatkan oleh Imam Muslim di bahagian awal hadith ini yang sering diabaikan oleh sebahagian golongan mujassimah).
Peristiwa ini yang paling penting dalam hadith Al-Jariyyah ini khususnya di sisi Imam Muslim ketika meriwayatkan hadith ini dalam kitab Sahih beliau. Ia merupakan suatu peristiwa di mana seorang sahabat tidak mengetahui bahawa tidak boleh berkata-kata ketika dalam solat. Inilah tujuan sebenar Imam Muslim meriwayatkan hadith ini dalam kitab sahihnya, namun sebahagian mujassimah yang mengikut hawa nafsu mereka, membuang peristiwa di atas lalu memfokuskan kepada kisah Al-Jariyyah (yang berlaku setelah peristiwa pertama ini), sedangkan maksud Imam Muslim adalah pada peristiwa pertama ini (iaitu: dalil tidak boleh berkata-kata di dalam solat).
Dalam riwayat Imam Muslim juga, setelah itu Saidina Mu'awiyah r.a. berkata: "Atau apa yang disabdakan oleh Rasulullah s.a.w.".
Ayat ini menunjukkan bahawasanya Saidina Mu'awiyah r.a. tidak mengingati lafaz-lafaz Rasulullah s.a.w. dalam peristiwa tersebut secara jelas ketika meriwayatkannya. Oleh kerana itulah, beliau menambah ungkapan ini kerana tidak yakin ketepatan lafaz yang dinisbahkan kepada Rasulullah s.a.w. walaupun tidak menjadi suatu kesalahan bagi seseorang meriwayatkan hadith Rasulullah s.a.w. dengan makna (lafaz daripada susunan perawi sendiri dalam menjelaskan makna sabda Nabi s.a.w. tersebut).
Sengaja alfaqir menumpukan nota penting ini kerana ianya sangat berperanan dalam menggambarkan "cara" periwayatan hadith ini melalui jalan Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam r.a.. "Cara" periwayatan ini penting dalam menjelaskan kedudukan "lafaz-lafaz" hadith yang diriwayatkan oleh Imam Muslim daripada jalan Saidina Mu'awiyah ini. Ia lebih berbentuk "meriwayatkan dengan makna (al-riwayah bil ma'na)" atau ada unsur 'amal Al-Rawi (campur tangan perawi dalam lafaz hadith).
Kemudian, kita lanjutkan lagi hadith ini:-
Kemudian Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam r.a. berkata kepada Rasulullah s.a.w.:"Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya ini masih baru tempohnya dengan waktu jahiliyyah (maksudnya, masih baru memeluk Islam dan masih baru meninggalkan zaman Jahiliyyah. Oleh yang demikian, banyak perkara tentang Islam yang beliau perlu kepada lebih penjelasan)."
Dalam perkataan ini menggambarkan latar belakang kedudukan sahabat yang meriwayatkan hadith ini sebagaimana yang dikeluarkan oleh Imam Muslim tersebut, iaitu masih baru memeluk Islam dan tidak banyak tahu tentang Islam sehingga tidak tahu bahawasanya tidak boleh berkata-kata di dalam solat seperti yang dibincangkan sebelum ini. Ini nota yang sangat penting kerana latar belakang seseorang perawi mempengaruhi "cara" beliau menggunakan lafaz-lafaz dalam meriwayatkan hadith secara makna yang akan dibincangkan setelah ini.
Kembali kepada hadith:-
Saidina Mu'awiyah bertanya tentang beberapa hukum seperti bertemu bomoh, menilik nasib, membuat ramalan dengan perubahan persekitaran seperti meramal sesuatu baik atau buruk dengan arah burung terbang (tathoyyur) dan sebagainya.
Setelah itu, barulah Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam menceritakan tentang seorang jariyah (hamba perempuan) yang dimilikinya.Beliau berkata::
"Aku memiliki seorang hamba wanita yang mengembala kambing di sekitar pergunungan Uhud dan Juwaniyah. Pada suatu hari aku melihat seekor serigala menerkam dan membawa lari seekor kambing di bawah tugas pemeliharaannya (hamba perempuan tersebut). Dan aku adalah termasuk salah seorang anak Adam, oleh yang demikian aku juga ada perasaan tidak berpuas hati sebagaimana mereka (manusia lain juga yang ada rasa tidak puas hati). Namun (apabila kambingnya dimakan serigala) aku menampar hamba perempuan tersebut dengan tamparan (pukulan) yang kuat. Maka aku pergi lagi berjumpa Rasulullah s.a.w., lalu Baginda menyalahkanku atas perbuatanku.
Saya lalu berkata:
"Wahai Rasulullah! Adakah aku harus memerdekakannya?"
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Bawa dia kepadaku".
Setelah hamba perempuan itu datang lalu Rasulullah s.a.w. diriwayatkan bersabda (melalui riwayat Imam Muslim ini): "AinaLlah? (Salah satu lafaz mutasyabihat) iaitu mana Allah?".
Hamba tersebut menjawab:: "Di langit".
Rasulullah s.a.w. lalu bersabda:
"Siapakah aku?"
Hamba perempuan itu menjawab:
Maksudnya: "Kamu Rasulullah"
Rasulullah s.a.w. bersabda lagi: "Merdekakanlah dia. Sesungguhnya dia seorang yang beriman."
Hadith dengan "lafaz" ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan sanadnya seperti berikut:
Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam r.a. meriwayatkan kepada:
'Atho' bin Yasar yang meriwayatkan kepada:
Hilal bin Abi Maimunah yang meriwayatkan kepada:
Yahya bin Abi Kathir yang meriwayatkan kepada:
Hajjaj As-Showwaf yang meriwayatkan kepada:
Ismail bin Ibrahim yang meriwayatkan kepada:
Abu Ja'far Muammad dan Abu Bakr bin Abi Syaibah yang meriwayatkannya kepada:
Imam Muslim yang meriwayatkannya dalam Sahihnya.
Pengkajian Kedudukan Perawi: Adapun tentang Hilal bin Ali bin Usamah (iaitu Hilal bin Abi Maimunah), maka sebahagian para nuqqad (ahli pengkaji sanad hadith) menyatakan seperti berikut:-
Imam Abu Hatim berkata: "Dia seorang sheikh yang ditulis hadithnya". Ungkapan ini menunjukkan kepada darjat hasan atau sahih peringkat rendah menurut Imam Az-Zahabi dalam kitab Al-Muqizhoh.
Imam An-Nasa'ie berkata:
" tidak mempunyai sebarang masalah (tohmahan)"
(Siar A'laam An-Nubala 5/265). Ini juga merujuk kepada darjat sahih peringkat rendah menurut Imam Az-Zahabi dalam Al-Muqizhoh.
Imam Az-Zahabi berkata:
"Adapun perkataan seperti fulan laisa bihi ba's...maka ungkapan sebegini jayyidah (baik atau hasan) tidak membawa kepada dha'ifnya sheikh (perawi) bahkan sememangnya tidak setinggi darjat sahih yang sempurna yang disepakati kesahihannya. Tetapi, banyak daripada ungkapan yang kita sebutkan tadi (termasuklah fulan laisa bihi ba's) saling bercampur aduk penilaian mengenainya antara mereka yang menjadikannya sebagai hujah dengan mereka yang tidak menjadikannya sebagai hujah..."
(rujuk Al-Muqizhoh m/s 82)
Dalam erti kata lain, hadith yang diriwayatkan melalui jalan Hilal bin Ali (Abi Maimunah) ini berdarjat hasan atau darjat sahih yang rendah, demikian sebagaimana yang dikatakan juga oleh Imam Al-Hafiz Ya'qub bin Sufian dan Al-Hafiz Ibn 'Abd Al-Bar. Imam Ibn Hajar juga meletakkannya dengan darjat thiqah (darjat ketiga daripada dua belas peringkat perawi yang disusun oleh Imam Ibn Hajar dalam Taqrib At-Tahzib).
Dalam masa yang sama, salah seorang perawi dalam hadith ini yang turut diperkatakan oleh sebahagian para ulama' hadith adalah Yahya bin Abi Kathir. Menurut Imam Al-Kauthari dalam ta'liqat Al-Asma' wa As-Sifat m/s 532, sebahagian ulama' hadith menetapkan bahawa Yahya bin Abi Kathir tersebut sebagai mudallis (pelaku kesamaran).
Al-Hafiz Imam Ibn Hajar Al-Asqollani dalam Taqrib Az-Tahzib berkata tentang Yayha bin Abi Kathir: "Dia ialah seorang yang dipercayai dan teliti namun ada melakukan tadlis (melakukan kesamaran dalam riwayat) dan irsal (terputus sanad dari satu tobaqot)...".
Namun, beliau masih lagi thiqah walaupun tidak mencapai darjat sahih yang tinggi dengan sebab tadlis. Oleh sebab itu, riwayat beliau diterima oleh kebanyakkan perawi hadith termasuklah Imam Al-Bukhari.
Ini jalan pertama atau riwayat pertama berkenaan hadith Al-Jariyah ini, yang sering digunapakai oleh sebahagian golongan mujassimah tanpa membuat analisa yang lebih mendalam. Secara jelas hadith ini tidak mencapai suatu darjat kesahihan yang tinggi bahkan dari suatu sudut walaupun tidak jatuh kepada dho'if tetapi sekadar hasan atau sahih yang rendah kedudukannya. Lebih besar lagi penilaian terhadap hadith ini adalah, apabila dibandingkan dengan jalan-jalan periwayatan yang lain dalam konteks yang sama yang lebih kuat berbanding riwayat Imam Muslim ini yang akan dibincangkan kemudian di bagian ke 2
Pada Menjelaskan Kesamaran dalam Hadith Al-Jariyyah
Pendahuluan
Bismillah... Alhamdulillah... Segala puji hanyalah bagi Allah, Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Sempurna sifat-sifatNya. Maha Suci Allah, Tuhan yang tiada sesuatupun menyerupaiNya dan tiadalah Dia menyerupai sesuatupun daripada makhlukNya. Maha Suci Allah daripada sebarang kekurangan yang disifatkan oleh mereka yang sesat daripada jalan kebenaran.
Selawat dan salam buat junjungan besar lagi agung, penghulu kita, pemimpin kita, pemberi syafaat kepada kita dengan izin Tuhan yang Maha Berkuasa, Saidina wa Maulana wa Habibina wa Qurrati 'Uyunina, Saiyyidi Al-Khalq wa Khairi Al-Bariyyah, Saidina Rasulillah s.a.w. serta para ahli keluarga Baginda yang mulia, dan para sahabat Baginda yang diredhai oleh Allah yang Maha akan dibahaskan pada risalah ini. Oleh yang demikian, dengan bantuan Allah, alfaqir cuba mengkaji perbahasan tentang hadith Al-Jariyyah ini, dengan merujuk kepada perbahasan-perbahasan ulama' muktabar dari kalangan ahlus-sunnah wal jamaah, samada salaf mahupun khalaf dalam rangka untuk menjelaskan kesamaran bagi mereka yang berada dalam kesamaran, dan bagi memberi penjelasan kepada mereka yang dalam keraguan, dengan bantuan, petunjuk, sokongan dan pemeliharaan Allah s.w.t., Tuhan yang Maha Pemberi Hidayah dan Bantuan. Dialah yang Maha Pemberi Hidayah kepada sesiapa yang dikehendakiNya dan tiada yang dapat memberi hidayah selainNya, kepada orang yang tidak diberi hidayah olehNya. Semoga Allah terus memberi taufiq dan hidayah kepada alfaqir dan seluruh umat Islam, khususnya bagi mereka yang kesamaran dalam mengikut fitnah golongan-golongan yang sesat lagi syaz.
Semoga Allah s.w.t. menerima amalan alfaqir yang penuh kekurangan ini, dalam rangka untuk bernaung di bawah rahmatNya yang abadi, agar Allah s.w.t. terus memelihara diri yang hina ini dan seluruh umat Islam yang diberkati, dalam kebenaran yang dibawa oleh Saidina Muhammad pembawa rahmat buat sekalian alam ini.
Amiin...
Fasal Pertama: Hadtih Al-Jariyyah: Suatu Penelitian dan Perbandingan
Bila semua manusia, siapa sahaja cuba berbicara tentang agama, tanpa mengira latar belakang pendidikan mereka, lalu bersikap cuba menonjol dengan mempopularkan fahaman-fahaman yang terpinggir lagi merosakkan agama, maka ianya boleh membawa kepada fitnah yang besar terhadap para penganut agama Islam seluruhnya.
Bertolak daripada kesedaran itulah, maka penulis yang penuh kejahilan ini, berbekalkan secebis keupayaan yang diberi melalui bantuan Allah s.w.t. yang Maha Mengasihi, serta dengan keberkatan didikan para guru yang dikasihi, cuba menghimpunkan perbahasan-perbahasan sebahagian para ulama' Islam yang muktabar lagi dipercayai, dalam menjelaskan permasalahan yang sering menjadi fitnah yang dikembangkan oleh pelopor fahaman tajsim dan para pengikutnya yang sekadar bertaqlid membuta-tuli, iaitulah masalah hadith Al-Jariyyah.
Sebahagian golongan bid'ah menggunakan hadith ini untuk membela fahaman tajsim mereka, lalu menuduh mereka yang tidak sehaluan dengan "kesesatan fahaman tajsim" mereka (iaitulah golongan ahlus-sunnah) sebagai "sesat" belaka, bahkan mendakwa majoriti ulama' Islam dan umatnya yang berpegang dengan aqidah sejahtera (iaitu aqidah Allah s.w.t. wujud tanpa tempat dan rupa), sebagai pengikut hawa nafsu yang tercela.
Padahal, demi sesungguhnya, pada hakikatnya, mereka yang menetapkan "tempat" bagi Allah s.w.t.-lah yang terus terleka dengan nafsu mereka, dengan sibuk mengikut mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dalam masyarakat Islam secara amnya. Merekalah yang dimaksudkan oleh Allah s.w.t. sebagai pengikut mutasyabihat (yattabi'un ma tasyabaha) dengan tujuan menyebarkan fitnah dalam agama (ibtigha al-fitnah), samada mereka sedarinya atau tanpa menyedarinya.
Kejahilan...Hanya kerana Kejahilan
Andainya mereka kembali kepada jalan petunjuk yang nyata, melalui proses berguru dengan para ulama' yang mewakili majoriti ulama' Islam yang amanah lagi beraqidah sejahtera, lalu bersikap sebagai penuntut ilmu yang terbuka, tanpa ta'asub dan tanpa tergesa-gesa, nescaya mereka tidak akan tersesat dan terpedaya dengan mereka yang telah terlebih dahulu tersesat sebelum mereka.
Mereka menutur kata-kata yang zahirnya seolah-olah menyokong apa yang mereka dakwa, padahal jika dinilai dengan neraca ilmiah yang sempurna, akan terzahir hakikatnya adalah sebaliknya. Hanya kerana kejahilan yang nyata, akhirnya menyebabkan mereka terus terkeliru dengan mutasyabihat dan tidak tahu bagaimana untuk berinteraksi dengannya.
Mereka berinteraksi dengan nas-nas mutasyabihat dengan "cara" berinteraksi dengan muhkamat (ayat yang mengandungi makna yang jelas dan tepat), lalu mendustai orang-orang awam yang tidak pernah kenal beza antara mutasyabihat dengan muhkamat.
Akhirnya, mereka hanya menang sorak, di sebalik membuat rosak, namun masih tetap rasa bongkak. Ini suatu gejala negatif yang mana jika ulama'-ulama' muktabar terdahulu masih ada di zaman ini, pasti merekalah yang berada di barisan hadapan untuk menghadapi golongan yang membawa kesesatan ini. Inilah amanah ilmu Allah s.w.t., untuk menjelaskan yang mana betul dan yang mana salah, bukan sekadar menghiasi penulisan dengan hujah-hujah, namun berteraskan kefahaman yang salah.
Bukan Semua Hadith yang Sahih Sanadnya Ditetapkan Makna Zahirnya
Suatu yang tidak jelas di sisi orang-orang awam dan sebahagian penuntut ilmu yang berguru dengan buku semata-mata, bahawasanya dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah mengandungi nas-nas mutasyabihat yang mana zahirnya bukanlah yang dimaksudkan oleh Allah s.w.t.. Ia hadir dalam bentuk kiasan atau secara hakikat yang hanya diketahui maknanya oleh Allah s.w.t..
Kalaulah semua orang yang menggunakan zahir hadith sahih dianggap sebagai mengikut kebenaran, sudah tentu golongan yang mendakwa diri bergabung dengan tuhan (hulul atau ittihad) juga dianggap sebagai mengikut kebenaran kerana mereka mendakwa berhujah dengan makna zahir yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari yang berbunyi:
Firman Allah s.w.t. dalam hadith qudsi: "...sekiranya hamba tersebut sentiasa mendekatkan dirinya kepadaKu dengan amalan-amalan sunat (setelah amalan wajib dilaksanakan) maka (sehinggalah setelah itu) Aku akan mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang dia mendengar dengannya, Aku adalah penglihatan yang dia melihat dengannya, Aku adalah tangan yang dia menggunakannya dan Aku adalah kaki yang dia gunakan untuk berjalan dengannya..." (Hadith riwayat Al-Bukhari no. 6021)
Adapun jika seseorang berpegang dengan hadith ini secara zahir, nescaya dia akan mengikut fahaman sesat golongan hulul dan ittihad yang mendakwa Allah bersatu dalam dirinya. Ini suatu kesesatan yang nyata, biarpun mendakwa menggunakan hadith yang sahih juga. Ia bukan masalah hadith itu sahih semata-mata, tetapi adakah makna hadith tersebut suatu yang jelas atau kesamaran.
Imam Ibn Hajar dalam Fath Al-Bari ketika mensyarahkan hadith tersebut mendatangkan empat makna yang mana kesemuanya adalah kiasan bagi perkataan-perkataan tersebut kerana "makna zahir" daripada nas tersebut tidak layak bagi Allah s.w.t..
Imam Ibn Hajar berkata pada mula ulasannya tentang lafaz hadith tersebut:: "Maka telah berlaku kemusykilan bahawasanya, bagaimana Allah menjadi pendengaran dan penglihatan hambaNya?..."
Kemudian Imam Ibn Hajar r.a. sendiri menjelaskan bahawasanya zahir lafaz tersebut membawa kemusykilan dan membawa maksud Allah s.w.t. menjadi pendengaran dan penglihatan hambaNya yang mustahil bagi Allah s.w.t..
Oleh yang demikian, setelah itu beliau mengulas bahawasanya lafaz tersebut bukanlah dengan maknanya dari sudut bahasa, atau dari sudut zahir, tetapi dengan makna kiasan atau perumpamaan yang menunjukkan pemeliharaan Allah s.w.t. ke atas anggota hambaNya dan sebagainya. Boleh rujuk Fath Al-Bari dalam syarah tentang hadith tersebut.
Beliau juga merujuk perkataan Imam At-Thufi yang berkata:: "Telah sepakat ulama' bahawasanya perkataan tersebut adalah majazi dan kiasan dengan maksud bantuan Allah ke atas hamba tersebut dan sokongan serta pertolonganNya ke atasnya." (fath Al-Bari)
Ini jelas menunjukkan ada sebahagian nas-nas hadith walaupun sahih, tetapi hadir dalam bentuk mutasyabihat yang mana zahirnya bukanlah yang dimaksudkan oleh Allah s.w.t.. Hanya kerana kejahilan dan ta'assub sahaja, seseorang itu tidak dapat memahami hakikat ini, lalu berusaha keras menetapkan tempat bagi Allah s.w.t. dengan hadith Al-Jariyyah yang juga sama kedudukannya dengan hadith Al-Bukhari ini (iaitu dari kalangan nas-nas mutasyabihat).
Oleh yang demikian, suatu pendirian yang sangat jelas apabila berinteraksi dengan nas-nas mutasyabihat adalah tidak memahaminya dengan makna zahirnya.
Hal ini dijelaskan sendiri oleh Imam Hasan Al-Banna sebagaimana yang dinukikan lalu dipersetujui oleh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam bukunya fusulun fi Al-Aqidah. Imam Hasan Al-Banna ada menyebut:
"Sesungguhnya, menetapkan makna zahir (bagi nas-nas mutasyabihat) adalah suatu Tajsim (menjisimkan Allah) dan Tasybih (menyamakan Allah dengan makhluk) kerana zahir lafaz tersebut adalah apa yang telah diletakkan makna baginya (berdasarkan ilmu bahasa Arab itu sendiri)."Maka tiada makna 'yad' (tangan) secara hakikat (secara zahir atau secara makna lughowinya) kecuali anggota badan dan begitu juga selainnya (seperti Allah fi As-Sama' dll)."Manakala mazhab As-Salaf ttidak berpegang secara zahir pada ayat dan hadith tersebut tetapi tidak langsung menyentuh dan berbahas mengenainya sama sekali"
Beliau berkata lagi:
"Salaf dan khalaf bersepakat bahawasanya apa yang dimaksudkan oleh Allah s.w.t. melalui nas-nas mutasyabihat bukanlah dengan makna zahirnya..."
Ditulis dalam Majmuk Rasa'il Imam As-Syahid Hasan Al-Banna pada kitab Al-Aqoid m/s 408-418yang dinukilkan dalam fusulun fi Al-Aqidah oleh Dr. Al-Qaradhawi m/s: 34.
Oleh yang demikian, Imam Ibn Al-Jauzi terlalu kuat mengkritik sebahagian pengaku sebagai pengikut Imam Ahmad bin Hanbal namun berfahaman musyabbihah dan mujassimah yang menisbahkan fahaman tersebut kepada Imam Ahmad r.a..
Beliau berkata dengan lantang:
"Janganlah kamu melakukan bid'ah terhadap mazhab ini (Hambali) yang sememangnya bukan daripada mazhab ini sendiri iaitu kamu membicarakan hadith (yang mutasyabihat) lalu menetapkannya hadith berkenaan secara zahirnya... Jika sesiapa yang mendakwa : "Allah bersemayam dengan DzatNya maka sesungguhnya dia telah menjadikan Allah sesuatu yang terbatas dengan kebendaan (hissiyyat). Bahkan, kita tidak boleh mengabaikan suatu neraca yang ditetapkan secara asal oleh syariat iaitulah "akal" itu sendiri. Dengan "akal" jugalah kita mengenal Allah s.w.t. dan mengenal sifat qadimNya. Kalau kamu sekadar membacakan hadith (menyebut lafaz) kemudian berdiam diri daripada membicarakannya (tidak memperincikan lafaz mutasyabihat) tersebut nescaya tiada orang yang mengingkari kamu. Masalahnya adalah, kamu menetapkannya (lafaz mutasyabihat tersebut) dengan makna zahirnya yang buruk (tidak layak bagi Allah). Janganlah kamu memasukkan (menisbahkan) kepada mazhab lelaki yang soleh lagi salaf (Imam Ahmad) ini apa yang bukan daripada mazhab itu sendiri. Kamu telah menutup mazhab ini (Imam Ahmad) dengan kain sesuatu yang buruk sehingga menyebabkan orang lain menyangka pengikut mazhab Hanbali sebagai Mujassim.
"(Keburukan) Kedua (Golongan Mujassimah yang berselindung di sebalik mazhab Hanabilah:
Kamu katakan hadith-hadith tersebut sebagai mutasyabihat yang tiada orang mengetahuinya kecuali Allah. Kemudian kamu kata: "kita tetapkan maknanya dengan makna zahirnya". Sangat menghairankan (kefahaman kamu wahai mujassimah), di mana seolah-olah kamu mengatakan tiada yang mengetahui "makna" mutasyabihat melainkan Allah s.w.t. adalah makna zahir itu sendiri (maksudnya: kalau memang makna mutasyabihat adalah makna zahirnya, maka apa sebenarnya yang hanya diketahui oleh Allah)? Bukankah makna zahir bagi istiwa' itu bermaksud duduk (yang membawa kepada tajsim)?". (Daf' Syubah At-Tasybih rujuk muqoddimahnya, oleh Imam Ibn Al-Jauzi r.a.).
Allahumma faqqihna fiddin wa 'allimna at-ta'wil..
Penjelasan Mengenai Hadith Jariyah Bab 2
Dicatat oleh IbnuNafis
Label: Soal Jawab Aqidah
Latar Belakang Hadith Al-Jariyyah (Hamba Perempuan)
Berdasarkan suatu kajian yang meluas, hadith berkenaan dengan kisah Al-Jariyyah ini didapati diriwayatkan dalam banyak riwayat. Namun sebahagian mereka yang jahil meletakkannya secara "salah tempat". Akhirnya mulalah mendakwa bahawasanya Allah s.w.t. wujud secara "bertempat". Sudahlah mereka tersesat, namun masih terus mengajak manusia selain mereka untuk sama-sama sesat.
Mereka menggunakan hadith ini untuk membela kesesatan fahaman tajsim mereka, dengan harapan dapat mempengaruhi semua manusia. Namun, golongan ahli ilmu yang mempunyai latar belakang pendidikan dan pembelajaran yang meluas dalam ilmu agama, mana mungkin terpengaruh dengan bid'ah tajsim yang cuba dijaja.
Adapun tentang hadith ini, jika kita menyingkap seluruh riwayat yang berkaitan dengan kisah ini, maka kita dapati bahawasanya
nama Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam As-Sulami r.a., yang ketika peristiwa dalam riwayat tersebut, masih baru memeluk Islam, dan tidak mempunyai latar belakang mengenai ilmu Islam yang banyak.
Kita mulakan perbahasan ini dengan hadith yang diriwayatkan oleh Imam Muslim terdahulu kerana ianya menceritakan dari awal peristiwa tersebut. Kisah ini bermula ketika Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam As-Sulami r.a. sedang mengerjakan solat, tiba-tiba beliau terdengar seseorang bersin. Lalu Saidina Mu'awiyah tersebut mengucapkan:Maksudnya: "Semoga Allah merahmatimu".
Lalu para sahabat r.a. yang lain di samping Saidina Mu'awiyah menoleh ke arah Saidina Mu'awiyah r.a. dengan pandangan seolah-olah mengingkari perbuatan tersebut (membaca doa kepada orang yang sedang bersin ketika dalam solat).
Lalu, Saidina Mu'awiyah menoleh ke arah mereka lalu berkata:Maksudnya: "Apa sebab kamu semua memandang kepadaku?"
Lalu para sahabat r.a. meletakkan tangan mereka pada mulut mereka sebagai isyarat menyuruh Saidina Mu'awiyah berdiam. Lalu Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam pun tidak berkata-kata lagi.
Setelah selesai solat, Rasulullah s.a.w. tanpa marah walau sedikitpun, sebaliknya memberi nasihat secara berhikmah kepada Saidina Mu'awiyah dengan bersabda:Maksudnya: Sesungguhnya solat ini tidak boleh padanya ada perkataan manusia (tidak boleh berkata-kata). Sesungguhnya yang disebut hanyalah tasbih, takbir dan bacaan Al-Qur'an.
(Peristiwa ini secara jelas diriwayatkan oleh Imam Muslim di bahagian awal hadith ini yang sering diabaikan oleh sebahagian golongan mujassimah).
Peristiwa ini yang paling penting dalam hadith Al-Jariyyah ini khususnya di sisi Imam Muslim ketika meriwayatkan hadith ini dalam kitab Sahih beliau. Ia merupakan suatu peristiwa di mana seorang sahabat tidak mengetahui bahawa tidak boleh berkata-kata ketika dalam solat. Inilah tujuan sebenar Imam Muslim meriwayatkan hadith ini dalam kitab sahihnya, namun sebahagian mujassimah yang mengikut hawa nafsu mereka, membuang peristiwa di atas lalu memfokuskan kepada kisah Al-Jariyyah (yang berlaku setelah peristiwa pertama ini), sedangkan maksud Imam Muslim adalah pada peristiwa pertama ini (iaitu: dalil tidak boleh berkata-kata di dalam solat).
Dalam riwayat Imam Muslim juga, setelah itu Saidina Mu'awiyah r.a. berkata: "Atau apa yang disabdakan oleh Rasulullah s.a.w.".
Ayat ini menunjukkan bahawasanya Saidina Mu'awiyah r.a. tidak mengingati lafaz-lafaz Rasulullah s.a.w. dalam peristiwa tersebut secara jelas ketika meriwayatkannya. Oleh kerana itulah, beliau menambah ungkapan ini kerana tidak yakin ketepatan lafaz yang dinisbahkan kepada Rasulullah s.a.w. walaupun tidak menjadi suatu kesalahan bagi seseorang meriwayatkan hadith Rasulullah s.a.w. dengan makna (lafaz daripada susunan perawi sendiri dalam menjelaskan makna sabda Nabi s.a.w. tersebut).
Sengaja alfaqir menumpukan nota penting ini kerana ianya sangat berperanan dalam menggambarkan "cara" periwayatan hadith ini melalui jalan Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam r.a.. "Cara" periwayatan ini penting dalam menjelaskan kedudukan "lafaz-lafaz" hadith yang diriwayatkan oleh Imam Muslim daripada jalan Saidina Mu'awiyah ini. Ia lebih berbentuk "meriwayatkan dengan makna (al-riwayah bil ma'na)" atau ada unsur 'amal Al-Rawi (campur tangan perawi dalam lafaz hadith).
Kemudian, kita lanjutkan lagi hadith ini:-
Kemudian Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam r.a. berkata kepada Rasulullah s.a.w.:"Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya ini masih baru tempohnya dengan waktu jahiliyyah (maksudnya, masih baru memeluk Islam dan masih baru meninggalkan zaman Jahiliyyah. Oleh yang demikian, banyak perkara tentang Islam yang beliau perlu kepada lebih penjelasan)."
Dalam perkataan ini menggambarkan latar belakang kedudukan sahabat yang meriwayatkan hadith ini sebagaimana yang dikeluarkan oleh Imam Muslim tersebut, iaitu masih baru memeluk Islam dan tidak banyak tahu tentang Islam sehingga tidak tahu bahawasanya tidak boleh berkata-kata di dalam solat seperti yang dibincangkan sebelum ini. Ini nota yang sangat penting kerana latar belakang seseorang perawi mempengaruhi "cara" beliau menggunakan lafaz-lafaz dalam meriwayatkan hadith secara makna yang akan dibincangkan setelah ini.
Kembali kepada hadith:-
Saidina Mu'awiyah bertanya tentang beberapa hukum seperti bertemu bomoh, menilik nasib, membuat ramalan dengan perubahan persekitaran seperti meramal sesuatu baik atau buruk dengan arah burung terbang (tathoyyur) dan sebagainya.
Setelah itu, barulah Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam menceritakan tentang seorang jariyah (hamba perempuan) yang dimilikinya.Beliau berkata::
"Aku memiliki seorang hamba wanita yang mengembala kambing di sekitar pergunungan Uhud dan Juwaniyah. Pada suatu hari aku melihat seekor serigala menerkam dan membawa lari seekor kambing di bawah tugas pemeliharaannya (hamba perempuan tersebut). Dan aku adalah termasuk salah seorang anak Adam, oleh yang demikian aku juga ada perasaan tidak berpuas hati sebagaimana mereka (manusia lain juga yang ada rasa tidak puas hati). Namun (apabila kambingnya dimakan serigala) aku menampar hamba perempuan tersebut dengan tamparan (pukulan) yang kuat. Maka aku pergi lagi berjumpa Rasulullah s.a.w., lalu Baginda menyalahkanku atas perbuatanku.
Saya lalu berkata:
"Wahai Rasulullah! Adakah aku harus memerdekakannya?"
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Bawa dia kepadaku".
Setelah hamba perempuan itu datang lalu Rasulullah s.a.w. diriwayatkan bersabda (melalui riwayat Imam Muslim ini): "AinaLlah? (Salah satu lafaz mutasyabihat) iaitu mana Allah?".
Hamba tersebut menjawab:: "Di langit".
Rasulullah s.a.w. lalu bersabda:
"Siapakah aku?"
Hamba perempuan itu menjawab:
Maksudnya: "Kamu Rasulullah"
Rasulullah s.a.w. bersabda lagi: "Merdekakanlah dia. Sesungguhnya dia seorang yang beriman."
Hadith dengan "lafaz" ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan sanadnya seperti berikut:
Saidina Mu'awiyah bin Al-Hakam r.a. meriwayatkan kepada:
'Atho' bin Yasar yang meriwayatkan kepada:
Hilal bin Abi Maimunah yang meriwayatkan kepada:
Yahya bin Abi Kathir yang meriwayatkan kepada:
Hajjaj As-Showwaf yang meriwayatkan kepada:
Ismail bin Ibrahim yang meriwayatkan kepada:
Abu Ja'far Muammad dan Abu Bakr bin Abi Syaibah yang meriwayatkannya kepada:
Imam Muslim yang meriwayatkannya dalam Sahihnya.
Pengkajian Kedudukan Perawi: Adapun tentang Hilal bin Ali bin Usamah (iaitu Hilal bin Abi Maimunah), maka sebahagian para nuqqad (ahli pengkaji sanad hadith) menyatakan seperti berikut:-
Imam Abu Hatim berkata: "Dia seorang sheikh yang ditulis hadithnya". Ungkapan ini menunjukkan kepada darjat hasan atau sahih peringkat rendah menurut Imam Az-Zahabi dalam kitab Al-Muqizhoh.
Imam An-Nasa'ie berkata:
" tidak mempunyai sebarang masalah (tohmahan)"
(Siar A'laam An-Nubala 5/265). Ini juga merujuk kepada darjat sahih peringkat rendah menurut Imam Az-Zahabi dalam Al-Muqizhoh.
Imam Az-Zahabi berkata:
"Adapun perkataan seperti fulan laisa bihi ba's...maka ungkapan sebegini jayyidah (baik atau hasan) tidak membawa kepada dha'ifnya sheikh (perawi) bahkan sememangnya tidak setinggi darjat sahih yang sempurna yang disepakati kesahihannya. Tetapi, banyak daripada ungkapan yang kita sebutkan tadi (termasuklah fulan laisa bihi ba's) saling bercampur aduk penilaian mengenainya antara mereka yang menjadikannya sebagai hujah dengan mereka yang tidak menjadikannya sebagai hujah..."
(rujuk Al-Muqizhoh m/s 82)
Dalam erti kata lain, hadith yang diriwayatkan melalui jalan Hilal bin Ali (Abi Maimunah) ini berdarjat hasan atau darjat sahih yang rendah, demikian sebagaimana yang dikatakan juga oleh Imam Al-Hafiz Ya'qub bin Sufian dan Al-Hafiz Ibn 'Abd Al-Bar. Imam Ibn Hajar juga meletakkannya dengan darjat thiqah (darjat ketiga daripada dua belas peringkat perawi yang disusun oleh Imam Ibn Hajar dalam Taqrib At-Tahzib).
Dalam masa yang sama, salah seorang perawi dalam hadith ini yang turut diperkatakan oleh sebahagian para ulama' hadith adalah Yahya bin Abi Kathir. Menurut Imam Al-Kauthari dalam ta'liqat Al-Asma' wa As-Sifat m/s 532, sebahagian ulama' hadith menetapkan bahawa Yahya bin Abi Kathir tersebut sebagai mudallis (pelaku kesamaran).
Al-Hafiz Imam Ibn Hajar Al-Asqollani dalam Taqrib Az-Tahzib berkata tentang Yayha bin Abi Kathir: "Dia ialah seorang yang dipercayai dan teliti namun ada melakukan tadlis (melakukan kesamaran dalam riwayat) dan irsal (terputus sanad dari satu tobaqot)...".
Namun, beliau masih lagi thiqah walaupun tidak mencapai darjat sahih yang tinggi dengan sebab tadlis. Oleh sebab itu, riwayat beliau diterima oleh kebanyakkan perawi hadith termasuklah Imam Al-Bukhari.
Ini jalan pertama atau riwayat pertama berkenaan hadith Al-Jariyah ini, yang sering digunapakai oleh sebahagian golongan mujassimah tanpa membuat analisa yang lebih mendalam. Secara jelas hadith ini tidak mencapai suatu darjat kesahihan yang tinggi bahkan dari suatu sudut walaupun tidak jatuh kepada dho'if tetapi sekadar hasan atau sahih yang rendah kedudukannya. Lebih besar lagi penilaian terhadap hadith ini adalah, apabila dibandingkan dengan jalan-jalan periwayatan yang lain dalam konteks yang sama yang lebih kuat berbanding riwayat Imam Muslim ini yang akan dibincangkan kemudian di bagian ke 2
Sunday, October 4, 2009
wasiat rasulullah kepada para wanita
Setelah kita puas dengan postingan kami tentang wanita, masa sebagai pelengkap sedikit kami ingin tambahkan sesuatu..
@ pada haji wada',haji perpisahan antara Rosululloh S.a.w dengan umatnya,beliau berorasi menyampaikan pesan-pesan terakhir. Di antara pesan terakhir beliau adalah, wasiat agar bersikap lembut pada wanita, memberikan hak-hak hidup mereka,hak-hak pendidikan. Juga untuk selalu menyayangi para wanita. Adakah pribadi seagung beliau hingga berpesan seperti itu? Pesan abadi sepanjang masa.
@ pernah suatu hari Rosululloh pergi ke masjid sambil menggandeng cucu wanita beliau. Sy.Umamah binti abil ash. Apa yang beliau lakukan di depan para sahabat? Beliau sholat sembari menggendong gadis kecil itu. Apabila ruku', beliau menaruhnya, apabila berdiri, beliau ambil untung digendong lagi. Adakah sosok seagung beliau yang menghargai wanita seperti itu?
@ Rosululloh adalah abul banat,semua anaknya yang beranjak dewasa,adalah yang gadis-gadis. 4 gadis, bunda fatimah,bunda zainab,bunda ruqoyyah,bunda ummu kultsum. Penuh kasih sayang Rosul mendidik mereka,membesarkan mereka. Padahal kondisi sosial dunia saat itu adalah sangat merendahkan kaum wanita di manapun. Lantas,jika kita tidak mencontoh Rosululloh,kita mau mencontoh siapa?
@ jangan pernah coba untuk melecehkan wanita, hargai mereka. Termasuk menghargainya adalah tidak dengan menjerumuskannya dalam isu-isu emansipasi dan feminisme yang salah arah dan memang sengaja diformat untuk menjebak wanita.
@ wanita dan pria tidak dicipta kecuali untuk saling membahu bekerja menggarap ladang kehidupan. Jika laki-laki mengolah buminya, menanam bibitnya, menebar bijinya. Maka wanita memilih dan memilah bijinya, menyiraminya dan membersihkannya dari tanaman liar yang mengganggu
@ kullu dzati shidarin, kholah; setiap yang memakai BH,adalah bibi kita.saudara ibu. Lalu, anak manakah yang tidak suka lihat ibunya bahagia? Anak mana yang tidak cemburu dan marah jika bibinya di ganggu.?
@ alangkah benarnya Rosululloh : (istaushuu bin-nisaa-i . . . .khoiro)
@ pada haji wada',haji perpisahan antara Rosululloh S.a.w dengan umatnya,beliau berorasi menyampaikan pesan-pesan terakhir. Di antara pesan terakhir beliau adalah, wasiat agar bersikap lembut pada wanita, memberikan hak-hak hidup mereka,hak-hak pendidikan. Juga untuk selalu menyayangi para wanita. Adakah pribadi seagung beliau hingga berpesan seperti itu? Pesan abadi sepanjang masa.
@ pernah suatu hari Rosululloh pergi ke masjid sambil menggandeng cucu wanita beliau. Sy.Umamah binti abil ash. Apa yang beliau lakukan di depan para sahabat? Beliau sholat sembari menggendong gadis kecil itu. Apabila ruku', beliau menaruhnya, apabila berdiri, beliau ambil untung digendong lagi. Adakah sosok seagung beliau yang menghargai wanita seperti itu?
@ Rosululloh adalah abul banat,semua anaknya yang beranjak dewasa,adalah yang gadis-gadis. 4 gadis, bunda fatimah,bunda zainab,bunda ruqoyyah,bunda ummu kultsum. Penuh kasih sayang Rosul mendidik mereka,membesarkan mereka. Padahal kondisi sosial dunia saat itu adalah sangat merendahkan kaum wanita di manapun. Lantas,jika kita tidak mencontoh Rosululloh,kita mau mencontoh siapa?
@ jangan pernah coba untuk melecehkan wanita, hargai mereka. Termasuk menghargainya adalah tidak dengan menjerumuskannya dalam isu-isu emansipasi dan feminisme yang salah arah dan memang sengaja diformat untuk menjebak wanita.
@ wanita dan pria tidak dicipta kecuali untuk saling membahu bekerja menggarap ladang kehidupan. Jika laki-laki mengolah buminya, menanam bibitnya, menebar bijinya. Maka wanita memilih dan memilah bijinya, menyiraminya dan membersihkannya dari tanaman liar yang mengganggu
@ kullu dzati shidarin, kholah; setiap yang memakai BH,adalah bibi kita.saudara ibu. Lalu, anak manakah yang tidak suka lihat ibunya bahagia? Anak mana yang tidak cemburu dan marah jika bibinya di ganggu.?
@ alangkah benarnya Rosululloh : (istaushuu bin-nisaa-i . . . .khoiro)
MAKALAH BAJA
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Baja
Baja dan Besi sampai saat ini menduduki peringkat pertama logam yang paling banyak penggunaanya, besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu Fe, hanya kadar karbon lah yang membedakan besi dan baja, penggunaan baja dewasa ini sangat luas mulai dari perlatan yang sepele seperti jarum, peniti sampai dengan alat – alat dan mesin berat.
Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat bajaTahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus. 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang. 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah besi, dengan karbon sebagai bagai agen pengeras, mencegah atom besi, yang secara alami teratu dalam lattice, bergeser melalui satu sama lain. Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran alloy dapat mengontrol kualitas baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh. Definisi klasik, baja adalah besi-karbon aloy dengan kadar karbon sampai 5,1 persen; ironisnya, aloy dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi. Sekarang ini ada beberapa kelas baja di mana karbon diganti dengan material aloy lainnya, dan karbon, bila ada, tidak diinginkan. Definisi yang lebih baru, baja adalah aloy berdasar-besi yang dapat dibentuk seccara plastic.
Pada zaman sekarang banyak bangunan – bangunan yang menggunakan baja sebagai struktur rangka. Seperti penggunaan baja sebagai struktur atap, rangka kolom, pembuatan jembatan dsb. Baja baik di gunakan dalam struktur tarik, seperti jembatan.
3
Baja akan meleleh bila terkena panas yang berasal dari dalam baja itu sendiri. Pada bangunan yang menggunakan struktur rangka baja penuh, maka apabil a terjadi kebakaran di satu titik saja, maka akan mempengaruhi struktur di titik lain. Hal ini di akibatkan karena panas yg terjadi di satu titik tersebut merambat ( induksi ) menuju ke titik yang lain dan mengakibatkan baja meleleh dan struktur dari bangunan tersebut akan roboh.
Definisi lain
Baja dapat didefinisikan suatu campuran dari besi dan karbon,dimana unsur karbon (C) menjadi dasar campurannya. Di samping itu, mengandung unsur campuran lainnya seperti sulfur (S), fosfor (P), silicon (Si),dan Mangan (Mn) yang jumlahnya dibatasi. Kandungan karbon di dalam baja kurang dari 2% atau sekitar 0,1 – 1,7%,sedangkan unsure lainnya dibatasi presentasenya. Unsur paduan yang bercampur di dalam lapisan baja, untuk membuat baja bereaksi terhadap pengerjaan panas atau menghasilkan sifat-sifat yang khusus.
2. Nilai ekonomi dan sejarah
Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam peningkatan performan. Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti kawat menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk kubik berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
Dengan perubahan struktur kristal, besi adakalanya memiliki sifat magnetik dan adakalanya tidak. Besi memang bahan bersifat unik.
Bijih besi bertebaran hampir di seluruh permukaan Bumi dalam bentuk oksida besi. Meskipun inti Bumi tersusun dari logam besi dan nikel, oksida besi yang ada di permukaan Bumi tidak berasal darinya, melainkan dari meteor yang jatuh ke Bumi.
4
Di Australia, Brasil, dan Kanada, ditemukan bongkahan bijih besi berketebalan beberapa puluh meter dan mengandung 65 persen besi. Besi adalah unsur yang sangat stabil dan merupakan unsur terbanyak ke delapan di Jagat Raya setelah silikon. Pada lapisan kulit Bumi, besi merupakan unsur logam terbanyak ketiga setelah silikon dan aluminium.
Hampir lebih dari 70 abad lalu-5.000 tahun sebelum Masehi-dari peninggalan di Mesopotania, Iran, dan Mesir diketahui bahwa manusia telah menguasai teknologi pembuatan peralatan dari besi baja untuk berburu.
Suku Hatti dan Hittite- 2.500-1.500 tahun sebelum Masehi-di daerah Anatria dan Armenia telah berhasil membuat pedang besi berukuran besar dan baju besi dengan proses semi-lebur.
3. Unsur Campuran Dasar
Unsur karbon adalah unsur campuran yang paling penting dalam pembentukan baja, jumlah presentase dan bentuknya membawa pengaruh yang amat besar terhadap sifatnya.
Tujuan utama penambahan unsure campuran lain ke dalam baja adalah untuk mengubah pengaruh dari unsure karbon.
4. Unsur-unsur Campuran Lainnya
a. Unsur Fosfor
Fosfor dianggap sebagai unsure yang tidak murni dan jumlah kehadirannya di dalam baja dikontrol dengan cepat sehingga presentase maksimum unsur fosfor di dalam baja sekitar 0,05%.
b. Unsur Sulfur
Unsur sulfur membahayakan larutan besi sulfide yang mempunyai titik cair rendah dan rapuh. Besi sulfide terkumpul pada batas butir-butirannya yang membuat baja hanya didinginkan sucara singkat karena kerapuhannya. Kandungan sulfur harus dijaga serendah mungkin dibawah 0,05%.
5
c. Unsur Silicon
Silikon membuat baja tidak stabil,tetapi unsure ini tetap menghasilkan lapisan grafit dan menyebabkan baja menjadi tidak kuat. Baja mengandung silikon sekitar 0,1 – 0,3%.
d. Unsur Mangan
Kadungan mangan di dalam baja harus dikontrol untuk menjaga ketidakseragaman sifatnya dari sekumpulan baja yang lain. Baja karbon mengandung mangan lebih dari 1%.
5. Proses Pembuatan Baja
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
Proses konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
• Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
• Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
• Kembali ditegakkan.
• Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
• Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
Proses Bassemer (asam)
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan
SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3
6
Proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
Proses Siemens Martin
menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah :
a. Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
b. Sebagai Fundamen/ landasan dapur
c. Menghemat pemakaian tempat
d. Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih
e. Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
f. Besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40% MgCO3 + 60% CaCO3)
Proses Basic Oxygen Furnace
• Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
• Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
• Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.
Keuntungan :
• BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
• Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
• Tidak perlu tuyer di bagian bawah
• Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
• Biaya operasi murah
7
Proses dapur listrik
Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
• Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
• Temperatur dapat diatur
• Efisiensi termis dapur tinggi
• Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
• Kerugian akibat penguapan sangat kecil
Proses dapur kopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
• Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
• Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
• Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
• Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
• 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
8
Proses dapur Cawan
• Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
• kemudian dapur ditutup rapat.
• Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
• Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan
6. Klasifikasi Baja
1. Menurut komposisi kimianya:
a. Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu;
• Baja karbon rendah (low carbon steel) machine, machinery dan mild steel
- 0,05 % - 0,30% C.
Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:
- 0,05 % - 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.
- 0,20 % - 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.
• Baja karbon menengah (medium carbon steel)
- Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
- Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:
- 0,30 % - 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
- 0,40 % - 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.
- 0,50 % - 0,60 % C : hammers dan sledges.
• Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel
- Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % - 1,50 % C
9
Penggunaan :
- screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.
b. Baja paduan (alloy steel)
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)
2. Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:
1. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy steel) dan high speed steel.
• Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
10
• High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % - 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.
Baja Paduan dengan Sifat Khusus
1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Sifatnya antara lain:
• Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan
• Tahan temperature rendah maupun tinggi
• Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
• Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
• Tahan terhadap oksidasi
• Kuat dan dapat ditempa
• Mudah dibersihkan
• Mengkilat dan tampak menarik
2. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
11
3. Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet.
Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang diberikan antara lain:
a. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.
b. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara.
c. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.
d. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
e. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur tinggi.
Klasifikasi lain antara lain :
a. Menurut penggunaannya:
• Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 % C.
• Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.
12
b. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
• Baja tahan garam (acid-resisting steel)
• Baja tahan panas (heat resistant steel)
• Baja tanpa sisik (non scaling steel)
• Electric steel
• Magnetic steel
• Non magnetic steel
• Baja tahan pakai (wear resisting steel)
• Baja tahan karat/korosi
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
1. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
2. Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
3. Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
4. Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
5. Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:
1. Baja kualitas biasa
2. Baja kualitas baik
3. Baja kualitas tinggi
13
7. Sifat Kekerasan Baja
Kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan sebuah benda (benda kerja) terhadap penetrasi/daya tembus dari bahan lain yang kebih keras penetrator). Kekerasan meru-pakan suatu sifat dari bahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh un-sur-unsur paduannya dan kekerasan suatu bahan tersebut dapat berubah bila dikerjakan dengan cold worked seperti pengerolan, penarikan, pemakanan dan lain-lain serta kekerasan dapat dicapai sesuai kebutuhan dengan perlakuan panas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kekerasan dalam perlakuan panas antara lain; Komposisi kimia, Langkah Perlakuan Panas, Cairan Pendinginan, Temperatur Pemanasan, dan lain-lain Proses hardening cukup banyak dipakai di Industri logam atau bengkel-bengkel logam lainnya.Alat-alat permesinan atau komponen mesin banyak yang harus dikeraskan supaya tahan terhadap tusukan atau tekanan dan gesekan dari logam lain, misalnya roda gigi, poros-poros dan lain-lain yang banyak dipakai pada benda bergerak. Dalam kegiatan produksi, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produksi adalah merupakan masalah yang sangat sering dipertimbangkan dalam Industri dan selalu dicari upaya-upaya untuk mengoptimalkannya. Pengoptimalan ini dilakukan mengingat bahwa waktu (lamanya) menyelesaikan suatu produk adalah berpengaruh besar terhadap biaya produksi.
Hardening dilakukan untuk memperoleh sifat tahan aus yang tinggi, kekuatan dan fatigue limit/ strength yang lebih baik. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada kadar karbon dalam baja dan kekerasan yang terjadi akan tergantung pada temperatur pemanasan (temperatur autenitising), holding time dan laju pendinginan yang dilakukan serta seberapa tebal bagian penampang yang menjadi keras banyak tergantung pada hardenability.
Langkah-langkah proses hardening adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pemanasan (heating) untuk baja karbon tinggi 200-300 diatas Ac-1 pada diagram Fe-Fe3C, misalnya pemanasan sampai suhu 8500, tujuanya adalah untuk mendapatkan struktur Austenite, yang salah sifat Austenite adalah tidak stabil pada suhu di bawah Ac-1,sehingga dapat ditentukan struktur yang diinginkan. Dibawah ini diagram Fe-Fe3C dibawah ini :
14
2. Penahanan suhu (holding), Holding time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan maksimum dari suatu bahan pada proses hardening dengan menahan pada temperatur pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang homogen sehingga struktur austenitnya homogen atau terjadi kelarutan karbida ke dalam austenit dan diffusi karbon dan unsur paduannya. Pedoman untuk menentukan holding time dari berbagai jenis baja :
• Baja Konstruksi dari Baja Karbon dan Baja Paduan Rendah Yang mengandung karbida yang mudah larut, diperlukan holding time yang singkat, 5 - 15 menit setelah mencapai temperatur pemanasannya dianggap sudah memadai.
• Baja Konstruksi dari Baja Paduan Menengah Dianjurkan menggunakan holding time 15 -25 menit, tidak tergantung ukuran benda kerja.
• Low Alloy Tool Steel Memerlukan holding time yang tepat, agar kekerasan yang diinginkan dapat tercapai. Dianjurkan menggunakan 0,5 menit per milimeter tebal benda, atau 10 sampai 30 menit.
• High Alloy Chrome Steel Membutuhkan holding time yang paling panjang di antara semua Baja perkakas, juga tergantung pada temperatur pema-nasannya. Juga diperlukan kom-binasi temperatur dan holding time yang tepat. Biasanya dianjurkan menggunakan 0,5 menit permilimeter tebal benda dengan minimum 10 menit, maksimum 1 jam.
• Hot-Work Tool Steel Mengandung karbida yang sulit larut, baru akan larut pada 10000 C. Pada temperatur ini kemungkinan terjadinya pertumbuhan butir sangat besar, karena itu holding time harus dibatasi, 15-30 menit. High Speed Steel Memerlukan temperatur pemanasan yang sangat tinggi, 1200-13000C.Untuk mencegah terjadinya pertumbuhan butir holding time diambil hanya beberapa menit saja.
Misalkan kita ambil waktu holding adalah selama 15 menit pada suhu 8500 .
15
3. Pendinginan. Untuk proses Hardening kita melakukan pendinginan secara cepat dengan menggunakan media air. Tujuanya adalah untuk mendapatkan struktur martensite, semakin banyak unsur karbon,maka struktur martensite yang terbentuk juga akan semakin banyak. Karena martensite terbentuk dari fase Austenite yang didinginkan secara cepat. Hal ini disebabkan karena atom karbon tidak sempat berdifusi keluar dan terjebak dalam struktur kristal dan membentuk struktur tetragonal yang ruang kosong antar atomnya kecil,sehingga kekerasanya meningkat.
Dari diagaram pendinginan diatas dapat dilihat bahwa dengan pendinginan cepat (kurva 6) akan menghasilkan struktur martensite karena garis pendinginan lebih cepat daripada kurva 7 yang merupakan laju pendinginan kritis (critical cooling rate) yang nantinya akan tetap terbentuk fase austenite (unstable). Sedangkan pada kurva 6 lebih cepat daripada kurva 7,sehingga terbentuk struktur martensite yang kekerasanya berkisar antara 600 BHN-750 BHN, tetapi bersifat rapuh karena tegangan dalam yang besar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan proses hardening pada Baja karbon tinggi akan meningkatkan kekerasanya. Dengan meningkatnya kekerasan, maka efeknya terhadap kekuatan adalah sebagai berikut :
• Kekuatan impact (impact strength) akan turun karena dengan meningkatnya kekerasan, maka tegangan dalamnya akan meningkat. Karena pada pengujian impact beban yang bekerja adalah beban geser dalam satu arah , maka tegangan dalam akan mengurangi kekuatan impact.
• Kekuatan tarik (tensile sterngth) akan meningkat. Hal ini disebabkan karena pada pengujian tarik beban yang bekerja adalah secara aksial yang berlawanan dengan arah dari tegangan dalam, sehingga dengan naiknya kekerasan akan meningkatkan kekuatan tarik dari suatu material.
16
8. Baja dalam kehidupan
Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya keberadaan baja diabaikan karena kebanyakan dilapisi bahan lain. Orang baru menyadarinya ketika menyentuh benda dingin dan keras seperti lemari es, meja belajar, kursi, dan tiang listrik. Tabel menunjukkan contoh produk baja dalam berbagai bidang.
Pada bidang konstruksi dan tata kota, kekuatan baja yang dapat menyangga beban berat digunakan untuk kerangka bangunan pencakar langit sampai ketinggian 450 meter, seperti Petronas Twin Towers di Malaysia. Baja juga tahan terhadap perpatahan sehingga dapat melindungi dari gangguan gempa.
Ratusan ton baja juga digunakan untuk pembangunan jembatan antarpulau sampai berjarak lebih dari satu kilometer, seperti jembatan Kanmonbashi di Jepang.
Jadi, baja telah menyatu dalam kehidupan manusia dan menjadi penopang utama seluruh aktivitas dalam proses produksi sehingga tidak dapat dipisahkan dari masyarakat industri. Suatu bangsa tidak akan dapat membangun kekuatan industri tanpa memiliki industri baja dan teknologinya.
9. Baja di Indonesia
Menurut penelitian jumlah konsumsi baja suatu bangsa dapat dijadikan indikator tingkat kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Negara-negara maju umumnya mengonsumsi 700 kilogram baja per jiwa per tahun. Masyarakat Indonesia baru mengonsumsi 20 kilogram per jiwa. Ini berarti baja masih belum dirasakan keberadaannya oleh masyarakat Indonesia.
Baja dengan nilai ekonomi tinggi dan berfungsi vital masih belum mendapat perhatian dengan baik oleh pemerintah. Maka, daya dukung baja terhadap kinerja dan performan proses produksi sangat lemah. Dampaknya, produk-produk Indonesia belum bisa berkompetisi dengan produk dari negara lain baik dalam jumlah produksi, kualitas, dan ketepatan waktu penyebarannya.
17
Indonesia yang dikenal kaya sumber daya alam harus mengimpor 100 persen bahan baku baja (pellet) dan 60-70 persen scrap baja untuk keperluan industri bajanya. Ini masih ditambah teknologi pengolahan baja yang tidak efisien karena menggunakan sumber energi gas yang semakin meningkat harganya serta teknologi yang masih tergantung kepada negara pemberi lisensinya.
Dari hasil survei, diketahui bahwa cadangan bijih besi di Indonesia berjumlah cukup besar dan tersebar di beberapa pulau, seperti Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Irian Jaya dengan total melebihi 1.300 juta ton, meskipun dengan kadar kandungan besi yang masih rendah antara 35-58 persen Fe. Sementara itu, bahan pendukung, seperti batu bara dan kapur, juga melimpah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Cadangan ini dapat memenuhi konsumsi besi baja dalam negeri sekitar 2,5 ton per jiwa. Berarti Indonesia punya modal menjadi masyarakat berbasis industri.
Permasalahannya hanyalah bagaimana menciptakan teknologi peleburan bijih besi yang sedikit lebih rendah kadar besinya. Pemerintah harus segera membentuk tim khusus pengembangan teknologinya. Kalau Jepang yang di masa Perang Dunia II tak punya bijih besi kini mampu berkembang, Indonesia tentu bisa lebih baik.
Dewasa ini, pengembangan teknologi manufaktur besi baja sudah sangat berkembang di beberapa negara maju, tinggal bagaimana mentransfer atau "mencuri" teknologi tersebut dan diterapkan di Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN
1. Baja dapat didefinisikan suatu campuran dari besi dan karbon,dimana unsur karbon (C) menjadi dasar campurannya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kekerasan dalam perlakuan panas antara lain; Komposisi kimia, Langkah Perlakuan Panas, Cairan Pendinginan, Temperatur Pemanasan, dan lain-lain
18
3. Macam – macam proses pembuatan baja
Prosese converter
Proses bassemer ( asam )
Proses Thomas ( basa )
Proses Siemens martin
Proses Oxygen furnace
Proses dapur listrik
Proses dapur kopel
Proses dapur cawan
4. Klasifikasi baja :
a. Menurut komposisi kimia :
- Baja carbon
- Baja paduan
b. High Strength Low Alloy Stell ( HSLS )
c. Baja perkakas
MAKALAH BETON
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan krikil atau agregat lainnya, dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang diinginkan. Semen dan air berinteraksi secara kimiawi untuk mengikat partikel – partikel agregat tersebut menjadi suatu masa yang padat. Beton dalam berbagai variasi sifat kekuatan dapat diperoleh dengan pengaturan yang sesuai dari perbandingan jumlah material pembentuknya.
1.2. Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi dalam makalah ini adalah menjelaskan tentang beton.
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
1. Meningkatkan mutu beton.
2. Mengetahui perbedaan beton normal dan beton campuran lain yang ditinjau dari biaya yang digunakan.
3. Dapat memahami campuran beton yang ada sehingga mampu membuat desain campuran beton yang diinginkan, sesuai dengan mutu yang direncanakan.
1.4. Metode Penulisan
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode penulisan dengan cara mengumpulkan data melalui:
Penelitian Kepustakaan (Library Reseach) adalah teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan penelitian dan pencatatan dari buku-buku literature dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian agar dapat memperoleh gambaran yang jelas antara yang dibahas dan teori yang diperoleh.
1.5. Sistematika Penulisan
Pada gambaran ini dijelaskan secara singkat,mengenai isi yang ada disetiap bab, yang bertujuan untuk mempermudah dalam pemahaman. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan secara umum mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Menguraikan secara umum mengenai pengertian beton, bahan-bahan pembuatan beton, sifat-sifat beton, klasifikasi beton, serta kerugian dan keuntungan benton.
BAB III : PEMBAHASAN
Menguraikan secara umum mengenai membuat beton yang baik, pelaksanaan pembuatan beton dan pengolahan beton, serta bahan tambahan untuk beton.
BAB IV : PENUTUP
Menguraikan secara umum mengenai kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan kontruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih (Dr. Wuryati Samekto, M.Pd dan Candra Rahmadiyanto, S.T., 2001).
2.2. Bahan-Bahan Pembuat Beton
Pembuatan beton secara umumnya terdiri dari:
2.2.1. Semen
Semen merupakan bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gips sebagai bahan tambahan.
2.2.1.1. Bahan Baku Semen dan Senyawa-Senyawa Semen
Jika bahan semen portland itu diuraikan susunan senyawanya secara kimia (dengan analisis kimia), akan terlihat jumlah oksida yang membentuk bahan semen itu. Semen dibuat dari bahan-bahan atau unsur-unsur yang mengandung oksida-oksida. Unsur-unsur itu kurang lebih seperti yang tercantum pada tabel 1. berikut.
Tabel 1. Komponen Bahan Baku Semen
Jenis Bahan Persen (%)
Batu kapur (CaO)
Pasir silikat (SiO2)
Tanah Liat (Al2O3)
Bijih Besi (Fe2O3)
Magnesia (MgO)
Sulfur (SO3)
Soda atau Potash (Na2O + K2O) 60-65
17-25
3-8
0.5-6
0.5-4
0.5-1
Angka-angka tersebut merupakan batas-batas susunan senyawa kimia pada bahan semen portland. Di dalam semen, oksida-oksida tersebut tidak terpisah satu dari yang lainnya melainkan merupakan senyaw-senyawa yang disebut senyawa semen.
Menurut Michaels, untuk mendapatkan ikatan hidraulik yang baik, perbandingan berat antara CaO dengan jumlah berat (SiO2), (Al2O3), dan (Fe2O3) memiliki harga antara 1,8 sampai 2,2. demikian juga perbandingan berat antara (SiO2) dengan berat (Al2O3), dan (Fe2O3) harus memenuhi harga antara 1,5-4.
Di dalam semen terdapat empat macam senyawa semen, di mana jumlah masing-masing senyawa seperti tercantum pada tabel 2 berikut
Tabel 2. Kandungan Senyawa-Senyawa Semen dalam Semen
Mineral-Mineral Klinker Rumus Kimia Rumus Singkat Kadar Rata-Rata
Trikalium silikat
Dikalium silikat
Trikalium aluminat
Tetra kalsium
Alumina ferit
Kapur bebas
Batu tahu (Gips) 3 CaO.SiO2
2CaO.SiO2
3CaO.Al2O3
4CaO.Al2O3.Fe2O3
CaO
CaCO4 C3S
C2S
C3A
C4AF
-
- 37-60
15-37
7-15
10-20
1
3
Di samping senyawa-senyawa seperti tersebut di atas, di dalam semen portland juga masih terdapat beberapa senyawa lain yang dapat mempengaruhi senyawa atau oksida lainnya. Senyawa-senyawa ini berasal dari hasil bawaan bahan dasarnya atau bahan tambahan dalam proses pembuatan semen. Senyawa atau oksida uang lain tersebut antara lain:
a. MgO
Senyawa ini adalah hasil pembawaan dari bahan dasar kapur yang digunakan. Jumlah MgO dalam semen portland, dibatasi maksimum 4%. Jika kadarnya melebihi jumlah ini akan mengakibatkan semen menjadi tidak kekal ( berubah bentuk) setelah pengerasan terjadi. Perubahan bentuk ini terjadi setelah pengerasan terjadi beberapa lama (setelah sekian bulan atau bahka tahun). Perubahan bentuk terjadi karena mengembangnya MgO, dari oksida membentuk hidrat MgO(OH)2.
b. Kapur Bebas (CaO)
Karena susunan kimia ini yang kurang tepat pada waktu pembuatan, dan atau karena pembakaran yang kurang sempurna, dapat terjadi CaO (kapur kotor) yang tidak terikat ke dalam empat senyawa semen.
c. Bagian tidak Larut
Zat ini merupaka bagian yang tidak larut dalam HCl. Umumnya zat tersebut adalah senyawa tanah atau silikat yang tidak berubah menjadi empat senyawa semen. Kadar bagian ini yang terlalu tinggi pada semen (maksimum 3%) menunjukkan bahwa pembakaran atau penyusutan senyawa semen kurang baik, atau terdapat kemungkinan bahwa semen tadi telah dengan sengaja dibubuhi benda lain setelah penggilingan selesai. Meskipun akibat penambahan ini tidak membahayakan sifat semennya, tetapi semen yang mengandung terlalu banyak bahan ii akan berkurang daya ikatnya karena tercampur benda yang tidak berguna.
d. Kadar alkali
Di dalam semen portland, kadar alkali biasanya rendah (kurang dari 1%). Kadar alkali dalam semen mempengaruhi waktu pengerasan. Pemakaian kadar alkali yang lebih dari 0,6% dapat mengakibatkan terjadi reaksi pengembangan bila semen dicampur agregat yang bersifat alkali reaktif yaitu agregat yang megandung silika amorf (gas alam, batu api, opal, dan lain-lain).
e. Kadar Hilang pada Pemijaran
Zat ini adalah dari benda-benda yang terbang pada suhu 88C; biasanya air atau CO2. semen yang kadar hilang pijarnya tinggi, adalah semen yang telah mengandung bagian-bagian yang mengeras. Kadar bagian ini dibatasi maksimum 3-4.
f. Kadar Gips
Gips dalam semen ditambahkan untuk memperlambat pengerasan klinker semen. Jika klinker semen digilinga tanpa penambag gips, bubuk halus klinker akan segara bersenyawa dengan air dan adonan itu akan mengeras dalam waktu kurang lebih 10 menit. Hal ini akan menyulitkan dalam pemakaian semen. Dengan demikian untuk memperlambat pengerasan bubuk klinker dicampur gips. Penambahan bahan ini dalam semen adalah maksimum 4% dari berat klinker. Dalam analisis kimi, gips akan terlihat sebagai senyawa SO3 da dibatasi jumlahnya sampai kuarang lebih 2,5%-3%.
2.2.1.2. Panas Hidrasi
Persenyawaan semen dengan air akanmengeluarkan panas. Jumlah panas yang dibebaskan (dikeluarkan) ini tergantung dari kadar susunan senyawa semen dan kehalusan butirannya. Senyawa semen yang paling besar megeluarkan panas adalah C3A kemudian C4AF dan yang terendah adalah C2S seperti pada tabel 3.
Tabel 3. Besarnya Panas Hidrasi yang Keluar dari Senyaw-Senyaw Semen
Susunan Senyawa Panas Hidrasi (kal/g)
C3S
C2S
C3A
C4AF 120
60
207
100
Adanya pembebasan panas ini membantu mempercepat pengerasan (proses hidrasi) dari senyawa-senyawa itu. Tetapi setelah pengerasan terjadi, bagian yang telah mengeras mempunyai sifat lambat menyalurkan panas. Jika suatu massa atau benda yang terbuat dari semen terlalu tebal, panas hidrasi di dalam bendaitu akan tinggi sehingga dapat mengakibatkan retak, susut, dan sebagaimananya. Bahkan mungkin dapat berakibat fatal.
2.2.1.3. Sifat-Sifat Semen Portland
Semen portland memiliki beberapa sifat-sifat yang di antaranya sebagai berikut:
1. Kehalusan Butir
Pada umumnya semen memiliki kehalusan sedemikian rupa sehingga kurang lebih 80% dari butirannya dapat menembus ayakan 44 mikron. Makin halus butiran semen, makin cepat pula persenyawaannya. Makin halus butiran semen, maka luas permukaan butir untuk suatu jumlah berat semen akan menjadi lebih besar. Makin besar luas permukaan butir ini, makin banyak pula air yang dibutuhkan bagi persenyawaannya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kehalusan butir semen. Cara yang paling sederhana dan mudah dilakukan ialah dengan mengayaknya.
2. Berat Jenis dan Berat Isi
Berat jenis dari bubuk semen pada umumnya berkisar antara 3,10 sampai 3,30. biasanya rata-rata berat jenis ditentukan 3,15. berat jenis semen penting untuk diketahui, karena semen portland yang tidak sempurna pembakarannya dan atau dicampur dengan bubuk batuan lainnya, berat jenisnya akan terlihat lebih rendah daripada angka tersebut.
Untuk mengukur baik atau tidaknya atau tercampur atau tidaknya suatu bubuk semen dengan bahan lain, dipakai angka berat jenis 3,00. dengan demikian jika kita menguji semen dan hasilnya menunjukkan bahwa berat jenisnya kurang dari 3,00 kemungkinan semen itu tercampur dengan bahan lain (tidak murni) atau sebagian semen itu telah mengeras.
Berat isi (berat satuan) semen sangat tergantung pada cara pengisian semen ke dalam takaran. Jiak cara mengisinya sembur (los), berat isinya rendah yaitu antara ,1 ka/liter.jika pengisiannya dipadatkan, berat isinya dapat mencapai 1,5 ka/liter. Dalam praktek biasanya dipakai berat isi rata-rata yaitu antara 1,25 ka/liter.
3. Waktu Pengerasan Semen
Waktu pengerasan semen dilakukan dengan menentukan waktu pengikatan awal (initial setting) dan waktu pengikatan akhir (final setting). Sebenarnya yang lebih penting adalah waktu pengikatan awal, yaitu saat semen mulai terkena ait hingga mulai terjadi pengikatan (pengerasan). Untuk mengukur waktu pengikatan biasnya digunakan alat vicat.bagi jenis-jenis semen portland waktu pengikatan awal tidak boleh kurang dari 60 menit sejak semen terkena air.
4. Kekekalan Bentuk
Yang dimaksud dengan kekekalan bentuk adalah sifat dari bubuk semen yang telah mengeras, di mana bila adukan semen dibuat suatu bentuk tertentu bentuk itu tidak berubah. Buka benda dari adukan semen yang telah mengeras. Apabila benda menunjukkan danya cacat (retak, melengkung, membesar, dan menyusut), berarti semen itu tidak baik atau tidak memiliki sifat tetap bentuk.
5. Kekuatan Semen
Kekuatan mekanis dari semen yag mengeras merupakan sifat yang perlu di ketahui di dalam pemakaian. Kekuatan semen ini merupakan gambaranmengenai daya rekatnya sebagai bahan perekat (pengikat). Pada umumnya, pengukuran kekuatan daya rekat ini dilakukan dengan menentukan kuat lentur, kuat tarik, atau kuat tekan (desak) dari campuran semen dengan pasir.
6. Pengerasan Awal Palsu
Adakalanya semen portland menunjukkan waktu pengikatan awal kurang dari 60 menit, dimana setelah semen dicampur dengan air segera nampak mulai mengeras (adonan menjadi kaku). Hal ini mungkin terjadi karena adanya pengikatan awal palsu, yang disebabkan oleh pengaruh gips yang dicampurkan pada semen bekerja tidak sesuai dengan fungsinya. Seharusbya fungsi gips dalam semen adalah untuk menghambat pengerasan, tetapi dalam kasus diatas ternyata gips justru mempercepat pengerasan. Hal ini dapat terjadi karena gips dalam semen telah terurai. Biasanya pengerasan palsu ini hanya mengacau saja, sedangkan pengaruh terhadap sifat semen yang lain tidak ada. Jika terjadi pengerasan palsu, adonan dapat diaduk lagi. Setelah pengerasan palsu berakhir, jika adonan diaduk lagi adonan semen akan mengeras seperti biasa.
7. Pengaruh Suhu
Proses pengerasan semen sangat dipengaruhi oleh suhu udara disekitarnya. Pada suhu kurang dari 15C, pengerasan semen akan berjalan sangat lambat. Semakin tinggi suhu udara disekitarnya, maka semakin cepat semen mengeras.
2.2.1.4. Jenis-Jenis Semen Portland
Jenis-jenis semen portland dapat diperoleh dengan mengadakan variasi-variasi dalam proporsi relatif dari komponen-komponen senyawa kimia serta derajat kehalusan penggilingan bahan klinkernya. Sesuai dengan pemeakaiannya semen portland dibedakan menjadi lima type (jenis), yakni;
Jenis I
Semen portland jenenis umum (normal portland cement), yaitu jenis semen portland untuk penggunaan dalam kontruksi beton secara umum tidak memerlukan sifat-sifat khusus. Misalnya untuk pembuatan trotoar, urung-urung, pasangan bata, dan sebagainya.
Jenis II
Semen jenis umum dengan perubahan-perubahan (modified portland cement). Semen ini memiliki panas hidrasi lebih rendah dan keluarnya panas lebih lambat daripada semen jenis I. Jenis ini digunakan untuk bangunan tebal tebal seperti pilar dengan ukuran besar, tumpuan dan dinding tanah tanah tebal, dan sebagainya retak-retak pengerasan. Jenis ini juga dapat digunakan untuk bangunan-bangunan drainase di tempat yang memiliki sulfat agak tinggi.
Jenis III
Semen portland dengan kekuatan awal tinggi (hogh-early-strength-portland-cement). Jenis ini memperoleh kekuatan besar delam waktu singkat, sehingga dapat digunakan untuk perbaikan bangunan-bangunan beton yang perlu segara digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas.
Jenis IV
Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah (low-heat portland- cement). Jenis ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan yag memerlukan panas hidrasi serendah-rendahnya. Kekuatannya tumbuh lambat. Jenis ini digunakan untuk bangunan beton massa seperti bendungan-bendungan garavitasi besar.
Jenis V
Semen portland tahan sulfat (sulfate-resisting portland cement). Jenis ini merupakan jenis khusus yag maksudnya hanya untuk penggunaan pada bangunan-bangunan yang kena sulfat, seperti di tanah atau air tang tinggi kadar alkalinya. Pengerasan berjalan lebih lambat daripada semen portlan biasa.
2.2.2. Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar (aduk) dan beton.
Agregat aduk da beton dapat juga didefinisikan sebagai bahan yang dipakai sebagai pengisi atau pengkurus, dipakai bersama dengan bahan perekat, dan membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu, yang disebu adukan beton.
2.2.2.1. Klasifikasi Agregat dari Besar Butirannya
Pengukuran besar butiran agregat didasarkan atas suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan alat yang berupa ayakan dengan besar lubang yang telah ditetapkan. Ukuran butir agregat, tanpa memperhatikan bentuknya, didefinisikan sebagai butiran yang dapat lolos pada suatu ukuran ayakan tertentu. Dengan demikian jika misalnya suatu butiran lolos pada ayakan dengan ukuran 3 mm, maka ukuran butiran itu adalah 3 mm. Jika suatu agregat telah lolos pada ayakan 4 mm dan tertahan (tertinggal) pada ayakan 3 mm, maka agregat tersebut memiliki butiran yang besarnya antara 3 mm dan 4 mm. Dengan demikian agregat dapat dibedakan menjadi tiga, yakni;
1. Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat yang semua butirannya menembus ayakan dengan lubang 4,8 mm. Agregat halus dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
Pasir Galian
Pasir galian dapat diperoleh langsung dari permukaan anah, atau dengan cara menggali dari dalam tanah. Pasir ini pada umumnya tajam, bersudut, berpori, dan bebas dari kandungan garam yang membahayakan. Namun karena pasir ini diperoleh dengan cara menggali maka pasir ini sring bercampur dengan kotoran atau tanah, sehingga sering harus dicuci terlebiha dulu sebelum digunakan.
Pasir Sungai
Pasir sungai diperoleh langsunga dari dasar sungai . pasir sungai pada umumnya berbutir halus dan berbentuk bulat, karena akibat proses gesekan yang terjadi. Karena butirannya halus, maka baik untuk plesteran tembok. Namun karena bentuk yang bulat itu, daya lekat antarbutir menjadi agak kurang baik.
Pasir Laut
Pasir laut adalah pasir yang diambil dari pantai. Bentuk butirannya halus dan bulat, karena proses gesekan. Pasir jenis ini banyak mengandung saram, oleh karena itu kurang baik untuk bahan bangunan. Garam yang ada dalam pasir ini menyerap kandungan air dari udara, sehingga mengakibatkan pasir selalu agak basah, dan juga menyebabkan penembangan setelah bangunan selesai dibangun. Oleh karena itu, sebaiknya pasir jenis ini tidak digunakan untuk bahan bangunan.
2. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat dengan butir-butir tertinggal di atas ayakan dengab lubang 4,8 mm, tetapi lolos ayakan 40 mm.
3. Batu
Batu adalah agregat yang besar butirannya lebih besar dari 40 mm. Cara yang paling banyak dilakukan untuk membedakan jenis agregat, adalah dengan didasarkan atas besar butiran-butirannya. Jadi yang umum digunakan adalah agregat kasar dan agregat halus. Adapun istilah batu umumnya digunakan pada batuan yang bukan berbentuk (berfungsi sebagai agregat).
2.2.2.2. Gradasi Agregat
Gradasi Agregat adalah distribusi ukuran butiran agregat. Dapat juga disebut pengkelompokkan agregat dengan ukuran yang berbeda sebagai persentase dari total agregat atau persentase kumulatif butiran yang lebih kecil atau lebih besar dari masing-masing seri bukaan saringan.
Gradasi agregat juga berguna untuk menentukan proporsi agregat halus terhadap total agregat. Gradasi agregat akan mempengaruhi luas permukaan agregat yang sekaligus akan mempengaruhi jumlah pasta/air yang lebih sedikit karena luas permukaan lebih kecil.
Apabila ditinjau dari volume pori (ruang kosong) antara agregat maka butir yang bervariasi akan mengakibatkan volume pori lebih kecil dengan kata lain kemampatan menjadi tinggi. Hal ini berbeda dengan ukuran agregat yang seragam yang akan mempunyai volume ruang kosong yang lebih besar.
Gradasi Agregat dapat digolongkan menjdai tiga macam;
Gradasi kontinu, dimana ukuran butirab pada agregat kasar dan agregat halus bervariasi mulai dari ukuran yang terbesar sampai ukuran yang terkecil. Seperti pada gambar berikut
Gradasi seragam, diamana ukuran butiran hampir sama baik pada agregat halus maupun agregat kasar. Seperti pada gambar berikut
Gradasi celah, merupakan suatu gradasi dimana satu atau lebih agregat dalam ukuran tertentu tidak ada, sepeti pada gambar berikut
2.2.3. Air
Air merupakan bahan yang pentinga pada beton yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia dengan semen. Pada dasarnya air yang layak diminum, dapat dipakai untuk campuran beton. Akan tetapi dalam pelaksanaan banyak air tidak layak untuk diminum memuaskan dipakai untuk campuran beton. Apabila terjadi keraguan akan kualitas air untuk campuran beton sebaiknya dilakukan pengujian kualitas air diadakan trial mix untuk campuran dengan menggunakan air tersebut.
Persyaratan air sebagai bahan bangunan untuk campuran beton harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Air harus bersih
2. Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda-benda merusak lainnya yang dapat dilihat secatra visual.
3. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
4. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan khlorida (Cl), tidak lebih dari 500 p.p.m dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m.
5. Bila dibandingkan dengan kuat tekan beton yang memakai air suling, maka penurunan kekuatan kuat tekan beton yang memakai air yang diperiksa tidak boleh lebih dari 10%
6. Air yang mutunya diragukan harus dianalisia secara kimia dan dievaluasi mutunya.
7. Khusus untuk beton prategang, kecuali syart-syarat tersebut diatas, air tidak boleh mengandunga Clorida lebih dari 50 p.p.m.
2.3. Sifat-Sifat Umum Beton
Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, maka pengetahuan tentang sifat-sifat adukan beton maupun sifat-sifat beton setelah mengeras perlu diketahui. Sifat-sifat tersebut antara lain;
1. Tahan Lama (Durability)
Merupakan kemampuan beton bertahan seperti kondisi yang direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan. Dalam hal ini perlu pembatasan nilai faktor air semen maksimum maupun pembatasan dosisi semen minimum yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan.sifat tahan lama pada beton dapat dibedakan dalam beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
1. Tahan Terhadap Pengaruh Cuaca
Pengaruh cuaca yang dimaksud adalah pengaruh yang berupa hujan dan pembekuan pada musim dingin, serta pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh basah dan kering silih berganti.
2. Tahan Terhadap Pengaruh Zat Kimia
Daya perusak kimiawi oleh bahan-bahan seperti air laut, raw-rawa dan air limbah, zat-zat kimia hasil industri dan air limbahnya, buangan air kotor kota yang berisi kotoran manusia, gemuk, susu, gula, dan sebagainya perlu diperhatikan terhadap keawetan beton.
3. Tahan Terhadap Erosi
Beton dapat mengalami kikisan yang diakibatkan oleh adanya orang yang berjalan kaki dan lalu lintas diatasnya, gerakan ombak laut, atau oleh partikel-partikel yang terbawa oleh angin dan atau air.
2. Kuat Tekan
Kuat tekan beton ditentukan berdasarkan pembebanan uniaksial bend uni silinder beton diameter 150 mm, tinggi 300mm dengan satuan Mpa (N/mm2) untuk SKSNI 91.
3. Kuat Tarik
Kuat tarik beton jauh lebih kecil dari pada kuat tekannya, yaitu sekitar 10%-15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk memprediksi retak dan defleksi balok.
4. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan beton biasanya ditentukan pada 25%-50% dari kuat tekan beton.
5. Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat dimana beton mengalami deformasi terus menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul.
6. Susut (Shrinkage)
Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan.
7. Kemampuan Dikerjakan (Workability)
Workability adalah bahwa bahan-bahan beton setelah diaduk bersama, menghasilkan adukan yang bersifat sedemikian rupa sehingga adukan mudah diangkut, dituang atau dicetak, dan dipadatkan menurut tujuan pekerjaannya tanpa terjadinya perubahan yang meninbulkan kesukaran atau penurunan mutu. Sifat mampu dikerjakan (workability) dati beton sangat terganggu pada sifat bahan, perbandinagn campuran, dan cara pengadukan serta jumlah seluruh air bebas. Dengan kata lain, sifat dapat mudah dikerjakan suatu adukan beton dipengaruhi oleh:
1. Konsistensi normal PC
2. Mobalitas, setelah aliran dimulai (sebaliknya adalah sifat kekasaran atau perlawanan terhadap gerak)
3. Kohesi atau perlawanan terhadap pemisahan bahan-bahan
4. Sifat saling lekat (ada hubungannya dengan kohesi), berarti bahan penyusunanya tidak akan terpisah-pisah sehingga memudahkan pengerjaan-pengerjaan yang perlu dilakukan.
Jadi sifat dapat dikerjakan pada beton ini merupakan ukuran dari tingkat pemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang (dicetak), dan dipadatkan. Perbandingan bahan-bahan ataupun sifat bahan-bahan itu secara bersama-sama mempengaruhi sifat dapat dikerjakan beton segar.unsur-unsur yang mempengaruhi sifat mudah dikerjakan antara lain sebagai berikut:
• Banyaknya air yang dipakai dalam campuran aduk beton
Makin banyak air yang digunakan, makin mudah beton itu dikerjakan.
• Penambahan semen ke dalam adukan beton
Hal ini juga menambah kemudahan dikerjakan pada beton, karena biasanya penambahan semen diikuti dengan penambahan air untuk memperoleh harga faktor air semen tetap.
Gradasi campuran agregat kasar dan agregat halus
Jika campuran pasir dan krikil mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh peraturan yang dipakai, adukan beton akan mudah dikerjakan.
Pemakaian butir-butir agregat yang bulat akan mempermudah cara pengerjaan beton
Pemakaian butir maksimum agregat kasar, akan berpengaruh terhadap kemudahan dikerjakan pada aduk beton.
Cara pemadatan beton dan atau jenis alat yang digunakan
Jika pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan alat getar misalnya, diperlukan tingkat kelecekan yang berbeda dibandingkan menggunakan alat yang lain.
2.4. Klasifikasi Beton
Menurut PBI tahun 1971, beton dapat diklasifikasi menjadi tiga, antara lain:
Beton Kelas I
Merupakan beton untuk pekerjaan-pekerjaan non struktural. Untuk pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan bahan tidak disyaratkan pemeriksaan. Mutu beton kelas I dinyatakan denga beton mutu B0.
Beton Kelas II
Merupakan beton untuk perkerjaan-perkerjaan struktural secara umum. Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli.
Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar B1, K125, K175, dan K225. pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan sedang terhadap kuat desak tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu K125, K175, dan K225 pengawasan mutu terdiri dari pengawasan ketat terhadap mutu bahan, dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan beton secara kontinu menurut pasal 4.7 PBI 1971.
Beton Kelas III
Merupakan beton untuk pekerjaan struktural dimana dipakai mutu beton dengan kuat desak karateristik yang lebih tinggi dari 225 ka/cm2. pada pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan dibawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya laboratorium beton dengan peralatan yang lengkap, dan dilayani tenaga-tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinu.
2.5. Keuntungan dan Kerugian Beton
• Keuntungan dari beton antara lain:
1. Bahan-bahan mudah diperoleh.
2. Tahan terhadap temperatur yang tinggi
3. Harga relatif murah karena menggunakan bahan lokal.
4. Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi
5. Adukan beton mudah diangkut dan mudah dicetak dalam bentuk yang diinginkan.
6. Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan mampu untuk memikul beban yang berat.
7. Dalam pelaksanaannya adukan beton dapat disemprotkan dan dipompakan ke tempat tertentu yang cukup sulit.
8. Biaya perawatan yang cukup rendah
• Kerugian dari beton antara lain:
1. Kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, dengan demikian perlu diberi baja tulangan.
2. Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat expansion joint untuk struktur yag panjang.
3. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna.
4. Beton bersifat getas (tidak daktail).
5. Bentuk yang telah dibuat sulit diubah kembali.
BAB III
PEMBAHASAN
Membuat Beton yang Baik
Di lapangan masih banyak dijumpai cara-cara membuat beton yang belum benar, sehingga menghasilkan beton yang tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab dari petugas-petugas yang ada di lapangan pekerjaan, baik mereka berfungsi sebagai pengawas maupun pelaksana. Untuk membuat beton yag baik sebenarnya menuntut banyak hal, jika mereka yang bertugas itu betul-betul tahu apa beton itu. Jika para petugas di lapangan atau para pelaksana mau mematuhi cara permainan dalam pembuatan beton, maka tentu akan dihasilkan beton yang baik, dan sebaliknya. Kecuali itu, bahan-bahan dasar yang digunakan untuk beton juga sangat menentukan dalam pembuatan beton yang baik. Semua bahan dasar yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai bahan beton.
Untuk menjamin agar beton yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang di minta, dianjurkan agar pertama-tama menguji terlebih dahulu agregat yang akan digunakan, kemudian membuat uji coba beton atau campuran uji beton setelah rancangan campuran (mix design) dilakukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu beton adalah
1. Mutu bahan batuan.
2. Jenis atau mutu semen.
3. Faktor air semen.
4. Gradasi atau susunan butir bahan batuan.
5. Pelaksanaan pembuatan beton.
6. Curing (pematangan) beton, yaitu perawatan beton untuk dapat mencapai kekuatan yang diinginkan.
Pelaksanaan Pembuatan Beton dan Pengolahan Beton
Suatu hal yang sangat penting dalam beton, adalah pelaksanaan pembuatan beton atau pengolahan beton. Pengolahan beton terdiri dari:
1. Penangkaran (Penimbangan) Bahan-Bahan
Penangkaran (penimbangan) bahan-bahan adalah pengambilan bahan-bahan untuk beton menurut takaran yang ditentukan. Takaran bahan dapat ditentukan menurut perbandingan berat atau perbandingan volume. Baik penangkaran dengan ukuran berat maupun dengan volume, penangkaran harus dilakukan dengan cermat. Takaran yang tidak tepat dapat mengakibatkan kualitas beton yang dihasilkan mungkin kurang memenuhi syarat mutu. Terutama takaran yang berkaitan dengan banyaknya air pengadukan atau banyaknya semen, sebab jika faktor air semen tidak tepat maka akan sangat mempengaruhi kualitas betonnya. Makin besar harga faktor air semen pada komposisi bahan yang sama, akan makin kecil kekuatan beton yang dihasilkan.
2. Pengadukan Beton
Pengadukan beton adalah proses pencampuran antara bahan-bahan dasar beton, yaitu semen, pasir, krikil, dan air dalam perbandingan yang telah ditentukan. Pengadukan dilakukan sedemikian rupa sampai adukan beton benar-benar homogen, warnanya tampak rata, kelecekan cukup (tidak terlalu cair dan tidak terlalu kental), tidak tampak adanya pemisahan butir (segregasi). Aduk beton yang kurang homogen akan dapat menghasilkan beton yang kurang baik kualitasnya. Pengadukan dapat dilakukan dengan tangan atau dengan mesin (molen).
a. Pengadukan dengan Tangan
Pengadukan dengan menggunakan tangan biasanya dilakukan apabila jumlah beton yang dibuat tidak banyak. Cara ini juga dilakukan jika di tempat pekerjaan tidak ada mesin pengaduk atau tidak diinginkan adanya suara mesin yang dirasa mengganggu.
b. Pengadukan dengan Mesin
Untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang menggunakan beton dalam jumlah banyak, pengadukan dengan menggunakan tanmgan akan dapat menghasilkan kualitas beton kurang baik, karena tangan manusia jika sudah capai akan dapat menghasilkan aduk yang kurang homogen. Dalam hal ini pengadukan dengan mesin akan lebih memuaskan, karena dapat menghasilkan aduk beton yang lebih baik (homogen), dan dapat dilakukan dengan ukuran yang lebih tepat serta dengan faktor air semen sedikit lebih kecil daripada diaduk dengan tangan. Kecuali itu, pengadukan dengan mesin akan menghasilkan beton yang hampir seragam.
Mesin pengaduk atau pencampur beton ada beberapa jenis. Secara umm dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mesin pengaduk yang memiliki tempat pencampuran yang berputar, dan mesin pengaduk yang memiliki tempat pencampuran tetap yang dilengkapi dengan pengaduk untuk mencampur bahan. Mesin pengaduk ada yang memiliki sejenis silinder putar yang dapat dimiringkan atau tidak dapat. Pencampur yang menerus ada dua jenis, yaitu pencampur yang prosesnya dikerjakan oleh sejenis silinder putar, dan pencampur yang prosesnya dilakukan oleh semacam garpu yang berputar pada suatu tempat yang tepat.
3. Pengankutan Beton
Pengangkutan aduk beton dari tempat mencampur ke tempat pencetakan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan alat. Beberapa jenis alat yang biasa dipakai untuk pengangkutan beton antara lain:
1. Gerobak beroda satu.
2. Kereta dorong.
3. Truk ringan.
4. Kotak pembawa (tempat) beton dengan bukaan dibawah.
5. Gerobak (lorries).
6. Chutes (saluran curam untuk mencurahkan adukan beton).
7. Ban berjalan.
8. Pompa adukan beton, dan sebagainya.
Dengan cara apa pun dan dengan menggunakan alat pengangkut apa pun, pengangkuatan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Pengangkutan harus sedemikian cepat, sehingga sampai di tempat pengecoran beton tidak kering atau kehilangan sifat workability dan plastisitasnya.
b. Adanya segregasi harus dikurangi seminimal mungkin, agar terhindar dari terjadinya beton tak seragam. Demikian juga kehilangan pasta semen akibat adanya kebocoran (adukan tumpah) harus dihindarkan.
c. Pengangkuatan aduk harus diorganisir sedemikian, hingga selama pencetakan pada bagian tertentu, tidak terjadi keterlambatan pada bidang cor, sambungan dingin, atau sambungan konstruksi.
Pada PBI 1971 dicantumkan syarat-syarat yang harus dipenuhi sehubungan dengan pelaksanaan pengangkutan aduk beton.
a. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara sedemikian sehingga dapat dicegah terjadinya pemisah butir dan kehilangan bahan-bahan.
b. Cara pengangkutan aduk beton harus lancar, sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah dicor dan beton yang akan dicor. Pemindahan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran dengan menggunakan talang-talang miring, hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh pengawas ahli. Dalam hal ini pengawas ahli mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari pelaksanamengenai konstruksi, kemiringan, dan panjang talang itu.
c. Adukan beton pada umumnya harus sudah dicor dalam waktu satu jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai dua jam, tetapi adukan beton harus digerakkan kontinu secara mekanis. Jika diperlukan jangka waktu yang lebih lama lagi, harus dipakai bhan-bahan penghambat pengikatan.
4. Pengecoran atau Penuangan Aduk Beton
Agar mendapatkan beton yang baik, usahakan selama pengecoran tidak terjadi segregasi pada betonnya, sebab pengecoran yang baik akan menghasilkan beton yang berkualitas baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengecoran beton agar mendapatkan beton yang berkualitas baik adalah sebagai berikut:
a. Adukan beton harus dituang secara terus-menerus (tidak terputus), supaya diperoleh kualitas beton yang seragam dan tidak terjadi garis batas.
b. Permukaan cetakan yang berhadapan dengan adukan beton harus dioles minyak atau oli agar beton setelah kering tidak melekat pada cetakannya.
c. Selama penuangan dan pemadatan harus dijaga agar posisi cetakan maupun tulang tidak berubah.
d. Adukan beton jangan dijatuhkan dari ketinggian lebih dari satu meter, agar tidak terjadi adanya pemisahan bahan-bahan atau butir.
e. Untuk dinding atau kolom-kolom yang tinggi, buatlah lubang-lubang samping untuk pengisian beton tiap 11/2 m tingginya.
f. Kelecekan beton harus makin keatas makin kental. Misalnya pada 11/2 m pertama (paling bawah), slump 120 mm, maka 11/1 m kedua kurangi tinggi slum misalnya menjadi 100 mm, dan seterusnya setiap 11/2 m slump dikurangi 20 atau 25 mm.
g. Pengecoran pada tempat yang miring, sebaiknya dilakukan dari bagian yang rendah, sebab jika dilakukan dari tempat yang tinggi akan menyebabkan terjadinya segregasi.
h. Pengecoran dengan menggunakan corong, dilakukan dengan mendekatkan corong tersebut ke permukaan yang dicor sedekat mungkin.
i. Pada pengecoran dinding atau kolom, usahakan agar jatuhnya adukan beton selalu di tengah, jangan sampai menyentuh cetakan atau terkena tulangan.
j. Pengecoran tidak boleh dilakuakn pada waktu turun hujan.
k. Pada beton massa, sebaikanya tebal lapisan beton untuk setiap kali penuangan tidak lebih dari 45 cm, dan pad beton tertulang 30 cm.
l. Harus dijaga agar beton yag masih segar jangan diinjak.
m. Untuk menjegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang krikil, adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran.
5. Pemadatan Beton
Pada pemadatan beton, kita berusaha untuk mendapatkan beton yang betul-betul padat, tanpa sarang krikil, tetap homogen dan semua ruangan terisi. Dengan kata lain hubungan antara beton dengan tulangan atau benda dapat dilakuakn dengan tangan atau dengan penggetar. Jika dipakai beton tumbuk, alat penumbuknya harus dibuat sedemikian beratnya sehingga dapat menghasilkan pemadatan yang baik. Pemadatan beton biasa dapat dilakukan dengan tangan asal dapat mencapai kepadatan yang baik. Pemadatan secara manual dilakukan dengan alat berupa tongkat baja atau tongkat kayu. Adukan beton yang baru saja dituang ke dalam cetakan harus segera dipadatkan dengan cara ditusuk-tusuk dengan tongkat baja atau kayu. Sebaiknya tebal beton yang ditusuk tidak lebih dari 15 cm. Penusukan dengan tongkat itu dilakukan beberapa waktu sampai tampak suatu lapisan mortar diatas permukaan beton yang dipadtkan itu. Pemadatan yang kurang mengakibatkan kurang baiknya mutu beton karena berongga (keropos). Jangan menambahkan air pada adukan beton untuk memudahkan pemadatan.
Pemadatan dengan bantuan mesin dilakukan dengan menggunakan alat getar (vibrator). Alat getar itu mengakibatkan getaran pada beton segar yang baru saja dituang, sehingga aduk beton mengalir dan menjadi padat. Penggetaran yang terlalu lama harus dicegah untuk menghindari mengumpulnya krikil di bagian bawah dan hanya mortar di bagian atas beton.
1. Alat getar yang biasa dipakai ada dua macam.
2. Alat getar intern (internal vibrator) ialah alat getar yang berupa "seperti tongkat". Alat ini digetarkan dengan mesin dan dimasukkan kedalam beton segar yang baru saja dituang.
Alat getar cetakan (form vibratir; external vibrator), ialah alat getar yang ditempelkan di bagian luar cetakan sehingga cetakan bergetar, sehingga membuat beton segar ikut bergetar pula hingga menjadi padat.
6. Perawatan Beton (Curing)
Perawatan beton adalah suatu langkah atau tindakan untuk memberikan kesempatan pada semen atau beton mengembangkan kekuatannya secara wajar dan sempurna mungkin. Untuk tujuan tersebut maka suatu perkerjaan beton perlu dijaga agar permukaan beton segar selalu lembap, sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras. Kelembapan beton itu harus dijaga agar proses hidrasi semen dapat terjadi dengan wajar dan berlangsung dengan sempurna. Bila hal ini tidak dilakuakan, akan terjadi beton yang kurang kuat, danjuga timbul retak-retak. Selain itu, kelembapan permukaan beton tadi juga dapat menambah beton menjadi lebih tahan terhadap pengaruh cuaca dan lebih kedap air.
Perancangan Campuran Beton
Pada konstruksi beton mutu tinggi, dituntut untuk dapat merancangkan komposisi campuran beton yang tepat. Pembuatan beton dengan menggunakan perbandingan volume yang biasa dipakai 1 semen : 2 pasir : 3 krikil untuk beton biasa, dan campuran 1 semen : 11/2 pasir : 21/2 krikil untuk beton kedap air rupanya sudah kurang memuaskan lagi, karena dapat meghasilkan kuat desak beton yang sangat beragam (bervariasi). Dalam konsep Pedoman Beton tahun 1989, perbandingan campuran seperti itu hanya boleh dilakukan untuk beton dengan mutu kurang dari 10 Mpa, da dengan slump yang tidak lebih dari 100 mm.
Perencanaan adukan beton (cincrete mix design) dimaksudkan untuk mendapatkan beton yag sebaik-baiknya, yang tinggi sesuai perncanaan;
1. Kuat desak yang tinggi sesuai perencanaan;
2. Mudah dikerjakan;
3. Tahan lama (Durability);
4. Murah, dan
5. Tahan aus.
Ada beberapa cara dalam mengerjakan rancangan campuran beton, antara lain rancangan menurut cara Inggris (British Standard) dan rancangan menurut cara Amerika (American Concrete Institute/ACI).
Bahan Tambahan Untuk Beton
Bahan tambah untuk beton (concrete edmixture) adalah bahan atau zat kimia yang ditambahkan di dalam adukan beton pada tahap mula-mula sewaktu beton masih segar.
Tujuan penggunaan bahan tambah untuk beton (admixture) secara umum adalah untuk memperoleh sifat-sifat beton yang diinginkan, sesuai dengan tujuan atau keperluannya. Sifat-sifat beton yang dapat diperbaiki antara lain:
1. Memperbaiki klecekan beton segar.
2. Mengatur faktor air semen pada beton segar.
3. Mengurangi penggunaan semen.
4. Mencegah terjadinya segregasi dan bleending.
5. Mengatur waktu pengikatan aduk beton.
6. Meningkatkan kuat desak beton keras.
7. Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras.
8. Meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras (lebih tahan lama); sifat tahan lama ini dapat berhubungan dengan tahan terhadap pengaruh zat kimia, tahan terhadap gesekan, dan sebagainya.
3.4.1. Penggolongan
Jika ditinjau dari fungsinya ASTM membagi bahan tambahan untuk beton menjadi 7 jenis.
1. Tipe A : Water Reducing Admixture
Bahan tambahan yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengadukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan pemakaian bahan tambahan ini faktor air semen menjadi rendah pada tingkat kelecekan (Workability) yang sama. Dengan demikian kekuatan beton dapat meningkat
2. Tipe B : Retarding Admixture
Bahan tambahan yang dapat memperlambat proses pengerasan aduk beton.
3. Tipe C : Accelerating Admixture
Jenis bahan tambah yang dapat mempercepat proses pengikatan dan pengerasan adukan beton.
4. Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixture
Jenis bahan tambahan yang berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi penggunaan air tetapi tetap memperoleh adukan beton dengan konsistensi tertentu, dan memperlambat proses pengikatan dan pengerasan adukan beton.
5. Tipe E : Water Reducing an Accelerating Admixture
Jenis bahan tambahan yang berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi pengguaan air dalam adukan dan mempercepat proses pengikatan dan pengerasaan adukan beton.
6. Tipe F : Water Reducing, High Range Admixture
Bahan tambah jenis ini yaitu bahan tambah yang dipergunakan untuk menghasilkan adukan beton dengan konsistensi tertentu sebanyak 12% atau lebih.
7. Tipe G : Water Reducing
Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pencampuran adukan beton yag diperlukan, untuk menghasilkan adukan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih, dan juga untuk menghambat pengikatan beton.
Jika ditinjau dari kondisi bahan tambah setelah dicampur dengan air, dapat dibedakan menjadi dua.
1. Bahan Tambah yang Tidak Larut
Jenis admixture ini dapat berupa tepung atau suspensi dalam cairan. Umumnya ada dua jenis.
• Untuk memperbaiki kelecekan adukan beton
Beton yang kurang bagian butir halus dalam agregat, menjadi tidak kohesif, dan sudah bleeding. Untuk memperbaiki keadaan ini dapat ditambahkan tepung benda padat yang halus sekali, misalnya tepung tras, kapur atau gilingan batu kapur.
Pada penambahan ini sering kali dibutuhkan air lebih banyak dari yang seharusnya. Penambahan tersebut biasanya dilakukan pada:
a. Beton kurus dimana semennya kasae.
b. Beton dengan kadar semen yang biasa, tetapi perlu dipompa dengan jarak yang cukup jauh.
• Pigmen (bahan pewarna semen)
Yang penting diperhatikan pada pemakaian pigmen, adalah harus dipilih zat yang tidak akan memperngaruhi pengerasan semen. Zat pigmen harus lebih halus dari semennya, dan penambahannya hanya dalam persentase yang kecil sekali.
Pigmen untuk semen, yang baik adalah senyawa anorganik. Senyawa anorganik tidak tahan terhadap kapur dan sinar ultra violet, dan akanmerubah warnanya.
Beberapa contoh pigmen, antara lain:
a. Oksida besi (kuning, merah, cokelat, hitam)
b. Oksida mangan (cokelat, violet, hitam)
c. Oksida chrom (hijau)
d. Oksida cobalt (biru)
e. Oksida titan (putih)
2. Bahan Tambah yang Larut
Bahan ini memiliki fungsi yang beragam
• Pembentukan gelembung udara (Air Entraining Agent/AEA)
Terdapat jenis detergen dan bukan detergen seperti yang dijelaskan berikut.
Jenis detergen
Pembentukan gelembung udara sering disebut AEA, umumnya adalah jenis detergen, yaitu zat aktif terhadap permukaan. Zat itu umumnya adalah zak organik yang dibuat sabun, sehingga jika diaduk dengan air akan menjadi busa, dan busa ini akan tersebar didalam aduk dan aduk beton. Besarnya butir gelembung dari diameter beberapa mikron hingga 1 mm - 2 mm.
Adanya gelembung-gelembung ini, yang berada di antara butir semen dan atau agregat, akan berfungsi sebagai bola pelincir, sehingga adukan mudah sekali diaduk. Setelah beton mengeras, gelembung-gelembung yang tersebar itu akan membuat beton menjadi lebih kecil sifat susutnya, serta dapat memperbaiki kerapatan air, sebab gelembung-gelembung atu dengan yang lainnya saling tersekat dan memutuskan kapiler pada betonnya.
Bahan untuk membuat AEA jenis ini pada umumnya dari senyawa organik. AEA yang terbuat dari damar vinsol (yang berasal dari kayu pinus), juga sangat efektif. Dia adalah senyawa aromatis asam abiet (abietic acid), yang biasanya juga disebut soda api.
Jenis bukan detergen
Jenis ini misalnya bubuk almunium yang halus (100 mikron) dengan air, di dalam beton akan bereaksi membuat gelembung udara gas hidrogen. Untuk mendapatkan gelembung yang terbagi rata, bubuk almunium harus terdispersi rata, dan gelembungnya stabil, perlu dicampur dengan stabilisator, misalnya natrium stearat atau Na-bensoat.
• Pempercepat Pengerasan
Bahan jenis ini yang banyak dipakai adalah garam CCl2; bahan yang tidak mengandung Cklorida misalnya kalsium format, natrium nitrit, dan aluminat, juga triethnol amine. Zat tanpa klorida lebih sedikit dipakai daripada CaCl2.
1. Jenis akselerator biasanya ada dua kelompok.
2. Yang dihasilkan "pengikatan cepat"
3. Kelompok ini biasanya berupa benda-benda yang mempengaruhi reaksi antara C3A dan gips.
• Bahan Untuk Pengurangan Air dan Membuat aduk lebih cair (Water Reducing and Fludifying agent):WRA
Bahan ini adalah jenis plastimen (pembuat kelecekan) yang juga mampu mengurangi penggunaan air. Dalam beberapa hal, bahan ini memiliki kesamaan dengan AEA, yang aktif terhadap permukaan (surface active).
Zat WRA ini mengakibatkan butir-butir semen (yang sementara belum mengeras) dan butir-butir agregat terdispersi merata sehingga zat ini juga berfungsi sebagai pelumas atau pelicin antara butir-butir sehingga aduk beton mudah diaduk.
• Zat-Zat Penghambat Pengerasan
Zat jenis ini pada umumnya terbuat dari campuran-campuran zat admixture padat dan admixture cair, atau admixture padat saja.
Penambahan zat tepung mineral halus kadang-kadang membuat beton lenih rapat air, asal zat tadi tidak mengganggunya. Misalnya penambahan pusolan halus pada aduk beton akan membuat beton rapat air, karena pusolan mengikat kapur dan dapat menutup pori-poriyang ada.
Pengaruh Admixture Padat pada Kejuatan Semen
Butiran admixture yang halus akan lebih dapat menambah air, sehingga beton tidak bleeding, dan kelecekannya lebih baik. Tetapi karena butiran halus tadi memiliki permukaan yang luas, maka akan membutuhkan air lebih banyak untuk melumaskannya, sehingga keperluaan air dalam beton lebih banyak, sehingga kekuatan beton turun.
Butiran ini juga dapat mengganggu pengerasan semen, karena mereka menyekat butiran-butiran semen yang akn mengeras bersatu, akibatnya ikatannya berkurang kuat, rapuh, banyak pori, tidak rapat air, serta mudah susut. Oleh karena itu, sebelum menggunakan admixture jenis tersebut, perlu pembuktian terlebih dahulu, bahwa zat itu tidak merugikan beton.
Pedoman Memilih Admixture
Admixture untuk beton adalah sekedar zat penolong untuk menambah supaya sifat beton itu lebih baik. Tetapi admixture sendiri bukan zat yang membuat beton buruk menjadi baik.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka jika kita akan memakai admixture, bahan tersebut harus betul-betul memberikan keuntungan pada kita atau adukan betonnya, bukan sebaliknya. Pertimbangan-pertimbangan dalam pemakaian admixture adalah sebagai berikut:
1. Jangan memakai admixture jika tidak tahu tujuannya yang pasti.
2. Admixture tidak akan membuat beton buruk menjadi beton baik.
3. Suatu admixture dapat merubah lebih dari satu sifat adukan beton.
4. Pengawasan terhadap bahan ini amat penting, juga pengawasan atas pengaruhnya pada adukan beton.
Subscribe to:
Posts (Atom)