Wednesday, November 12, 2008

catatan kematian

Catatan kematian

Kita terlahir bagai selembar kertas putih
Semalam ku mencoba terdiam
Mencoba tuk merenungkan sejenak
Tentang apa yang ada dalam khayalku
Yang ku coba untuk ku lukiskan
Semua yang ada dalam mimpiku
Ku coba untuk tuliskan
Menjadi sebait sajak untukmu

Entah sampai kapan aku harus terus menulis
Karena aku tak tau sampai di mana aku harus berhenti
Karena yang aku ingin
Ada seseorang yang mau membalas tulisan ini....
Kini tlah ku sadari
Sepinya malam itu sangat menakutkan
Dan yang kuingin
Malam malamku bertuliskan
Sebuah catatan kematian

Tuesday, November 4, 2008


Terkdang aku mrasa aneh
Sewaktu aku melihat di sekelilingku
Aku memamng terlalu naïf
Untuk mengerti semuanya
Di dalam masing masing hati seseorang
Dan sangatlah aneh
Padahal semua ini adalh fatamorgana
Harta, cinta dunia, pacar dan segala yang ada di dunia ..
Tapi aku trkadang terseret dan tersesat...
Dan aku tak sadar akan jejak yang tlah aku tempuh
Aku takut tersesat..
Tuntunlah aku menuju jalan lurus Mu...


Kubiarkan perasaan ini mengalir
mengikuti aliran aliran cinta yang tak bermuara
liku liku aliran cinta membuat hati ini kokoh
aku ak tau harus bermuara dimana?..
begitu banyak mawar mawar yang tlah kulewati
tapi aku tak singgah satupun di dalamnya
tapi aku takkan pernah lelah tuk mengalir
cinta...suatu saat nanti ku pasti
menemukan bbidadari yang mau menerimaku
apa adnya..baik suka maupun duka
aku tak akan pernah lelah tuk memohon pada yang Maha Kuasa
.....agar di berikan sekuntum mawar yang bermandikan madu
Turun dari benih cinta yang suci
Berlahan lahan berkilauan menyinari
Hatiku yang hampa...

Kekasih...
Pernahkah kau merasa
Gejolk dendam keterpaksaan
Yang berproses di dalam
Enkaupun alpa dalam kesetiaan
Langit yang begerak
Mencoba mengekalakan segalanya
Hingga muncul wajah lain
Yang kau nanti
Lumpur berbalas mata kaki
Adalah kesetiaanmu bersamaku abadi
Luka ini tak lagi berdarah
Dan menyisacinta berbunga
Kapan usia menagih
Aku hanya seorang manusia
Impian dirautkan di ujung perjumpaan

aku harus pergi

Pada saatnya aku harus pergi
Tak perlu lagi selamt tinggal
Meski setumpuk jejak tengah kuperrsiapkan
Dan air mata lebih deras dari doa doa
Ada yang mesti aku ucapkan
Meski segalanya tak lebih dari kata kata
Dan kebisuan lebih berarti dari sedu sedan...

aku telah lupa


Aku telah lupa jam berapa
Aku goreskan kalimat demi kalimat...
Kecuali kepadamu...
Yang senantiasa setia duduk disampingku
Memandang sejumlah angka angka kehidupan
Sebagai benang kusut tak kunjung teruraikan
Seharusnya engkau tau...
Sampai di mana aku harus mengakhiri kalimat sajk ini..

aku telah lupa

Aku telah lupa jam berapa
Aku goreskan kalimat demi kalimat...
Kecuali kepadamu...
Yang senantiasa setia duduk disampingku
Memandang sejumlah angka angka kehidupan
Sebagai benang kusut tak kunjung teruraikan
Seharusnya engkau tau...
Sampai di mana aku harus mengakhiri kalimat sajk ini..