Monday, March 30, 2009

Hanya bertemankan penjual cuanki

dalam malam
ku mencoba menapakkan kaki
sambil ku melihat ke arah nirwana
yang behiaskan bintang bintang
dalam keheningan malam
ke berjalan dalam kesyahduan
sambil berfikirkan akan keadaan alam
dalam keheningan malam
sampai kapan malam malam ini
hanya bertemankan penjual cuanki
yang hanya menambah sepi di hati
engkau yang berjalan dalam jalanmu sendiri
sembari kau katakan aku tak berarti
kini hanya tinggal untaian puisi
yang terlukis dari sedikit imajinasi
yang terlahir dari dalam hati....
aku disini
.....
kau yang selalu menghiasi bibirku
dalam setiap syair syair doaku
kau yang slalu terbayang dalam
untaian mimpi mimpiku
kini musafir ini hanya bisa berdiri
meratap pada cahaya Ilahi
semoga semua yang menjadi mimpi
semuanya akan terjadi

Sunday, March 29, 2009

ku ingin petik satu bintang

terlalu banyak bintang yang bertebaran di langit
yang mengihiasi diriku di malam gelap
ku ingin petik satu bintang
di antara beribu ribu bintang
ku ingin pentk bintang itu
tuk ku jadikan penerang di jalanku yang gelap
ku ingin petik satu bintang
di antara beribu ribu bintang
untuk kujadikan peneman di mimpi mimpi malam
ku ingin petik satu bintang
di antara beribu ribu bintang

Tuesday, March 24, 2009

As Sayyid Muhammad ibn Alawi Al maliki

As-Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki (4)
As-Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki: Pembina Calon Ulama’ Indonesia (4)
Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa’ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba’du…
Sayid Muhammad Al-Maliki Ulama Kenamaan Makkah
Berita dukacita datang dari kota suci Mekkah. Sayid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Alhasani, wafat pada 15 Ramadhan 1425 H, bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2004. Meninggalnya ulama kelahiran Mekkah tahun 1943 (1362H) cukup mengejutkan warga kota Mekkah, khususnya para mukimin Indonesia yang tinggal di Kota Suci itu. Karena, ulama yang menjadi panutan para kyai di banyak negara ini, sebelum menghembuskan nafas terakhir masih menunaikan shalat subuh di kediamannya.
Ketika jenazah Sayid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan sejumlah warga Afrika banyak yang menangis dan histeris. Sementara toko-toko di sekitar Masjidul Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda dukacita.
Jenazah almarhum di makamkan di pemakaman Ma’la di Mekkah, berdekatan dengan makam Sayidatina Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW. Harian Arab Saudi Okaz sengaja mengetengahkan tiga halaman suratkabarnya untuk memuat kegiatan, aktivitas, dan biografi almarhum.
Kebesaran Al Maliki, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara. Ayahnya Sayid Alwi Al Maliki adalah guru dari pendiri NU, KH Hasyim Ashari. Dia juga pernah menjadi guru besar di Masjidil Haram pada 1930-an dan 40-an. Banyak ulama sepuh dari Nahdlatul Ulama (NU) yang menimba ilmu dari Sayid Alwi Al-Maliki. Sepeninggal Sayid Alwi, kiprahnya dilanjutkan oleh Sayid Muhammad Al-Maliki.
Sayid Alwi juga pernah mengajar di Masjidil Haram, Makkah. Almarhum ayahnya ini dulu tinggal di Aziziah, yang tidak jauh dari Masjidil Haram. Di masjid yang dijadikan sebagai kiblat umat Islam ini, Sayid Alwi mengajar murid-muridnya yang datang dari berbagai negara, termasuk para jamaah dari Indonesia. Warga Betawi sendiri pada masa-masa itu, banyak mengirimkan anak-anak mereka belajar ke tanah Hejaz (sebutan Kerajaan Arab Saudi kala itu).
Ketika dua tahun lalu saya berkunjung di kediamannya di Rushaifah sekitar empat kilometer dari Masjidil Haram, terlihat ratusan muridnya yang berdiam di pesantren dan sekaligus kediamannya. Banyak diantara mereka yang berasal dari Indonesia. Di samping dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan sejumlah negara di Afrika.
Ketua Umum DPP PAN Amien Rais pernah berkunjung ke Sayid Muhammad Al-Maliki. Demikian pula Hamzah Haz saat masih menjabat sebagai wakil presiden. Banyak ulama Indonesia, saat melaksanakan ibadah haji dan umrah, selalu sowan ke rumah Al Maliki.
Almarhum yang telah beberapa kali ke Indonesia dan murid-muridnya mempunyai banyak pesantren di pulau Jawa, Sulawesi dan Sumatera, punya perhatian khusus pada Indonesia. Seperti saat Hamzah Haz tahun lalu mengunjunginya, di hadapan para ulama Mekkah dan berbagai negara Islam, ia berdoa agar bangsa Indonesia dipersatukan Allah, dan tidak bercerai berai.
Di depan kediamannya, terdapat sebuah masjid cukup besar. Sementara di bagian dalam, terdapat sebuah lapangan yang biasa digunakan untuk menerima tamu dalam jumlah besar. Boleh dikata Al-Maliki tidak pernah sepi menerima banyak tamu tiap hari. Al-Maliki yang murah senyum dan berwajah tampan, ketika itu, tengah mengadakan pertemuan dengan sejumlah ulama, di antaranya dari Afrika dan Eropa. Pertemuan silaturahmi semacam ini hampir tiap malam dilakukan.
Dalam pertemuan itu dibacakan maulid Nabi Muhammad SAW, yang boleh dikatakan jarang terjadi di Arab Saudi. Menurut keterangan, di antara murid-muridnya itu banyak para mukimin asal Indonesia yang telah menjadi warga Arab Saudi. Biasanya, setelah shalat Isya para tamu kemudian makan bersama berupa nasi kebuli. Satu nampan besar umumnya dihidangkan untuk 5 hingga 6 orang. Almarhum yang pada tahun 1970-an dan 1980-an kerap berkunjung ke Indonesia. Ia singgah di berbagai pesantren dan perguruan Islam di Indonesia. Ia juga pernah beberapa kali berkunjung ke Majelis Taklim Kwitang, Attahiriyah, dan Assyafiiyah.
Tak henti belajar
Sayid Muhammad Al Maliki memulai pendidikan di Masjidil Haram, tempat ayahnya pernah mengajar. Kemudian dilanjutkan di sekolah Tahfidil Quran. Masih dalam usia muda, Sayid yang tidak pernah bosan menempa ilmu itu kemudian berkeliling ke India dan Pakistan. Di sini ia belajar di kota Bombay, Hederabad, dan Karachi dari ulama di kota-kota tersebut.
Ia kemudian melanjutkan pelajarannya di Universitas Al-Azhar Bidang Usuluddin dan mendapat gelar doktor. Dari Al-Azhar ia melanjutkan pendidikan ke Maroko dan beberapa negara Afrika Utara. Setelah ayahnya wafat, pada 1971 ia menjadi guru besar di Masjidil Haram. Sebelumnya menjadi dosen syariah di Universitas Makkah Mukarommah. Ia juga pernah dipilih sebagai ketua penelitian internasional dalam perlombaan MTQ pada pertengahan tahun 1970-an. Sayid Muhammad Al Maliki mendirikan tidak kurang 30 buah pesantren dan sekolah di Asia Tenggara. Karangannya mencapai puluhan kitab mengenai usuluddin, syariah, fikih dan sejarah Nabi Muhammad. Ia mendapat gelar profesor dari Universitas Al-Azhar pada tanggal 6 Mei 2000. Ratusan murid yang menampa pendidikan di pesantrennya, biaya makan dan pemondokan ditanggungnya, alias gratis.
Menurut Habib Abdurahman A Basurrah, wakil sekjen Rabithah Alawiyah yang lama mukim di Arab Saudi, di Indonesia di antara murid-murid Al-Maliki banyak yang menjadi ulama terkenal dan pendiri dari berbagai pesantren. Murid-muridnya itu antara lain Habib Abdulkadir Alhadad, pengurus Al-Hawi di Condet, Jakarta Timur; Habib Hud Baqir Alatas pimpinan majelis taklim As-Shalafiah; Habib Saleh bin Muhammad Alhabsji; Habib Naqib Bin Syechbubakar yang memimpin majelis taklim di Bekasi; Novel Abdullah Alkaff yang membuka pesantren di Parangkuda, Sukabumi.
Di antara ulama Betawi lainnya yang pernah menimba ilmu di Makkah adalah KH Abdurahman Nawi, yang kini memiliki tiga buah madrasah/pesantren masing-masing di Tebet, Jakarta Timur, dan dua di Depok. Masih belasan pesantren dan madrasah di Indonesia yang pendirinya adalah alumni dari Al-Maliki. Seperti KH Ihya Ulumuddin yang memiliki pesantren di Batu, Malang. Demikian pula Pesantren Riyadul Solihin di Ketapang (Probolinggo), dan Pondok Pesantren Genggong, juga di Probolinggo.
Di Malang sendiri beliau sempat beberapa kali singgah di pesantren tempat saya mengaji kebetulan salah seorang Putra Kiai saya (KH. Luthfi Bashori Alwy) menjadi ketua alumni ribath sayid muhammad alwy al-maliki yg ada di Indonesia. dan banyak lagi ulama di sini yang berhubungan baik dengan beliau sayid al-maliki, seperti pula Al-Habib Al-Imam Al-Quthb Abdullah bin Abdul Qadir Balfaqih al-Husaini, pendiri pesantren Darul Hadits, Malang. Dari yang level ulama biasa, sampai yang bertitel wali menyambut beliau dengan baik, bagaimana seorang ulama seperti itu akan memberikan sambutan yang luar biasa kepada sayid muhammad al-maliki bila beliau telah 'sesat'. Bahkan seorang guru kami (Habib Anis bin Hasan As-sihab) berkata : tiap kali saya bertemu dan berbincang dengan sayid muhammad alwi al-maliki rasanya saya seperti tersapu ombak yang sangat besar, karena ketinggian ilmu beliau.
so, menurut saya kalo ada yg mengatakan beliau sesat, kemungkinan karena keilmuan dia belum setara dengan luasnya keilmuan yang mulia sayid muhammad bin alwy almaliki
TUTUR SAHABAT ANE DARI MALANG.

Mengenal Lebih Dekat Kiyai nya NU

Mengenal lebih dekat “Syaikh”nya Nahdatul Ulama
Pertanyaan : “Didaerah Jawa Timur banyak saudara-saudara yang kita belajar di pondok pesantren salafiyyah (Ustadz Ali Saman berkomentar: Masya Allah…Salafiyyah NU, Nahdatul Ulama ?!?!?! ) sangat mengagungkan sosok Kyai Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki, Siapakah sosok syaikh tersebut ? Apakah benar dia seorang Muhaddits Ahlus Sunnah? Apakah sekarang masih hidup ? Apakah sumbangsih Syaikh Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki terhadap perkembangan dakwah salafiyyah di Saudi pada umumnya dan para alumninya di Indonesia pada khususnya ?
Ustadz Ali Saman menjawab : Ikhwanifillah A’azakumullah…saya kemaren membaca di majalah Al Furqon ( Al Furqon Gresik, Edisi 5 Thn. III hal. 2 ) perdebatan antara Ustadz Aunur Rofiq dengan salah satu pengagum Syaikh Muhammad Alwi Al Maliki, pengagum Alwi Al Maliki tersebut mengatakan bahwa syaikhnya adalah Muhadditsul Ahlus Sunnah. Syaikh Muhammad Alwi Al Maliki duhulunya adalah pernah ngajar di haram (tanah suci), dan orang salafy. Kemudian setelah itu banyak penyimpangan-penyimpangan. Salah satunya buku yang menunjukkan penyimpangannya adalah dia menulis buku yang berisi pengkultusan Nabi Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam dan mengarang tentang sunnahnya maulid nabi Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam. Kemudian habis itu, ia dikeluarkan atau dipecat dari mengajar di halaqah di masjidil haram oleh kepemimpinan tinggi masjid al haramain. Bahkan terjadilah hiwar (debat/dialog) yang sangat kuat sekali antara syaikh Sulaiman Ibnu Mani’ (Anggota Kibar Ulama Saudi) dengan Syaikh alwi almaliki di Mekkah, dan hiwar/dialog itu direkomendasikan oleh Syaikh AbdulAzis bin Baz ( Mufti Kerajaan Arab Saudi waktu itu ) dan terbitlah bukunya dan sudah diterjemahkan “Dialog dengan Alwi Al Maliki”, Silahkan baca bukunya…..Syaikh Sulaiman Ibnu Mani’ membantah dengan nash Al Quran, Sunnah Nabi Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam, dan akal terhadap pendapat alwi al maliki yang membolehkan Maulid Nabi.
Ikhwanifillah A’azakumullah….Syaikh Alwi Al Maliki sebenarnya memiliki manhaj yang baik sebelum ia dikeluarkan dari mengajar di masjidil haram. TETAPI sekarang manhajnya sudah rusak, akidahnya sudah rusak, dan banyak disana ia menghalalkan tawassul yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya, bahkan mengagungkan Rasulullah sampai-sampai menjadikan Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam seolah-olah sebagai ilah atau sebagai Tuhan, dan hal ini adalah sumber dari kesesatan agama Syi’ah, yang mereka mengagungkan Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam melebihi derajat yang Allah turunkan kepada dia (Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam). Syaikh Alwi Al Maliki setelah disuruh taubat oleh para ulama disana ( Saudi maksudnya ). Ia tidak mau taubat dari perbuatan dosanya, Akhirnya pemerintah setempat memutuskan menghukum Syaikh Sayyid Alwi Al Maliki sebagai tahanan rumah. Dan menurut cerita teman saya, suatu ketika ia pernah nekad untuk keluar untuk sholat ied di masjidil haram, dan ketika keluar dari masjidil haram dan para syabab tahu bahwa orang tersebut adalah syaikh yang memiliki dan mendakwahkan aqidah tauhid yang rusak, akhirnya para syabab langsung mengerubungi dia untuk berusaha memukulinya, akhirnya mulai saat itu, pemerintah setempat melarang ia dari sholat id (ditempat umum). Syaikh alwi al maliki menyebarkan kesesatan ajarannya melalui pembangunan ma’had diberbagai tempat dengan nama ma’had “Ar ribath”, dia membungkus kesesatan ajarannya dengan slogan ajaran cinta kepada ahlul bait (allawiyyin) , yang sebenarnya adalah mencela kepada ahlul bait itu sendiri !!!. Ma’had Ar ribath di Mekkah didirikan oleh dia di tempat yang sangat tersembunyi sekali, “laa ya’rifuha illa ahluha” / “tidak ada orang yang tahu kecuali orang - orang yang menginduk kepada ma’had ini”. Sampai saya sendiri pernah mencoba mencari tahu ma’had ar ribath kayak apa ???, tapi tidak ketemu…karena mereka tahu bahwa saya dari jam’iyyah islamiyyah dari penampilan saya. Di Maroko dan Madinah didirikan ma’had ar ribath juga. Santrinya memiliki ciri khas yang sangat unik sekali diantaranya memakai gamis seperti yang saya pakai TETAPI gamis mereka nyapu masjid/lantai (isbal maksudnya ) dan memakai selendang hijau (coba antum teliti, penampilan kyai-kyai NU…niscaya antum akan tahu dengan siapa dia belajar). Sampai-sampai ketika mereka keluar masuk di perkemahan dan hotel-hotel jama’ah haji mereka mengatakan “Kita ini dari Islamic University menawarkan kambing kurban 200 riyal ?” padahal kambing yang kita beli itu harganya 350 riyal. “Sisanya dari mana ? “Sisanya ? Wallahu a’lam bish showab”, Mengapa mereka berani menjual kambing dengan 200 riyal ?, karena mereka menyembelih kambing sebelum hari id dengan dalil bahwa (kata mereka) madzab Syafi’iyyah membolehkannya. Padahal tidak ada madzab syafi’i yang membolehkannya !!!. Kemudian habis itu ya ikhwan…ciri-cirinya mereka itu, Masya Allah…kelihatannya mereka iltizam kepada sunnah, padahal mereka itu menindas-nindas dan menguburkan sunnah itu sendiri. Sunnahnya bagaimana? Sunnah yang mereka sering tampakkan adalah hadits yang berbunyi (yang artinya) “Sholat menggunakan siwak itu pahalanya lebih dari 70 kali sholat”, padahal hadits ini adalah hadits yang dho’if !!! Kalaupun seandainya hadits ini adalah hadits yang shohih, maka derajatnya hasanun lighoirihi. Ketika mau sholat, mereka langsung ambil siwak, meskipun imam sudah takbir, mereka tetap sibuk siwak-an, padahal Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam mengatakan “fa idzaa kabbara fakkabaruu..”Apabila ia (imam) bertakbir, bertakbirlah kalian..”. ngga’ usah pakai ushalli…ngga’ usah pakai siwak. Adapun mengenai murid-muridnya …Murid-muridnya banyak sekali bertebaran di Indonesia, bahkan sekarang ini banyak dan lebih banyak lagi, mereka membuat jam’iyyah lanjutan setelah Ma’had Ar Ribath…yaitu Jam’iyyah Al Ahqaf. Apel siaganya tiap pagi adalah…keliling kuburan syaikh mereka. Oleh karena tidak pantas mereka menisbatkan pesantrennya kepada salafiyyah, karena salafiyyah adalah ..salafy adalah ashhabunnabi Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam wa ashhabul kiram, itu yang kita nama salafiyah.dan kita tidak menyebut pesantren mereka dengan pesantren salafiyyah !!! Salafiyyah yang mereka (murid Alwi Al Maliki di Indonesia dan Nahdatul ‘Ulama) maksudkan adalah pesantren tradisional, ngajinya pake kitab kuning, mandinya dengan 2 qullah meskipun sudah kotor/butek/keruh airnya sampai-sampai membuat kulit gatal. ( maksudnya orang – orang “salafiyyah” NU mengganggap bahwa air yang telah mencapai 2 qullah tidak dapat ternajisi oleh apapun…padahal pemahaman yang benar tidaklah demikian, baca keterangan Ustadz. Abdulhakim bin Amir Abdat mengenai hadits masalah ini pada As Sunnah edisi 06/tahun VII/1424 H/2003 M hal. 11 )
Nah oleh sebab itu, Ikhwanifillah A’azzakumullah….dikatakan pula Syaikh Alwi Al Maliki ini memiliki ziarah (kunjungan) ke Indonesia setiap satu tahun sekali, ziarahnya langsung ke Jawa Timur, ke tempat para fans nya ( maksudnya bekas muridnya ), Saya orang jawa timur…dan banyak bertemu dengan pengikut-pengikut mereka ini. Bahkan satu cerita mengatakan, Wallahu a’lam cerita ini betul atau tidak…bahkan diantara orang-orang yang diziarahi terutama orang-orang madura… arek-arek situbondo itu…mereka rela menikahkan anaknya dengan syaikh ini, dalam rangka mengambil keturunan habaib. Perlu kita ketahui keturunan habaib tidak ada fungsinya disisi Allah swt kecuali dengan taqwa !!!. Habaib banyak…habaib banyak di Indonesia…yang ngaku habaib …habib…habib…habib, tapi perbuatannya…adalah menyalahi Sunnah Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam, bukan pencinta Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam. Katanya habaib juga masih main perempuan… Katanya habaib juga masih jualan tanah surga, katanya…perbuatan macam apa yang dilakukan para habaib seperti ini ???
Ikhwanifillah… antum coba sekarang lihat di Bogor, kebetulan saya waktu itu tinggal di Jakarta dan saya suka ke Bogor…disana ada kuburan yang dikeramatkan milik habib fulan… omzetnya setiap hari atau setiap minggu, melebihi 30 Juta, oleh karena itu mereka tidak mau meninggalkan kerjaan seperti ini…bayangkan 1 minggu dapat 30 juta…bandingkan dengan gaji pegawai negeri…satu minggu dapat berapa ??? belum potongan-potongan yang lain…, yang datang disana juga para pejabat – pejabat, seperti inilah kondisi umat kita, yang mau dibohongi oleh pemuja-pemuja kuburan habaib. Dan parahnya…para prajurit-prajurit alawiyyin (maksudnya murid alwi al maliki) ini banyak mengajar di Pesantren NU, seperti Pesantren Tebu Ireng, Pesantren Kyai As’ad, dan Pesantren Ash Shidiqiyyah di Kedoya Jakarta. Ciri-ciri mereka sama…kalau pake gamis, sorbannya/selendangnya berwarna hijau…kalau pake sarung, ngga’ tahu saya ciri-ciriya…(SELESAI TANYA JAWAB )

INILAH GURU KAMI SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL MALIKI

As-Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani
Sejarah Ringkas
As-Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani
(Rahmatullahi Alaih)
Oleh muridnya: Fakhruddin Owaisi Al-Madani
Terjemahan : Syed Abdul Kadir Aljoofre
Pendahuluan
As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki adalah salah seorang ulamak Islam yang terutama desawarsa ini tanpa ragu lagi, ulamak yang paling dihormati dan dicintai di kota suci Makkah.
Beliau merupakan keturunan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, penghulu Ahlil Bait, Imam Hadis di zaman kita, pemimpin keempat-empat mazhab, ketua rohani yang paling berkaliber, pendakwah ke jalan Allah, seorang yang tidak goyah dengan pegangannya di dunia ilmiah Islam turath. Menziarahi beliau merupakan suatu kemestian kepada para ulamak yang menziarahi Makkah.
Keluarga
Keturunan Sayyid merupakan keturunan mulia yang bersambung secara langsung dengan Junjungan kita Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri. Beliau merupakan waris keluarga Al-Maliki Al-Hasani di Makkah yang masyhur yang merupakan keturunan Rasulullah Sallahu ‘Alaihi Wasallam, melalui cucu Baginda, Imam Al-Hasan bin Ali, Radhiyallahu ‘Anhum.
Keluarga Maliki merupakan salah satu keluarga yang paling dihormati di Makkah dan telah melahirkan alim ulamak besar di Makkah, yang telah mengajar di Makkah berkurun lama.
Lima orang dari keturunan Sayyid Muhammad, telah menjadi Imam Mazhab Maliki di Haram Makkah. Datuk beliau, Al-Sayyid Abbas Al-Maliki, merupakan Mufti dan Qadhi Makkah dan khatib di Masjidil Haram. Beliau memegang jawatan ini ketika pemerintahan Uthmaniah serta Hashimiah, dan seterusnya terus memegang jawatan tersebut setelah Kerajaan Saudi diasaskan. Raja Abdul Aziz bin Sa’ud sangat menghormati beliau. Riwayat lanjut beliau boleh dirujuk pada kitab Nur An-Nibras fi Asanid Al-Jadd As-Sayyid Abbas oleh cucunya As-Sayyid Muhammad Al-Maliki.
Bapa beliau pula, As-Sayyid Alawi Al-Maliki merupakan salah seorang ulamak Makkah terunggul di abad yang lalu. Beliau telah mengajar pelbagai ilmu Islam turath di Masjidil Haram selama hampir 40 tahun. Ratusan murid dari seluruh pelusuk dunia telah mengambil faedah daripada beliau melalui kuliah beliau di Masjidil Haram, dan ramai di kalangan mereka telah memegang jawatan penting agama di negara masing-masing.
Malah, Raja Faisal tidak akan membuat apa-apa keputusan berkaitan Makkah melainkan setelah meminta nasihat daripada As-Sayyid Alawi. Beliau telah meninggal dunia pada tahun 1971 dan upacara pengebumiannya merupakan yang terbesar di Makkah sejak seratus tahun. Dalam tempoh 3 hari daripada kematian beliau, Stesyen Radio Saudi tempatan hanya menyiarkan bacaan Al-Quran, sesuatu yang tidak pernah dilakukan melainkan hanya untuk beliau.
Maklumat lanjut tentang As-Sayyid Alawi boleh dirujuk kepada biografinya berjudul Safahat Musyriqah min Hayat Al-Imam As-Sayyid As-Syarif Alawi bin Abbas Al-Maliki oleh anaknya, yang juga merupakan adik kepada As-Sayyid Muhammad, As-Sayyid Abbas Al-Maliki. As-Sayyid Abbas juga seorang ulamak, tetapi lebih dikenali dengan suara merdunya dan pembaca Qasidah yang paling utama di Arab Saudi. Biografi ini mengandungi tulisan berkenaan As-Sayyid Alawi dari ulamak dari seluruh dunia Islam.
Keluarga Maliki juga telah melahirkan ramai lagi ulamak lain, tetapi penulis hanya menyebut bapa dan datuk kepada As-Sayyid Muhammad. Untuk maklumat lanjut, rujuk tulisan-tulisan berkaitan sejarah Makkah dan ulamaknya di abad-abad mutakhir.
Kelahiran dan Pendidikan Awal
As-Sayyid Muhammad Al-Hasani bin Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz, dilahirkan pada tahun 1946, di kota suci Makkah, dalam keluarga Al-Maliki Al-Hasani yang terkenal, keluarga Sayyid yang melahirkan ulamak tradisi. Beliau amat beruntung kerana memiliki bapa seperti As-Sayyid Alawi, seorang ulamak paling berilmu di Makkah. Bapa beliau merupakan guru pertama dan utama beliau, mengajar beliau secara peribadi di rumah dan juga di Masjidil Haram, di mana beliau menghafal Al-Quran sejak kecil. Beliau belajar dengan bapa beliau dan diizinkan untuk mengajar setiap kitab yang diajarkan oleh bapa beliau kepada beliau.
Pendidikan Lanjut
Dengan arahan bapanya, beliau juga turut mempelajari dan mendalami pelbagai ilmu turath Islam: Aqidah, Tafsir, Hadith, Feqh, Usul, Mustalah, Nahw dan lain-lain, di tangan ulamak-ulamak besar lain di Makkah serta Madinah. Kesemua mereka telah memberikan ijazah penuh kepada beliau untuk mengajar ilmu-ilmu ini kepada orang lain.
Ketika berumur 15 tahun lagi, As-Sayyid Muhammad telah mengajar kitab-kitab Hadith dan Feqh di Masjidil Haram, kepada pelajar-pelajar lain, dengan arahan guru-gurunya. Setelah mempelajari ilmu turath di tanah kelahirannya Makkah, beliau dihantar oleh bapanya untuk menuntut di Universiti Al-Azhar As-Syarif. Beliau menerima ijazah PhD daripada Al-Azhar ketika berusia 25 tahun, menjadikan beliau warga Arab Saudi yang pertama dan termuda menerima ijazah PhD dari Al-Azhar. Tesis beliau berkenaan Hadith telah diiktiraf cemerlang dan menerima pujian yang tinggi dari alim ulamak unggul di Al-Azhar ketika itu, seperti Imam Abu Zahrah.
Perjalanan Mencari Ilmu
Perjalanan menuntut ilmu merupakan jalan kebanyakan ulamak. As-Sayid Muhammad turut tidak ketinggalan. Beliau bermusafir sejak usia muda untuk menuntut ilmu dari mereka yang memiliki ilmu. Beliau telah bermusafir dengan banyak ke Afrika Utara, Mesir, Syria, Turki, dan rantau Indo-Pak untuk belajar dari alim-ulamak yang hebat, bertemu para Wali Allah, menziarahi masjid-masjid dan maqam-maqam, serta mengumpul manuskrip-manuskrip dan kitab.
Di setiap tempat ini, beliau menemui para ulamak dan auliyak yang agung, dan mengambil faedah daripada mereka. Mereka juga turut tertarik dengan pelajar muda dari Makkah ini dan memberi perhatian istimewa untuk beliau. Kebanyakan mereka telah pun sangat menghormati bapa beliau yang alim, dan merupakan satu kebanggaan memiliki anak beliau sebagai murid.
Ijazah-ijazah
Sistem pengajian tradisi atau turath berasaskan kepada ijazah atau ‘keizinan untuk menyampaikan ilmu’. Bukan semua orang boleh mengajar. Hanya mereka yang memiliki ijazah yang diktiraf dari alim-ulamak yang terkenal sahaja yang boleh mengajar. Setiap cabang pengetahuan dan setiap kitab Hadith, Feqh, Tafsir dan lain-lain, mempunyai Sanad-sanad, atau rantaian riwayat yang bersambung sehingga kepada penyusun kitab tersebut sendiri melalui anak-anak muridnya dan seterusnya anak-anak murid mereka. Banyak sanad-sanad yang penting, seperti sanad Al-Qur’an, Hadith dan Tasawwuf, bersambung sehingga kepada Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam.
Sayyid Muhammad mendapat penghormatan dengan menjadi Shaykh dengan bilangan ijazah terbanyak dalam waktunya. Beliau juga memiliki rantaian sanad terpendek atau terdekat dengan datuknya, Nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam.
Di Tanah Arab, tanah kelahirannya, dan dalam permusafiran ilmunya, As-Sayyid Muhammad mendapat lebih dari 200 ijazah dari alim-ulamak teragung di zamannya, di setiap cabang ilmu Islam. Ijazah beliau sendiri, yang beliau berikan kepada murid-muridnya adalah antara yang paling berharga dan jarang di dunia, menghubungkan anak-anak muridnya dengan sejumlah besar para ulamak agung.
Para Masyaikh yang memberikan As-Sayyid Muhammad ijazah-ijazah mereka merupakan ulamak besar dari seluruh dunia Islam. Kita menyebutkan sebahagian mereka:
Dari Makkah:
1) Bapa beliau yang alim dan guru beliau yang pertama, As-Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki
2) Shaykh Muhammad Yahya Aman al-Makki
3) Shaykh al-Sayyid Muhammad al-Arabi al-Tabbani
4) Shaykh Hasan Sa‘id al-Yamani
5) Shaykh Hasan bin Muhammad al-Mashshat
6) Shaykh Muhammad Nur Sayf
7) Shaykh Muhammad Yasin al-Fadani
Al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi
9) Al-Sayyid Ishaq bin Hashim ‘Azuz
10) Habib Hasan bin Muhammad Fad‘aq
11) Habib Abd-al-Qadir bin ‘Aydarus al-Bar
12) Shaykh Khalil Abd-al-Qadir Taybah
13) Shaykh Abd-Allah al-Lahji
Dari Madinah:
1) Shaykh Hasan al-Sha‘ir, Shaykh al-Qurra of Madinah
2) Shaykh Diya-al-Din Ahmad al-Qadiri
3) As-Sayyid Ahmad Yasin al-Khiyari
4) Shaykh Muhammad al-Mustafa al-Alawi al-Shinqiti
5) Shaykh Ibrahim al-Khatani al-Bukhari
6) Shaykh Abd-al-Ghafur al-Abbasi al-Naqshbandi
Dari Hadramawt dan Yaman:
1) Al-Habib Umar bin Ahmad bin Sumayt, Imam Besar Hadramawt
2) Shaykh As-Sayyid Muhammad Zabarah, Mufti Yaman
3) Shaykh As-Sayyid Ibrahim bin Aqeel al-Ba-Alawi, Mufti Ta‘iz
4) Al-Imam al-Sayyid Ali bin Abd-al-Rahman al-Habshi
5) Al-Habib Alawi ibn Abd-Allah bin Shihab
6) As-Sayyid Hasan bin Abd-al-Bari al-Ahdal
7) Shaykh Fadhl bin Muhammad Ba-Fadhal
Al-Habib Abd-Allah bin Alawi al-Attas
9) Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafeez
10) Al-Habib Ahmad Mashhur al-Haddad
11) Al-Habib Abd-al-Qadir al-Saqqaf
Dari Syria:
1) Shaykh Abu-al-Yasar ibn Abidin, Mufti Syria
2) Shaykh As-Sayyid al-Sharif Muhammad al-Makki al-Kattani, Mufti Maliki
3) Shaykh Muhammad As‘ad al-Abaji, Mufti Shafi‘i
4) Shaykh As-Sayyid Muhammad Salih al-Farfur
5) Shaykh Hasan Habannakah al-Maydani
6) Shaykh Abd-al-Aziz ‘Uyun al-Sud al-Himsi
7) Shaykh Muhammad Sa‘id al-Idlabi al-Rifa‘i
Dari Mesir:
1) Shaykh As-Sayyid Muhammad al-Hafiz al-Tijani, Imam Hadith di Mesir
2) Shaykh Hasanayn Muhammad Makhluf, Mufti Mesir
3) Shaykh Salih al-Ja‘fari, Imam Masjid Al-Azhar
4) Shaykh Amin Mahmud Khattab al-Subki
5) Shaykh Muhammad al-‘Aquri
6) Shaykh Hasan al-‘Adawi
7) Shaykh As-Sayyid Muhammad Abu-al-‘Uyun al-Khalwati
Shaykh Dr. Abd-al-Halim Mahmud, Syeihkul Azhar
Dari Afrika Utara (Maghribi, Algeria, Libya dan Tunisia):
1) Shaykh As-Sayyid As-Sharif Abd-al-Kabir al-Saqali al-Mahi
2) Shaykh As-Sayyid Abd-Allah bin Al-Siddiq Al-Ghimari, Imam Hadith
3) Shaykh As-Sayyid Abd-al-Aziz bin Al-Siddiq al-Ghimari
4) As-Sharif Idris al-Sanusi, Raja Libya
5) Shaykh Muhammad At-Tahir ibn ‘Ashur, Imam Zaytunah, Tunis
6) Shaykh al-Tayyib Al-Muhaji al-Jaza’iri
7) Shaykh Al-Faruqi Al-Rahhali Al-Marrakashi
Shaykh As-Sayyid As-Sharif Muhammad al-Muntasir al-Kattani
Dari Sudan:
1) Shaykh Yusuf Hamad An-Nil
2) Shaykh Muddassir Ibrahim
3) Shaykh Ibrahim Abu-an-Nur
4) Shaykh At-Tayyib Abu-Qinayah
Dari Rantau Indo-Pak:
1) Shaykh Abu-al-Wafa al-Afghani Al-Hanafi
2) Shaykh Abd-al-Mu‘id Khan Hyderabadi
3) Al-Imam Al’Arif Billah Mustafa Rida Khan al-Barelawi, Mufti India
4) Mufti Muhammad Shafi’ Al-Deobandi, Mufti Pakistan
5) Mawlana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi, Imam Hadith
6) Mawlana Zafar Ahmad Thanawi
7) Shaykh Al-Muhaddith Habib-al-Rahman Al-‘Azami
Sayyid Abu-al-Hasan Ali An-Nadawi
Senarai ini hanya merupakan ulamak masyhur yang Syaikh kita telah mendapat ijazah darinya, dan di sana terdapat ramai lagi yang tidak disebutkan. Pada As-sayyid Muhammad Alawi, seseorang akan mendapati nilai terbaik dari para Masyaikh ini dalam pelabagai latarbelakang dan pengkhususan.
Karier Mengajar
Kalimah karier sebenarnya mungkin tidak sesuai untuk digunakan untuk menggambarkan aktiviti mengajar As-Sayyid Muhammad, kerana kalimah ini amat hampir kaitannya dengan keuntungan material. Sementara beliau, seperti mana Masyaikh tradisi yang lain, juga seperti keturunannya sebelum beliau, mengajar hanya kerana Allah dan tidak mengharapkan keuntungan material langsung.
Malahan, beliau menempatkan sejumlah besar pelajar di rumahnya sendiri, menyediakan untuk mereka makan minum, penginapan, pakaian, kitab-kitab serta segala keperluan mereka. Sebagai balasan, mereka hanya diminta mengikuti peraturan dan etika penuntut ilmu agama yang suci. Pelajar-pelajar ini biasanya menetap bersama beliau bertahun-tahun lamanya, mempelajari pelbagai cabang ilmu Islam, dan seterusnya kembali ke negeri masing-masing. Ratusan dari para pelajar telah menuntut di kaki beliau dan telah menjadi pelopor pengetahuan Islam dan kerohanian di negara mereka, terutamanya di Indonesia, Malaysia, Mesir, Yaman dan Dubai.
Bagaimanapun apabila pulang dari Al-Azhar, beliau dilantik sebagai Profesor Pengajian Islam di Universiti Ummul Qura di Makkah, yang mana beliau telah mengajar sejak tahun 1970.
Pada tahun 1971, sebaik bapanya meninggal dunia, para ulamak Makkah meminta beliau untuk menggantikan tempat bapanya sebagai guru di Masjidil Haram. Beliau menerimanya, lantas menduduki kedudukan yang telah diduduki oleh keluarganya lebih dari seabad. Beliau juga kadang kala mengajar di Masjid Nabi di Madinah. Kuliah pengajian beliau merupakan kuliah yang paling ramai dihadiri di kedua-dua Tanah Haram.
Bagaimanapun pada awal tahun 80-an, beliau telah mengosongkan kedudukan mengajarnya di Universiti Ummul Qura juga kerusi warisannya di Masjidil Haram, memandangkan fatwa dari sebahgian ulamak fanatik fahaman Wahhabi, yang menganggap kewujudannya sebagai ancaman kepada ideologi dan kekuasaan mereka.
Sejak itu, beliau mengajar kitab-kitab agung Hadith, Fiqh, Tafsir dan Tasawwuf di rumah dan masjidnya di Jalan Al-Maliki di Daerah Rusayfah, Makkah. Kuliah-kuliah umumnya antara waktu Maghrib dan Isyak dihadiri tidak kurang daripada 500 orang setiap hari. Ramai pelajarnya daripada Universiti menghadiri pengajiannya di waktu malam. Sehingga malam sebelum beliau meninggal dunia, majlisnya dipenuhi penuntut.
Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki amat dihormati oleh Kerajaan Arab Saudi dan selalu diminta nasihat dari Raja sendiri dalam urusan-urusan yang penting. Beliau juga dilantik sebagai ketua juri dalam Musabaqah Qur’an antarabangsa di Makkah selama tiga tahun berturut-turut.
Tulisan Beliau
Sayyid Muhammad merupakan seorang penulis prolifik dan telah menghasilkan hampir seratus buah kitab. Beliau telah menulis dalam pelbagai topik agama, undang-undang, social serta sejarah, dan kebanyakan bukunya dianggap sebagai rujukan utama dan perintis kepada topik yang dibicarakan dan dicadangkan sebagai buku teks di Institusi-institusi Islam di seluruh dunia.
Kita sebutkan sebahagian hasilnya dalam pelbagai bidang:
Aqidah:
1) Mafahim Yajib an Tusahhah
2) Manhaj As-salaf fi Fahm An-Nusus
3) At-Tahzir min al-Mujazafah bit-Takfir
4) Huwa Allah
5) Qul Hazihi Sabeeli
6) Sharh ‘Aqidat al-‘Awam
Tafsir:
1) Zubdat al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an
2) Wa Huwa bi al-Ufuq al-‘A’la
3) Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ulum al-Quran
4) Hawl Khasa’is al-Quran
Hadith:
1) Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif
2) Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ilm Mustalah al-Hadith
3) Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi
4) Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik
Sirah:
1) Muhammad (Sallallahu Alaihi Wasallam) al-Insan al-Kamil
2) Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah
3) ‘Urf al-Ta’rif bi al-Mawlid al-Sharif
4) Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M’iraj Khayr al-Bariyyah
5) Al-Zakha’ir al-Muhammadiyyah
6) Zikriyat wa Munasabat
7) Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra
Usul:
1) Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh
2) Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh
3) Mafhum at-Tatawwur wa altTajdid fi al-Shari‘ah al-Islamiyyah
Fiqh:
1) Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa ‘Alamiyyatuha
2) Labbayk Allahumma Labbayk
3) Al-Ziyarah al-Nabawiyyah bayn as-Shar‘iyyah wa al-Bid‘iyyah
4) Shifa’ al-Fu’ad bi Ziyarat Khayr al-‘Ibad
5) Hawl al-Ihtifal bi Zikra al-Mawlid al-Nabawi al-Sharif
6) Al-Madh al-Nabawi bayn al-Ghuluww wa al-Insaf
Tasawwuf:
1) Shawariq al-Anwar min Ad‘iyat al-Sadah al-Akhyar
2) Abwab al-Faraj
3) Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
4) Al-Husun al-Mani‘ah
5) Mukhtasar Shawariq al-Anwar
Lain-lain:
1) Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Makkah)
2) Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-‘Asabiyyah (Kajian Berkaitan Orientalis)
3) Silatu Riyadhah Biddin (Hubungan Sukan dengan Agama)
4) Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da‘wah ila Allah (Teknik Dawah)
5) Ma La ‘Aynun Ra’at (Butiran Syurga)
6) Nizam al-Usrah fi al-Islam (Peraturan Keluarga Islam)
7) Al-Muslimun Bayn al-Waqi‘ wa al-Tajribah (Muslimun, Antara Realiti dan Pengalaman)
Kashf al-Ghummah (Ganjaran Membantu Muslimin)
9) Ad-Dawah al-Islahiyyah (Dakwah Pembaharuan)
10) Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Koleksi Ucapan)
11) Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Kemulian Ummah Islamiyyah)
12) Usul at-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Metodologi Pendidikan Nabawi)
13) Nur an-Nibras fi Asanid al-Jadd as-Sayyid Abbas (Kumpulan Ijazah Datuk beliau, As-Sayyid Abbas)
14) Al-‘Uqud al-Lu’luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah (Kumpulan Ijazah Bapa beliau, As-Sayyid Alawi)
15) Al-Tali‘ al-Sa‘id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)
16) Al-‘Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid (Kumpulan Ijazah)
Senarai di atas merupakan antara kitab As-Sayyid Muhammad yang telah dihasilkan dan diterbitkan. Terdapat banyak lagi kitab yang tidak disebutkan dan juga yang belum dicetak.
Kita juga tidak menyebutkan banyak penghasilan turath yang telah dikaji, dan diterbitkan buat pertama kali, dengan nota kaki dan komentar dari As-Sayyid Muhammad. Secara keseluruhannya, sumbangan As-Sayyid Muhammad amat agung.
Banyak hasil kerja As-Sayyid Muhammad telah diterjemahkan ke pelbagai bahasa.
Aktiviti lain
As-Sayyid Muhammad merupakan seorang pembimbing kepada ajaran dan kerohanian Islam yang sebenar dan telah bermusafir ke serata Asia, Afrika, Eropah dan Amerika, menyeru manusia ke arah kalimah Allah dan Rasul terakhir-Nya Muhammad Sallahu Alaihi Wassalam.
Di Asia Tenggara khasnya, As-Sayyid Muhammad secara peribadi telah mengasaskan dan membiayai lebih 70 buah Sekolah Islam untuk melawan aktiviti dakyah Kristian. Sejumlah besar penganut Kristian dan Budha telah memeluk Islam di tangannya hanya setelah melihat Nur Muhammad yang bersinar di wajahnya.
Ke mana sahaja beliau pergi, para pemimpin, ulamak dan masyarakat di tempat tersebut akan menyambutnya dengan penuh meriah. Beliau seringkali memberi ceramah kepada ratusan ribu manusia.
Beliau amat disayangi dan dicintai oleh Muslimin di seluruh dunia, bukan sahaja kerana beliau keturunan Rasulullah, tetapi juga kerana ilmunya yang luas, hikmahnya, akhlak serta watak rohaninya. Beliau juga amat terkenal amat pemurah dengan ilmu, kekayaan dan masanya.
Pendekatan
As-Sayyid Muhammad mengikuti dan menyelusuri tradisi arus utama dan majoriti Islam, jalan Ahlu Sunnah Waljamaah, jalan toleransi dan sederhana, pengetahuan dan kerohanian, serta kesatuan dalam kepelbagaian.
Beliau percaya kepada prinsip berpegang dengan empat mazhab yang masyhur, tetapi tanpa fanatik. Beliau mengajar rasa hormat kepada ulamak dan Awliyak agung yang lepas.
Beliau menentang sikap sewenang-wenangnya mengatakan Muslim lain sebagai Kafir dan Musyrik, yang telah menjadi tanda dan sifat utama sebahagian fahaman hari ini.
Beliau amat menentang dan kritis terhadap mereka yang digelar reformis (Islah) abad ke-20 yang dengan mudah ingin menghapuskan Islam generasi terdahulu menggunakan nama Islam yang suci.
Beliau juga memahami bahawa mencela kesemua Ash’ari, atau kesemua Hanafi, Syafi’e dan Maliki, kesemua sufi, seperti mana yang dilakukan oleh sebahagian fahaman hari ini adalah sama dengan mencela keseluruhan Ummah Islam ribuan tahun yang lampau. Ia hanya merupakan sifat dan pendekatan musuh Islam, dan bukannya rakan.
Sayyid Muhammad juga amat mempercayai bahawa ulamak – ulamak Mazhab yang agung - mengikuti Sunni-Sufi - sejak beratus tahun yang lalu, adalah penghubung kita kepada Al-Quran dan Assunnah, dan bukanlah penghalang antara keduanya dengan kita, seperti yang dipercayai sesetengah pihak.
Kefahaman yang benar berkenaan Al-Quran dan Sunnah ialah kefahaman yang berasaskan tafsiran para ulamak agung Islam, dan bukan dengan sangkaan para ekstrimis zaman moden ini yang tidak berfikir dua kali sebelum mencela majoriti Muslim di seluruh dunia. Sayyid Muhammad juga berpendapat majoriti ummah ini adalah baik. Kumpulan-kumpulan minoriti yang fanatiklah yang perlu mengkaji semula fahaman ekstrim mereka.
Sayyid Muhammad merupakan pendukung sebenar Sufi yang berasaskan Syariah, Sufi para Awliya’ agung dan solehin ummah ini. Beliau sendiri merupakan mahaguru kerohanian di tingkat yang tertinggi, berhubungan dengan kebanyakan peraturan kerohanian Islam, melalui para Masyaikh Tariqah yang agung.
Beliau turut mempercayai bahawa membaca Zikir, samaada secara bersendirian atau berkumpulan, adalah bahagian penting dalam kerohanian seseorang. Semua pelajarnya dimestikan bertahajjud dan membaca wirid pagi dan petang.
Sayyid Muhammad juga beranggapan, ummat Islam perlu menggunakan segala hasil yang ada untuk meningkatkan taraf ummah mereka dari sudut kerohanian, masyarakat dan juga material, dan tidak membuang masa yang berharga dengan berbalah pada perkara-perkara kecil. Beliau percaya Muslim tidak seharusnya mencela satu sama lain dalam perkara yang telah diselisihkan oleh para ulamak. Mereka sebaliknya perlu berganding bahu bersama untuk memerangi apa yang telah disepekati sebagai kejahatan dan dosa.
Pandangan dan pendirian Sayyid Muhammad ini digambarkan dalam tulisannya yang terkenal, Mafahim Yajib An Tusahhah (Kefahaman Yang Perlu Diperbetulkan), sebuah buku yang mendapat penghargaan meluas di seluruh dunia Islam dan diiktiraf tinggi di lingkaran para ulamak.
Penutup
Tidak diragui lagi, kehadiran Sayyid Muhammad Alawi merupakan rahmat buat ummah ini. Beliau merupakan waris kepada kekasih kita Nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wasallam dari sudut darah daging serta kerohanian. Masyarakat Makkah dan Madinah teramat mencintai beliau seperti mana dilihat pada solat jenazah beliau.
Siapa sahaja yang pernah menemui beliau jatuh cinta dengan beliau. Rumahnya di kota suci Makkah sentiasa terbuka sepanjang tahun untuk ulamak dan para penuntut yang menziarahi, ribuan orang yang menuju kepadanya. Beliau juga tidak kenal erti takut dalam berkata yang benar dan telah mengalami detik-detik kepayahan kerana kebenaran. Walaubagaimanapun pertolongan Allah kelihatan sentiasa bersama dengannya. RadhiyAllahu Anhu WaArdhaah. Ameen.
Maklumat lanjut kehidupan dan pencapaiannya boleh dirujuk biografinya yang hebat bertajuk, Al-Maliki ‘Alim Hijjaz, karangan penulis dan sejarahwan terkenal Makkah, Dr Zuhayr Kutbi.
Pemergiannya
Beliau telah meninggalkan kita pada hari Jumaat, 15 Ramadhan (bersesuaian dengan doanya untuk meninggal dunia pada bulan Ramadhan), dalam keadaan berpuasa di rumahnya di Makkah. Kematiannya amat mengejutkan.
Benar.. Ia adalah satu kehilangan yang besar.. Ucapan takziah diucapkan dari seluruh dunia Islam. Solat janazah beliau dilakukan di seluruh pelusuk dunia.
Beliau telah pergi pada bulan Ramadhan dan pada hari Jumaat.
Saya adalah antara yang menunaikan solat jenazah (pertama di rumah beliau diimamkan oleh adiknya As-Sayyid Abbas, dan seterusnya di Masjidil Haram dengan Imam Subayl)… Ratusan ribu manusia membanjiri upacara pengebumiannya. Semua orang menangis dan sangat bersedih… Ia merupakan satu situasi yang tidak dapat dilupakan… Allahu Akbar…
Betapa hebatnya beliau… betapa besarnya kehilangan ini… Betapa ramainya yang menyembahyangkannya… Saya tahu mata saya tidak pernah menyaksikan seorang spertinya… Seorang yang amat dicintai oleh masyarakat seperti beliau… seorang ulamak yang berkaliber dan berpengetahuan serta berhikmah…
Terdapat sekurang-kurangnya 500 orang tentera diperintah oleh kerajaan Arab Saudi di perkuburan Ma’ala untuk mengawal ribuan orang yang menangisinya. Kerabat diraja juga turut hadir. Para manusia menempikkan Kalimah dengan kuat sepanjang uapcara pengebumian beliau, memenuhi Makkah dari Masjidil Haram sehingga ke tanah perkuburan.
Beliau disemadikan di sebelah bapanya, berhampiran maqam nendanya Sayyidah Khadijah. Sebelum beliau meninggal dunia, beliau ada menghubungi seorang pelajar lamanya di Indonesia melalui telefon dan bertanyanya adakah dia akan datang ke Makkah pada bulan Ramadhan. Apabila dia menjawab tidak, Sayyid Muhammad bertanya pula, "tidakkah engkau mahu menghadiri penegebumianku?"
Tepat sekali, beliau pergi pada bulan Ramadhan di pagi Jumaat… apakah lagi bukti yang diperlukan menunjukkan penerimaan Allah?! Makkah menangisi pemergiannya… Seluruh dunia Islam menangisi kehilangannya. Moga Allah menganugerahkan beliau tempat yang tertinggi di Jannah, bersama-sama kekasihnya dan datuknya Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam. Ameen.
Selesai diterjemah pada :
1.20 Petang, 26 Ramadhan 1425H di Haiyyu Sabiek, Kaherah.
Wallahu A’lam. Wassollahu Ala Saiyidina Rasulillah WaAla Alihi Wasohbihi Waman Walah, Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

Monday, March 23, 2009

KEPADA SAUDARIKU

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang

Wahai putriku……..aku seorang bapak yang sedang berjalan memasuki usia lima puluh tahun. Usia muda telah aku lewati, aku tinggalkan kenangan,impian,lamunan dengan segala ujian-ujian dunia.
Dengarlah ucapan dari kata-kataku. Ucapan-ucapan Haq, yang aku sampaikan secara jelas dan gamblang. Semua apa yang akan aku sampaikan adalah dari hidupku sendiri. Karenanya, mungkin engkau belum pernah atau tidak pernah atau malah tidak akan pernah mendengarnya dari orang lain.
Wahai putriku……….banyak aku menulis, sering aku menyeru, mengajak kepada ummat untuk menegakan akhlak, menjunjung budi pekerti yang mulia, memberantas segala macam kerusakan jiwa dan mengendalikan nafsu syahwat untuk melawan dan memberantas kebejatan moral.
Semua itu terus aku sampaikan , terus aku tulis dan khutbahkan……….sampai-sampai pena yang aku pakai menjadi tumpul dan lidahku menjadi linu. Namun, tetap tiada hasil yang aku peroleh. Kemungkaran tetap berjalan dengan tenangnya tanpa mampu kita memberantasnya.
Di setiap pelosok negeri perbuatan mungkar kita jumpai, terus makin banyak dalam berbagai bentuknya, wanita semakin berani dan tanpa malu membuka auratnya. Tubuhnya ditonjol-tonjolkan, pergaulan bebas muda-mudi bertambah mencolok. Semua itu berjalan melanda Negara demi Negara, tanpa satu pun Negara Islam mampu mengelak.
Negara Suriah yang terkenal dengan keserasian akhlak, yang sangat ketat menjaga kehormatan diri dengan menutup auratnya, sekarang…………….masya Allah! Para wanitanya berpakaian terbuka, mempertontonkan lengan dan paha, punggung dan dada. Kita gagal, dan saya kira kita tidak akan berhasil. Tahukah engkau apa penyebabnya?
Sebabnya ialah, karena sampai hari ini kita belum menemukan pintu ke arah perbaikan dan kita tidak tahu jalannya.
Wahai Putriku, pintu perbaikan ada di hadapanmu. Kunci pintu itu ada di tanganmu. Jika engkau meyakininya dan engkau berusaha memasuki pintu itu, maka keadaan akan berubah dan menjadi baik.
Engkau benar putriku,bahwa kaum prialah yang pertama melangkah menempuh jalan dosa, bukan wanita, tetapi ingat, bahwa tanpa kerelaanmu dan tanpa kelunakan sikapmu, mereka tidak akan berkeras melangkah maju. Engkau membuka pintu kepadanya untuk masuk.
Engkau berkata kepada pencuri : “ Silahkan masuk”………..dan setelah engkau kecurian barulah sadar. Baru engkau teriak…………tolong…………….tolong……………aku kecurian”.
Kalau engkau tahu bahwa laki-laki itu serigala dan engkau domba, pasti engkau akan lari, seperti larinya domba dalam ancaman cengkaraman serigala.
Kalau engkau sadar, bahwa semua laki-laki itu adalah pencuri, pasti engkau akan bersikap hati-hati dan selalu menjaga diri seperti waspadanya seorang kikir menghadapi pencuri.
Kalau dikehendakinya serigala dari domba adalah dagingnya, maka yang diinginkan laki-laki adalah lebih dari itu. Laki-laki menginginkan lebih dari sekedar daging domba……………dan bagimu lebih buruk dari kematian domba itu.
Laki-laki menghendaki yang paling berharga darimu……………yaitu harga diri dan kehormatanmu. Nasib seorang gadis yang direnggut kehormatannya lebih menyedihkan dari seekor domba yang dimakan serigala.
Wahai putriku………….. Demi Allah, apa yang dikhayalkan oleh pemuda saat melihat gadis ialah telanjang dihadapannya tanpa busana.
Saya bersumpah lagi : “ Demi Allah, jangan percaya kepada omongan sebagian laki-laki, bahwa mereka memandangmu karena akhlak dan adabnya. Berbicara denganmu seperti sahabat dan apabila mencintanya hanyalah sebagai teman akrab”. Bohong………….bohong demi Allah ia bohong.
Apabila engkau mendengar sendiri pembicaraan antara mereka, engkau akan takut dan ngeri.
Tidak akan ada seorang pria melontarkan senyumannya kepadamu, berbicara dengan lembut dan merayu, memberikan bantuan dan pelayanan kepadamu, kecuali akan ada maksud-maksud tertentu. Setidak-tidaknya isyarat bagi dirinya bahwa itu adalah langkah awal.
Apa sesudah itu wahai putriku?
Renungkanlah!

DETIK DETIK TERAKHIR ROSULULLAH SAW

Dari Ibnu Mas'ud r. a., bahwasanya dia berkata: "Ketika ajal Rasulullah S.A.W sudah dekat, baginda mengumpulkan kami dirumah Siti Aisyah r. a. Kemudian baginda memandang kami sambil berlinang air matanya, lalu bersabda: Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah. "

"Allah berfirman: Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa. "

Kemudian kami bertanya: "Bilakah ajal baginda ya Rasulullah?"
Baginda menjawab: "Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyila. "
Kami bertanya lagi: "Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab: "Salah seorang ahli bait. "
Kami bertanya: "Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?"
Baginda menjawab: "Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah. "
Kami bertanya: "Siapakah yang menyolatkan baginda di antara kami?"
Kami menangis dan Rasulullah S.A.W pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: "Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letakanlah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku. Kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama menyolatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tentaranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang pertama solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua. "

SEMAKIN PARAH:
Semenjak hari itu, Rasulullah S.A.W bertambahparah sakit yang ditanggungnya selama 18 hari. Setiap hari, banyak yang mengunjungi baginda, sampailah datangnya hari Senin, disaat baginda menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah selesai mengumandangkan azannya, dia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah, kemudian memberi salam:
"Assalamualaikum ya Rasulullah?"
Kemudian dia berkata lagi: "Assolah yarhamukallah. "
Fatimah menjawab: "Rasulullah dalam keadaan sakit. "
Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid. Ketika bumi terang disinari matahari siang, maka Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu dia berkata seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan menyuruh dia masuk. Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah S.A.W bersabda:

"Saya sekarang berada dalam keadaan sakit. Wahai Bilal, kamu perintahkan saja agar Abu Bakar menjadi imam dalam solat. "Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata: "Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?"
Kemudian dia memasuki masjid dan memberitahu Abu Bakar agar beliau menjadi imam dalam solat tersebut.

Ketika Abu Bakar r. a. melihat ke tempat Rasulullah S.A.W yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, dia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu dia menjerit dan akhirnya dia pingsan. Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi bising sehingga terdengar oleh Rasulullah S.A.W.

Baginda bertanya: "Wahai Fatimah, suara apakah yang bising itu?"
Siti Fatimah menjawab: "Orang-orang menjadi bising dan bingung karena Rasulullah S.A.W tidak bersama mereka. "
Kemudian Rasulullah S.A.W memanggil Ali bin Abi Talib dan Abbas r. a. Sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid.
Baginda solat dua rakaat. Setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda:

"Ya ma aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah. Sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua, setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT karena aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini. "

MALAIKAT MAUT DATANG BERTAMU:
Pada hari esoknya yaitu pada hari Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya dia turun menemui Rasulullah S.A.W dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah S.A.W dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka dia dibolehkan masuk.
Tetapi jika Rasulullah S.A.W tidak mengizinkannya, dia tidak boleh masuk dan hendaklah dia kembali saja.

Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Dia menyamar sebagai orang biasa. Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah S.A.W, Malaikat Maut itupun berkata: "Assalamualaikum wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!"
Fatimah pun keluar menemuinya dan berkata kepada tamunya itu: "Wahai Abdullah (hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit. "
Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: "Assalamualaikum, bolehkah saya masuk?"
Akhirnya Rasulullah S.A.W mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: "Siapakah yang ada di muka pintu itu?"
Fatimah menjawab: "Seorang lelaki memanggil baginda. Saya katakan kepadanya bahwa baginda dalam keadaan sakit. Kemudian dia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma. "
Rasulullah S.A.W bersabda: "Tahukah kamu siapakah dia?"
Fatimah menjawab: "Tidak wahai baginda. "

Lalu Rasulullah S.A.W menjelaskan: "Wahai Fatimah, dia adalah pengusir kelezatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur.
Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda: "Masuklah, wahai Malaikat Maut. "
Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan: "Assalamualaika ya Rasulullah. "

Rasulullah S.A.W pun menjawab: "Waalaikassalam ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"
Malaikat Maut menjawab: "Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan. Jika tidak, saya akan pulang. "

Rasulullah S.A.W bertanya: "Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril?"
Jawab Malaikat Maut: "Saya tinggal dia di langit dunia. "
Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril a. s. datang lalu duduk di samping Rasulullah S.A.W. Maka bersabdalah Rasulullah S.A.W: "Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku telah dekat?"
Jibril menjawab: "Ya, wahai kekasih Allah. "

KETIKA SAKARATUL MAUT:
Seterusnya Rasulullah S.A.W bersabda: "Beritahu kepadaku wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya?"
Jibril pun menjawab: "Bahwasanya pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu. "

Baginda S.A.W bersabda: "Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku?"
Jibril menjawab lagi: "Bahwasanya pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu. "

Baginda S.A.W bersabda lagi: "Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang disediakan Allah untukku?"
Jibril menjawab: "Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti. "

Kemudian Rasulullah S.A.W bersabda: "Segala puji dan syukur aku panjatkan untuk Tuhanku. Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang kabar yang menggembirakan aku. "
Jibril a. s. bertanya: "Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan?"
Rasulullah S.A.W menjawab: "Tentang kegelisahanku. Apakah yang akan diperoleh oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperoleh orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperoleh orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?"
Jibril menjawab: "Saya membawa kabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu. "
Maka berkatalah Rasulullah S.A.W: "Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku. Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku. "
Lalu Malaikat Maut pun mendekati Rasulullah S.A.W

Ali r. a. bertanya: "Wahai Rasulullah S.A.W, siapakah yang akan memandikan baginda dan siapakah yang akan mengafaninya?"
Rasulullah menjawab: "Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga. "

Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah S.A.W. Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: "Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut. "
Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril a. s. memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah S.A.W bertanya: "Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku?"
Jibril menjawab: "Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?" Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah S.A.W.

BELAJAR DARI BURUNG DAN CACING

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing.

Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu Cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus puasa. Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus berpuasa.

Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya ?kantor? yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai. Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya. Kita lihat burung tetap optimis akan rizki yang dijanjikan Allah. Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya.

Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan. Suatu waktu kekenyangan dan dilain waktu kelaparan.
Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga.

Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati. Tapi kita lihat , dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari rizki . Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu.

Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih. Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing ? Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi? padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa.
Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar dari burung dan cacing.
.....................................semoga bermanfaat!

Maulid Habibina Muhammad SAW

Tersebut di dalam kitab I'anathuth Tholibin Hasiyah Fathil Mu'in (kitab fiqh standar madzhab syafi') karya Sayyidisy-Syaikh Abu Bakar Syatha ad-Dimyathi:-
Telah berkata Imam Hasan al-Bashri (Wafat 116H, pernah bertemu dengan lebih kurang 100 orang shahabat): "Aku kasihkan jika aku mempunyai emas seumpama gunung Uhud, untuk kunafkahkan atas pembacaan mawlid ar-Rasul".
Telah berkata Shaikh Ma'ruf al-Kharkhi (wafat 200H): "Sesiapa yang menyediakan makanan untuk pembacaan mawlid ar-Rasul, mengumpulkan saudara-saudaranya, menyalakan lampu-lampu, berpakaian baru, berwangi-wangian, berhias-hias, demi membesarkan mawlid Nabi Muhamad, niscaya dia akan dihimpunkan oleh Allah Ta`ala pada hari qiamat bersama-sama kumpulan pertama daripada para nabi dan jadilah dia berada pada setinggi-tinggi syurga".
Telah berkata Syaikh Sirri as-Saqathi (wafat 253H): "Sesiapa yang menyengajakan suatu tempat yang dibaca padanya Mawlidin Nabi, maka dia telah menyengajakan satu taman dari taman-taman syurga karena tidaklah dia menyengajakan tempat demikian selain daripada kecintaannya kepada ar-Rasul . Dan telah bersabda Nabi :

Artinya: "Sesiapa yang mencintaiku, dia bersamaku dalam syurga."
Telah berkata Shaikh Junaid al-Baghdadi (wafat 297H): "Sesiapa yang hadir mawlid ar-Rasul dan membesarkan pangkat baginda, maka telah berjayalah dia dengan iman".

Kata-kata para tabi'in ini juga bisa didapati didalam kitab an-Nafahatul Miskiyyah fi fadhilathi qiraati maulidi khairil bariyyah karangan asy-Shaikh Muhammad bin Abdullah as-Suhaimi dan juga terjemahannya yang bertajuk Hembusan Kasturi oleh Fadhilatul Ustaz Taha as-Suhaimi.
-catatan
(1) Imam Hasan al-Bashri adalah seorang tokoh tabi'in terkemuka. Ayahnya adalah pelayan kepada Zaid bin Thabit al-Anshori , sedangkan ibunya yang bernama Khoyyirah adalah pelayan kepada Ummu Salamah . Beliau dilahirkan pada 2 tahun terakhir sebelum wafatnya Khalifat Umar al-Khattab . Bertemu dengan lebihkurang 100 orang shahabat. Wafat pada tahun 116H dalam usia 89 tahun.

Monday, March 16, 2009

Gugurnya dosa bersama air wudhu

"Abu Nadjih (Amru) bin Abasah Assulamy r.a berkata : Pada masa Jahiliyah, saya merasa bahwa semua manusia dalam kesesatan, karena mereka menyembah berhala. Kemudian saya mendengar berita ; Ada seorang di Mekkah memberi ajaran-ajaran yang baik. Maka saya pergi ke Mekkah, di sana saya dapatkan Rasulullah SAW masih sembunyi-sembunyi, dan kaumnya sangat congkak dan menentang padanya.
Maka saya berdaya-upaya hingga dapat menemuinya, dan bertanya kepadanya : Apakah kau ini ?
Jawabnya : Saya Nabi.
Saya tanya : Apakah nabi itu ?
Jawabnya : Allah mengutus saya.
Diutus dengan apakah ?
Jawabnya : Allah mengutus saya supaya menghubungi famili dan menghancurkan berhala, dan meng-Esa-kan Tuhan dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Saya bertanya : Siapakah yang telah mengikuti engkau atas ajaran itu ?
Jawabnya : Seorang merdeka dan seorang hamba sahaya ( Abubakar dan Bilal ).

Saya berkata : Saya akan mengikuti kau. Jawabnya : Tidak dapat kalau sekarang, tidakkah kau perhatikan keadaan orang-orang yang menentang kepadaku, tetapi pulanglah kembali ke kampung, kemudian jika telah mendengar berita kemenanganku, maka datanglah kepadaku. Maka segera saya pulang kembali ke kampung, hingga hijrah Rasulullah SAW ke Madinah, dan saya ketika itu masih terus mencari berita, hingga bertemu beberapa orang dari familiku yang baru kembali dari Madinah, maka saya bertanya : Bagaimana kabar orang yang baru datang ke kota Madinah itu ? Jawab mereka : Orang-orang pada menyambutnya dengan baik, meskipun ia akan dibunuh oleh kaumnya, tetapi tidak dapat. Maka berangkatlah saya ke Madinah dan bertemu pada Rasulullah S.A.W. Saya berkata : Ya Rasulullah apakah kau masih ingat pada saya ?

Jawabnya : Ya, kau yang telah menemui saya di Mekkah. Lalu saya berkata : Ya Rasulullah beritahukan kepada saya apa yang telah diajarkan Allah kepadamu dan belum saya ketahui. Beritahukan kepada saya tentang shalat ? Jawab Nabi : Shalatlah waktu Shubuh, kemudian hentikan shalat hingga matahari naik tinggi sekadar tombak, karena pada waktu terbit matahari itu seolah-olah terbit di antara dua tanduk syaitan, dan ketika itu orang-orang kafir menyembah sujud kepadanya.

Kemudian setelah itu kau boleh shalat sekuat tenagamu dari sunnat, karena shalat itu selalu disaksikan dan dihadiri Malaikat, hingga matahari tegak di tengah-tengah, maka di situ hentikan shalat karena pada saat itu dinyalakan Jahannam, maka bila telah telingsir dan mulai ada bayangan, shalatlah, karena shalat itu selalu disaksikan dan dihadiri Malaikat, hingga shalat Asar. Kemudian hentikan shalat hingga terbenam matahari, karena ketika akan terbenam matahari itu seolah-olah terbenam di antara dua tanduk syaithan dan pada saat itu bersujudlah orang-orang kafir.

Saya bertanya : Ya Nabiyullah : Ceriterakan kepada saya tentang wudlu' ! Bersabda Nabi : Tiada seorang yang berwudlu' lalu berkumur dan menghirup air, kemudian mengeluarkannya dari hidungnya melainkan keluar semua dosa-dosa dari mulut dan hidung. Kemudian jika ia membasuh mukanya menurut apa yang diperintahkan Allah, jatuhlah dosa-dosa mukanya dari ujung jenggotnya bersama tetesan air. Kemudian bila membasuh kedua tangan sampai kedua siku, jatuhlah dosa-dosa dari ujung jari-jarinya bersama tetesan air. Kemudian mengusap kepala maka jatuh semua dosa dari ujung rambut bersama tetesan air, kemudian membasuh dua kaki ke mata kaki, maka jatuhlah semua dosa kakinya dari ujung jari bersama tetesan air. Maka bila ia shalat sambil memuja dan memuji Allah menurut lazimnya, dan membersihkan hati dari segala sesuatu selain Allah, maka keluar dari semua dosanya bagaikan lahir dari perut ibunya " ( HR. Muslim )

"Ketika Amru bin Abasah menceritakan hadits ini kepada Abu Umamah, oleh Abu Umamah ditegur : Hai Amru bin Abasah perhatikan keteranganmu itu, masakan dalam satu perbuatan orang diberi ampun demikian rupa. Jawab Amru : Hai Abu Umamah, telah tua usiaku, dan rapuh tulangku, dan hampir ajalku, dan tiada kepentingan bagiku untuk berdusta terhadap Allah atau Rasulullah S.A.W.
Andaikan saya tidak mendengar dari Rasulullah, hanya satu dua atau tiga empat kali, atau lima enam tujuh kali tidak akan saya ceritakan, tetapi saya telah mendengar lebih dari itu " ( HR. Muslim )

DETIK DETIK TERAKHIR

dtik detik terakhir
kini...ku sadari
semakin ku kejar dunia
dy semakin jauh dari ku
kinimulai kurasakan
saat dy tak mau menyapaku
wahai engkau yang ada disana
kita memang terjebak dalam ruang dan waktu
kini kuharus tinggalkanmu
tak usah lagi ucapan selamt tinggal dariku
semua telah menjadi abu
terbakar dalam api asmara yang menggebu
langit biru terasa kelabu
dan kutulis lagu sendu untuk hatiku
untuk menghibur jiwa yang terluka olehmu
aku sadar dan aku tau
ku tak sempurna seperti apa yang kau inginkan
aku terlalu naif, untuk mengerti semua ini
dan akhirnya aku tolong izinkan
ku sadarkan hatiku dalam seuntai puisi terkahirku

NASAB ROSULULLAH TERBEBAS DARI PENYEMBAH BERHALA

Allahumma sholli alaa sayyidina muhammad wa aalihi washohbihi wassalim
Nasab Rasulillah Saww Bersih
Isu ini terangkat kala sebagian umat islam mengaku pengikut Rasulillah Saww justru memusyriknya ayahanda Rasulullah Saww. (Innalillah..)
Dalam menjawabnya saya sampaikan 2 jawaban sekaligus bahwa :
Nama ayahanda Rasulullah Saww adalah Sayyidina Abdullah bin Abdul Muthalib r.a yang artinya Hamba ALLAH.
Definisinya jelas bahwa ayahanda Rasul Saww sangat mengenal ALLAH AWJ
karena nama ini yang membedakan antara penyembah berhala dengan penyembah Illah SWT.
Contoh Nama nama Jahiliyah (mirip mirip Tuhan mereka Latta dan Udza):
Uta, Abul Udza, dll
Jadi jelaslah bahwa Ayahanda Mulia Ar Rasul Saww bukan seperti claim mereka..!
Ayah Nabi Ibrahim As tidak Kafir
Banyak orang yang memaknai bahwa Azar adalah ayahnya Nabi Ibrahim demi memuluskan upaya mereka menampilkan 'cacatnya' Nasab Nabi Saww.
Namun sekali Lagi Hujjah ALLAH AWJ membungkam sekaligus membongkar kebohongan bertingkat kaum hipokrit pendengki Ar Rasul Saww..
Dalam Nasab Umum inilah Nasab Ayahanda Rasul Saww :
Sayyidina Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hsyim (AMR) bin 'Abd al-Manf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu ' Ayy bin Isma 'ell (Ismail) bin ibrahim bin Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh bin Lamik bin Metusyalih bin Idris bin Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S
Rantai Nasab diatas ada Nama Azar {tarih}
sesungguhnya keduanya adalah orang yang berbeda. Azaar adalah paman Nabi Ibrahim yang bekerja tuk Namrud dalam membuat Patung. Sedang Tarikh adalah Ayahanda Nabi Ibrahim As.
Lamanya sejarah serta berlapisnya pengkaburan membuat orang sulit mencari jawaban siapa Ayah Nabi Ibrahim As sebenarnya, Padahal Jawabannya ada di Depan mata
Kuncinya ada pada QS al An'am ayat 74 dalam kata Ab' (ayah dalam makna luas)
Penggunaannya :
Abu jabir (ayah Jabir)
Abu Abdillah (ayah Hamba Allah)
atau :
Abaaika (Kakek)
metode ini sederhana, namun banyak yang tidak faham, artinya penggunakaan kata ab' pada orang tertentu tidak menyatakan bahwa orang tersebut adalah Ayah dalam nasab.
Dalil yang dijadikan sebagai dasar pengkafiran ayah Nabi Ibrahim adalah ayat yang menyebutkan Azar sebagai " ab " Ibrahim. Misalnya :
" Ingatlah ( ketika ), Ibrahim berkata kepada " ab "nya Azar, " Apakah anda menjadikan patung-patung sebagai tuhan ?. Sesungguhnya Aku melihatmu dan kaummu berada pada kesesatan yang nyata ".( al An'am 74 ).
Atas dasar ayat ini, ayah Ibrahim yang bernama Azar adalah seorang kafir dan sesat. Kemudian ayat lain yang memuat permohonan ampun Ibrahim untuk ayahnya ditolak oleh Allah dikarenakan dia adalah musuh Allah ( al Taubah 114). Dalam menarik kesimpulan dari ayat di atas dan sejenisnya bahwa ayah nabi Ibrahim adalah seorang kafir sungguh sangat terlalu tergesa-gesa, karena kata " abun " dalam bahasa Arab tidak hanya berarti ayah kandung saja.
Kata ab' bisa juga berarti, ayah tiri, paman, dan kakek.
contoh lain
Misalnya al Qur'an menyebutkan Nabi Ismail sebagai " ab " Nabi Ya'kub as., padahal beliau adalah paman NabiYa'kub as.
"Adakah kalian menyaksikan ketika Ya'kub kedatangan (tanda-tanda) kematian, ketika ia bertanya kepada anak-anaknya, " Apa yang kalian sembah sepeninggalku ? ". Mereka menjawab, " Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan ayah-ayahmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, Tuhan yang Esa, dan kami hanya kepadaNya kami berserah diri ".( al Baqarah 133 )
Dalam ayat ini dengan jelas kata "aabaaika " bentuk jama' dari " ab " berarti kakek ( Ibrahim dan Ishak ) dan paman ( Ismail ).
Dan juga kata " abuya " atau " buya " derivasi dari " ab " sering dipakai dalam ungkapan sehari-hari bangsa Arab dengan arti guru, atau orang yang berjasa dalam kehidupan, termasuk panggilan untuk almarhum Buya Hamka, misalnya.
Dari keterangan ringkas ini, kita dapat memahami bahwa kata " ab " tidak hanya berarti ayah kandung, lalu bagaimana dengan kata " ab " pada surat al An'am 74 dan al Taubah 114 ?
Dengan melihat ayat-ayat yang menjelaskan perjalanan kehidupan Nabi Ibrahim as. akan jelas bahwa seorang yang bernama " Azar ", penyembah dan pembuat patung, bukanlah ayah kandung Ibrahim, melainkan pamannya atau ayah angkatnya atau orang yang sangat dekat dengannya dan Ia adalah pembuat Patung tuk Raja Namrud
Pada permulaan dakwahnya, Nabi Ibrahim as. mengajak Azar sebagai orang yang dekat dengannya, "Wahai ayahku, janganlah kamu menyembah setan, sesungguhnya setan itu durhaka Tuhan yang Maha Pemurah " ( Maryam 44 ).
Namun Azar menolak dan bahkan mengancam akan menyiksa Ibrahim. Kemudian dengan amat menyesal beliau mengatakan selamat jalan kapada Azar, dan berjanji akan memintakan ampun kepada Allah untuk Azar. " Berkata Ibrahim, " Salamun 'alaika, aku akan memintakan ampun kepada Tuhanku untukmu " ( Maryam 47 ).
Kemudian al Qur'an menceritakan bahwa Nabi Ibrahim As menepati janjinya untuk memintakan ampun untuk Azar seraya berdoa,
" Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan gabungkan aku bersama orang-orang yang saleh. Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian. Jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah ayahku ( abii ), sesungguhnya ia adalah termasuk golongan yang sesat. Jangnlah Kamu hinakan aku di hari mereka dibangkitkan kembali, hari yang mana harta dan anak tidak memberikan manfaat kecuali orang yang menghadapi Allah dengan hati yang selamat ".(al Syua'ra 83-89 ).
Allamah Thaba'thabai menjelaskan bahwa kata " kaana " dalam ayat ke 86menunjukkan bahwa doa ini diungkapkan oleh Nabi Ibrahim as. setelah kematian Azar dan pengusirannya kepada Nabi Ibrahim as. ( Tafsir al Mizan 7/163).
Setelah Nabi Ibrahim as. mengungkapkan doa itu, dan itu sekedar menepati janjinya saja kepada Azar, Allah AWJ menyatakan bahwa tidak layak bagi seorang Nabi memintakan ampun untuk orang musyrik, maka beliau berlepas tangan ( tabarri ) dari Azar setelah jelas bahwa ia adalah musuh Allah swt. (lihat surat al Taubah 114 )
Walid = Ayah Nasab (kandung)
Bedakan dengan kata walid (sebutan ayah dalam makna nasab/ kandung) seperti doa yang diajarkan Khalil ALLAH Ibrahim As. dan Doa ini muktabar dikalangan kita. Jelaslah bahwa Walid menunjukkan bahwa ia menuju pada Orang tua asli (kandung)
Ketika Nabi Ibrahim datang ke tempat suci Mekkah dan besama keturunan membangun kembali ka'bah, beliau berdoa,
"Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua walid- ku dan kaum mukminin di hari tegaknya hisab"( Ibrahim 41 ).
Kata " walid " hanya mempunyai satu makna yaitu yang melahirkan.
Dan yang dimaksud dengan " walid " disini tidak mungkin Azar, karena Nabi Ibrahim telah ber-tabarri (berlepas diri) dari Azar setelah mengetahui bahwa ia adalah musuh Allah (al taubah 114)
Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan walid disini adalah orang tua yang melahirkan beliau, dan keduanya adalah orang-orang yang beriman. Selain itu, kata walid disejajarkan dengan dirinya dan kaum mukminin, yang mengindikasikan bahwa walid-beliau bukan kafir. Ini alasan yang pertama.
Alasan yang kedua, adalah ayat yang berbunyi, " Dan perpindahanmu ( taqallub) di antara orang-orang yang sujud ".( al Syua'ra 219 ). Sebagian ahli tafsir menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah bahwa diri nabi Muhammad saww. berpindah-pindah dari sulbi ahli sujud ke sulbi ahli sujud.
Artinya ayah-ayah Nabi Muhammad dari Abdullah sampai Nabi Adam adalah orang-orang yang suka bersujud kepada Allah. (lihat tafsir al Shofi tulisan al Faidh al Kasyani 4/54 dan Majma' al Bayan karya al Thabarsi 7/323 ).
Nabi Ibrahim as. beserta ayah kandungnya termasuk kakek Nabi Muhammad saww. Dengan demikian, ayah kandung Nabi Ibrahim as. adalah seorang yang ahli sujud kepada Allah swt.
Tentu selain alasan-alasan di atas, terdapat bukti-bukti lain dari hadis Nabi yang menunjukkan bahwa ayah kandung Nabi Ibrahim as. bukan orang kafir.
Hingga timbul Pertanyaan Besar Siapa Ayah kandung Nabi Ibrahim As ?
As Sayyid Nikmatullah al Jazairi menjawabnya dalam kitab an Nur al Mubin fi Qashash al An biya wal Mursalin hal 270 mengutip az Zujjaj bahwa Ayahanda Nabi Ibrahim As bernama Tarikh
Salam atas Khalil ALLAH yang suci..
Salam atas Nabi ALLAH Ibrahim alaihissalam..
Source :
Dinukil dari Buletin al Jawad edisi 1421 dan Kitab Adam hingga Isa (Sayyid Jazairi)

BIOGRAFI HABIBINA AL HAFIDZ HABIB MUNZIR AL MUSAWWA

Berikut ini adalah biografi dari HABIB MUNZIR BIN FUAD AL-MUSAWA yang dijelaskan oleh beliau.
"Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar negeri, di harian Berita Yudha, yang kemudian di harian Berita Buana, beliau menjadi wartawan luar negeri selama kurang lebih empat puluh tahun, pada tahun 1996 beliau wafat dan dimakamkan di Cipanas cianjur jawa barat."
Nama saya Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, saya dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum'at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393 H, setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, saya mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma'had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus bhs.Arab di LPBA Assalafy Jakarta timur, lalu memperdalam lagi Ilmu Syari'ah Islamiyah di Ma'had Al Khairat, Bekasi Timur, kemudian saya meneruskan untuk lebih mendalami Syari'ah ke Ma'had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman, selama empat tahun, disana saya mendalami Ilmu Fiqh, Ilmu tafsir Al Qur'an, Ilmu hadits, Ilmu sejarah, Ilmu tauhid, Ilmu tasawuf, mahabbaturrasul saw, Ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah lainnya.
Saya kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah, dengan mengunjungi rumah rumah, duduk dan bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah saya membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam orang, saya terus berdakwah dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati pendengar sejuk, saya tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita diciptakan adalah untuk beribadah kpd Allah swt, bukan berarti harus duduk berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak gerik kita dg kehidupan yang Nabawiy, kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy, pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy, betapa indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan, inilah Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg kesibukannya tapi hati mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam. Kini majlis taklim saya yang dulu hanya dihadiri enam orang, sudah berjumlah sekitar tiga ribu hadirin, saya sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta pusat, saya juga sudah membuka majlis di seputar pulau jawa, yaitu:
Jawa Barat :
Ujungkulon Banten, Cianjur, Bandung, Majalengka, Subang.
Jawa tengah :
Slawi Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Jogjakarta, Solo, Sukoharjo, Jepara, Semarang,
Jawa timur :
Mojokerto, Malang, Sukorejo, Tretes, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo.
Bali :
Denpasar, Klungkung, Negara, Karangasem.
NTB
Mataram Ampenan
Luar Negeri :
Singapura, Johor, Kualalumpur.
namun kini kesemua kunjungan keluar jakarta telah saya cukupkan setahun sekali dengan perintah Guru saya.
Dan saya pun telah menjadi Narasumber di beberapa stasion TV swasta, yaitu di Indosiar untuk acara Embun Pagi tayangan 27 menit, di ANTV untuk acara Mutiara Pagi tayangan 27menit, RCTI, TPI, Trans TV dan La TV.
saya membina puluhan majelis di jakarta, yg kesemuanya mendapat giliran jadwal kunjungan sebulan sekali, selain Majelis Induk di Masjid Almunawar Pancoran jakarta selatan yg diadakan setiap senin malam dan setiap malam jumat di kediaman saya, maka padatlah jadwal saya setiap malamnya sebulan penuh, namun tuntutan dari wilayah wilayah baru terus mendesak saya, maka saya terus berusaha memberi kesempatan kunjungan walaupun dg keterbatasan waktu.
Email pribadi saya : munziralmusawa@yahoo.com
Demikianlah sekilas dari Biografi saya, untuk memperjelas gerakan dakwah yang saya jalankan, semoga limpahan rahmat Allah swt bagi mereka yang berminat menerima seruan seruan Kelembutan Allah swt, Amin Allahumma Amin.
Demikian Biografi ini saya buat,
Hormat Saya,
Khadim Majelis Rasulullah saw (Munzir Almusawa)
silsilah/ nasab habib munzir :
Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali' Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqib Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin ALi Zainal Abidin bin Husein Dari Fathimah Azahra Putri Rasul saw.

Thursday, March 12, 2009

Ucapan Subhanallah wabihamdihi peruntuh dosa dosa

Ucapan Subhanallahi Wabihamdih Peruntuh Dosa - Dosa
Senin, 2 Maret 2009


قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yg membaca SUBHANALLAHI WABIHAMDIH 100X pada harinya, maka berjatuhanlah dosa dosanya walau sebanyak buih di lautan” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Mencintai hamba – hamba Nya melebihi cinta hamba-Nya satu sama lain. Yang tiada satu makhluk bisa melebihi cintanya Allah kepada seorang hamba-Nya dan yang paling mencintai adalah Allah, cinta Nya (kepada kita) yang utama dan muncul dan jelas adalah anugerah kehidupan, yang itu merupakan cinta yang tidak bisa ditandingi oleh semua cinta dan kasih sayang yang lainnya. Dialah (Allah) yang memberi kita kehidupan, yang memanjakan kita dengan kemanjaan dalam kehidupan di dunia, yang memberikan kepada kita jamuan jamuan kemanjaan matahari dan bulan dan seluruh panca indera yang dari dasar keagungan kasih sayang Illahi sehingga seakan – akan hal itu terjadi tanpa ada yang memberi.

Sebagaimana seorang bayi yang kecil yang disayangi oleh ibunya dan ia tidak sadar bahwa ia ada yang sangat menyayangi. Memandikannya siang, pagi dan malam, memberi ia makanan, minuman, menyusuinya, memberinya hal – hal yang bermanfaat baginya, menyiapkan segala kebutuhannya, menyiapkan apa yang diperlukan untuk menunjang kehidupannya. Inilah keadaan setiap hamba di dalam kehidupan dunia. Mereka yang taat dan mereka yang tidak taat, mereka yang dalam dosa atau mereka yang dalam pahala. Inilah cinta yang melebihi semua cinta yang tak akan kau dapatkan dari yang lain selain-Nya. Ilallah (terkecuali Allah) Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi dan cinta kasih sayang-Nya ditawarkan lagi lebih bagi mereka yang mendambakan cinta Allah Yang Abadi yaitu dengan tiada menduakan-Nya dan menjawab seruan kasih sayang-Nya untuk berbuat hal – hal yang dicintai-Nya yang dengan itulah Allah Swt menampakkan kepada kita kesempurnaan yang kekal dan abadi.

Hadirin – hadirat, satu – satunya kekasih yang tidak akan mengecewakan kekasihnya adalah Allah Swt. Kasih sayang yang muncul pada setiap jiwa hamba – hambaNya dijawab lebih daripada cinta itu kepadanya.

“Wama taqarraba ilayya abdi syibran taqarabbtu ilaihi dzira’an”, demikian riwayat Shahih Bukhari di dalam hadits qudsiy “tiadalah seorang hamba mendekat kepada-Ku satu jengkal kecuali Ku-jawab kedekatan kepadanya satu hasta”.

“Wama taqarabba ilayya abdi dzira’an taqarabbtu ilaihi ba’a, jika hamba-Ku mendekat dan mencintai-Ku dengan mendekat satu hasta maka Aku mendekat kepadanya satu depa”.

“wa in atayna maasyiyan ataytuhu harwalah, jika ia datang padaku dengan melangkah Aku datang padanya dengan bergegas”. Menunjukkan jawaban cinta Allah lebih besar selalu menjawab cinta hamba-Nya. Sebesar apapun rindu hamba-Nya, Allah lebih rindu kepadanya.

“Man ahabba liqaAllah ahabballah liqa’ah, barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah rindu berjumpa dengannya”, demikian riwayat Shahih Bukhari.

Hadirin – hadirat, yang saya bawakan (ajarkan) adalah menuntut kita bersama – sama untuk mencapai kedamaian cinta yang abadi ialah Allah. Cinta Allah Swt ini tidak akan bisa diputus, cinta yang tidak terputus di dunia dan di akhirat adalah cinta Allah dan cinta yang ada sangkut – pautnya dengan cintanya Allah tidak bisa diputus dengan kematian, tidak bisa diputus dengan matinya jasad.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sampailah kita pada hadits agung yang disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw “man qaala subhanallahi wabihamdih fi yaumin mi’at marrah, huththat khathaayaahu wa in kaanat mitsla zabadilbahr, barangsiapa yang di harinya membaca SUBHANALLAH WABIHAMDIH (100X) maka berjatuhan dosa – dosanya walau sebanyak buih di lautan”.

Kita bertanya untuk apa Sang Nabi saw mengucapkan hadits ini? untuk apa Sang Nabi saw menyampaikan hal ini? untuk apa Allah menginginkan Sang Nabi saw menyampaikan hal ini? karena telah di firmankan oleh Allah “tiadalah Nabi saw itu bicara dari apa yang ia inginkannya saja dari hawa nafsunya terkecuali ucapan Sang Nabi itu adalah yang di wahyukan oleh Allah”. Kenapa Allah menghendaki Sang Nabi berbicara seperti itu?

Barangsiapa yang mengucap satu harinya “Subhanallahi Wabihamdihi sebanyak 100X berjatuhanlah dosa – dosanya sebanyak buih di lautan”. Subhanallah artinya Maha Suci Allah. Orang yang mensucikan Allah Swt berarti ia mengagungkan Allah, berarti ia menjadikan Nama Allah itu agung dan suci di hatinya. Allah tidak perlu disucikan karena sudah Maha Suci tapi ucapan itu menunjukkan kesetian hamba dan cinta hambanya pada Allah. Wabihamdihi artinya dan banyaknya puji untuk-Nya.

Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan hadits ini bahwa kalimat “Subhanallah Wabihamdihi” juga teriwayatkan di dalam Shahih Muslim “ahabbul kalimah ilallah, kalimat yang paling dicintai oleh Allah adalah Subhanallah Wabihamdihi”. Al Imam Ibn Hajar “afdholul kalimah laa ilaha illallah, seagung – agung kalimat adalah Lailahailallah”.

Berkata Imam Ibn Hajar menukil satu pendapat dari para muhadditsin bahwa kalimat “Subhanallah Wabihamdihi” sudah terangkul didalamnya kalimat Lailahailallah. Karena “Lailahailallah” mentauhidkan Allah dari segala sesembahan selain Allah sedangkan kalimat Maha Suci Allah dan segala puji tentunya salah satu bentuk dari kesempurnaan pemahaman kalimat Lailahailallah. Ketika seseorang memahami kalimat Lailahailallah dan mendalami hakikat maknanya bahwa tiada yang patut disembah selain Allah maka sampailah ia kepada samudera cinta kepada Allah maka ia selalu mensucikan dan memuji Allah. Dalam keadaan seperti itu orang yang mempunyai bibir dan sanubari yang mensucikan dan memuji Allah 100X dengan kalimat ini dalam harinya, pupus dan berjatuhan dosa – dosanya walau sebanyak buih di lautan.

Apa itu dosa? Dosa adalah perbuatan yang tidak disenangi oleh Allah. Itu berjatuhan dengan perasaan cintamu kepada Allah yang terbuahkan dengan kalimat Subhanallah Wabihamdihi.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kalimat Subhanallahi Wabihamdihi ini kalimat yang sangat agung diajarkan oleh Sang Nabi saw kepada kita karena besarnya keinginan Sang Nabi saw agar kita dekat kepada Allah, agar kita dicintai oleh Allah, agar kita tidak terjebak dengan terjauhnya dari Allah sebab dosa – dosa kita. Teriwayatkan di dalam hadits Shahih hal – hal yang menghapus dosa tentunya hal – hal yang fardhu dan hal – hal yang sunnah namun ini salah satu daripada beribu – ribu gerbang kasih sayang Illahi yang ditawarkan kepada kita setiap siang dan malam. Dalam munajat, dalam dzikir, dalam doa, dalam perbuatan baik, dalam perbuatan meninggalkan kemunkaran, memerintahkan pada kebaikan, dalam segala hal itu terdapat gerbang – gerbang kasih sayang Illahi dan salah satunya adalah Subhanallahi Wabihamdihi. Ini jika di amalkan, kalimat ini juga membawa ketenangan hati.

Boleh dicoba bagi mereka yang membaca setiap harinya Subhanallah Wabihamdihi, jangan setiap hari dulu tapi satu hari dulu, rasakan di pagi hari kau membacanya dalam keadaan suci Subhanallahi Wabihamdihi 100X, rasakan hari itu betapa berbedanya dengan hari yang lainnya. Lebih sejuk, lebih tenang, lebih banyak kemudahan, lebih banyak terselesaikan permasalahan dan sakinah yang sangat mahal yaitu kedamaian jauh dibanding hari yang kau tidak membaca padanya Subhanallahi Wabihamdihi. Dan dengan itu Insya Allah lanjutkan selagi kau mampu dan jangan sesekali kau tinggalkan karena membacanya 100X itu tidak menghabiskan waktu sampai 10 menit, barangkali tidak sampai 10 menit, beberapa menit saja kau akan dapatkan sejuknya harimu disaat itu.

Hadirin – hadirat, Sang Maha Berkasih Sayang Rabbul Alamin yang selalu memperhatikan setiap hamba – hambaNya karena mereka yang hidup itu adalah milik Allah dan inilah sebaik – baik pemilik. Dialah pemilik tunggal segenap kehidupan, pemilik tunggal segenap apa – apa yang ada di alam semesta dan Dialah yang paling memperhatikan semua kehidupan hamba-Nya maka itu manusia, jin maupun hewan dan tetumbuhan.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw menyampaikan satu hikayah kejadian yang pernah terjadi pada Nabi sebelum beliau. Ketika Nabi itu duduk dibawah sebuah pohon dan disaat ia duduk ia digigit oleh seekor semut yang menyakitkan, gigitannya berbisa. Gigitannya semut tidak mematikan cuma menyakitkan maka Nabi itu berdiri dari duduknya dan memanggil kaumnya untuk membakar sarang semut itu semuanya karena membahayakan. Al Imam Ibn Hajar mensyarahkan hadits ini Nabi itu berbuat hal yang benar karena semua hewan yang mengganggu manusia boleh untuk dibunuh namun Allah menurunkan Jibril as untuk Nabi itu bukan Nabi Muhammad saw. Nabi itu sebelum Nabi Muhammad saw seraya berkata “Hallaa namlatun waahidah..?, wahai Nabi-Ku bukankah yang berbuat Cuma seekor semut saja yang menggigitmu kenapa harus semua dimusnahkan?, kata Allah. Maksudnya apa? Allah melihat seekor semut yang berbuat jahat pada Nabi-Nya mengganggu tapi kan satu ekor itu yang mengganggu, kata Allah. Sedangkan yang lain tidak mengganggu, bagaimana engkau seorang Nabi? Orang yang sangat dekat kepada Allah membunuh makhluk yang dicipta oleh Allah yang tidak bersalah?

Imam Ibn Hajar mensyarahkan bahwa ucapan dan perbuatan Nabi itu tidak salah secara syari’ah, namun Allah ingin mengingatkan kepada Nabi itu betapa Allah itu melihat seluruh perbuatan hamba-Nya dan hamba Allah itu menyayangi setiap makhluk hidup yang dicipta-Nya. Kalau seekor semut saja diperhatikan oleh Allah, siapa yang menyakitinya, siapa yang mengganggunya, apalagi keturunan Adam as, lebih – lebih lagi ummat Nabi Muhammad saw. “Innahu kaana tawwaaba, sungguh Allah itu Maha Menerima Taubat”. Kalimat ini hadirin jika kita renungkan “innahu kaana tawwaba” kalimat ini menjawab semua keputus-asaan hamba yang tenggelam dalam samudera dosa. Kalimat ini menghibur mereka bahwa cinta Allah pasti mereka dapatkan “innahu kaana tawwaba” Dia (Allah) Maha menerima semua taubat.

Mereka yang telah tenggelam dalam gelapnya dosa dan kesalahan, jangan sampai menyangka tidak akan bisa mencapai cinta Allah. Masih ditawarkan untuk mereka yang ingin dicintai oleh Rabbul Alamin, “Sungguh Aku Maha Menerima Taubat”, kata Allah. Apa itu taubat? Taubat itu anugerah bagi pendosa yang menyesali dosanya. Dapat anugerah dari Allah bukan hukuman, yang datang bukan hukuman. Ketika seseorang berbuat dosa lalu ia menyesal kepada Allah, kepada Sang Pemilik dirinya, Sang Pemilik setiap debu yang diinjaknya, Sang Pemilik langit dan bumi ini, ia menyesali kesalahannya, menyesali bahwa perbuatan ini menyakiti hati Tuhannya maka Allah berikan kepadanya ampunan dan Allah dekatkan ia kepada-Nya Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah, ketika Nabiyullah Musa as diperintah oleh Allah berdakwah mendatangi Fir’aun. Allah berfirman kepada Nabi Musa 21.15 “faqaalaa lahu qaulan Layyinan .., ucapkanlah kepada Fir’aun itu ucapan yang lembut”. Padahal Fir’aun itu sudah mengaku sebagai Tuhan. “faqala lahu qaulan layyina.., wahai Musa dan Harun ucapkan padanya kalimat yang lembut”. Hadirin – hadirat, diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah ketika Nabi Musa mengajak Qarun, seorang yang kaya – raya tapi membawa kerusakan dan menyembah selain Allah dan mengajak orang – orang ikut kepada kesesatannya dengan membagi – bagikan hartanya. Maka Nabi Musa mendakwahinya dan Qarun tetap dalam kekufurannya. Maka Nabi Musa as berkata “wahai bumi pendamlah Qarun sampai kelututnya” maka bumi memendam Qarun sampai ke lututnya. “Ayo..kau mau taubat?”, kata Nabiyullah Musa as dan ia berkata “tidak” maka Nabi Musa berkata “wahai bumi pendam ia sampai ke perutnya” maka bumi memendam Qarun sampai ke perutnya. “Aku tidak akan taubat wahai Musa!” maka berkata NAbi Musa “wahai bumi pendam Qarun sampai ke lehernya” maka Qarun pun dipendam oleh bumi sampai ke lehernya. Qarun menjerit “ya Musa cukup Musa aku sekarang mau taubat“, Nabi Musa berkata “wahai bumi pendam Qarun sampai ke seluruh tubuhnya” maka bumi pun memendamnya sampai keseluruhannya. Allah turunkan malaikat Jibril kepada Musa “man .. ya Musa .., wahai Musa kau ini tega sekali pada Qarun? kalau ia memanggil aku dan minta maaf padaku akan kumaafkan ia wahai Musa”. Demikian hadirin kasih sayang Allah dan cinta-Nya selalu ditawarkan kepada hamba-Nya.

Sampailah kita di bulan Rabiul Awwal, bulan yang sangat menyenangkan dan membawa kebahagiaan bagi muslimin – muslimat, ummat Nabi Muhammad saw. Kebahagiaan yang abadi, surga yang kekal, keridhoan Allah yang kekal, kesemuanya ini dipadu kejadiannya oleh Allah di bulan Rabiul Awwal. Lahir Sang Nabi saw di 12 Rabiul Awwal, demikian pendapat yang mu’tamad. Hari senin, 12 Rabiul Awwal hijrah Sang Nabi saw pun riwayat Shahih Bukhari bahwa beliau masuk ke kota Madinah Al Munawwarah pada hari senin, 12 Rabiul Awwal. Dan wafatnya beliau pada hari senin, 12 Rabiul Awwal.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa ketika Abbas bin Abdul Mutholib bermimpi Abu Lahab setelah wafatnya. Dilihatnya Abu Lahab berada didalam api yang mengerikan, maka ditanya kepada Abu Lahab apa yang kau terima setelah kematianmu wahai Abu Lahab? berkata Abu Lahab “tidak pernah kurasakan kenikmatan dan ketenangan sejak aku wafat terkecuali setiap hari senin aku diberi keringanan karena membebaskan budakku Juwairiyah mendengar kabar kelahiran Nabi Muhammad saw”. Jadi Juwairiyah itu budaknya Abu Lahab. Disaat hari senin lahirnya Rasul saw datang Juwairiyah kepada Abu Lahab “Abu Lahab, Aminah sudah melahirkan” maka Abu Lahab gembira (ini belum jadi musuhnya) kemudian Abu Lahab menjadi musuh sebesar – besarnya musuhnya Rasul saw adalah Abu Lahab, sampai diangkat 2 kali oleh Allah dalam 1 ayat “tabbat yadaa abilahabiwwatabba, celaka dua tangan Abu Lahab dan celaka” QS. Al Lahab : 1. Tidak ada satu orang pun yang dimurkai oleh Allah dalam satu ayat 2X kecuali Abu Lahab. Tapi ia bebaskan budaknya begitu dengan kabar gembira Aminah sudah melahirkan anak. “oohhh.. kau bebas karena aku gembira kau yang bawa kabar gembira ini maka kau bebas”. Itu (Abu Lahab) di kemudian hari menjadi musuh besar Nabi Muhammad saw. Tapi Allah tidak melupakan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Setiap hari senin, Abu Lahab itu berkata “aku diberi keringanan dengan bisa minum air dari ibu jariku ini, antara telunjuk dan ibu jari itu Allah keluarkan pancarkan air agar ia bisa minum karena pernah membebaskan budaknya Juwairiyah saat hari kelahiran Nabi Muhammad saw”. Ini riwayat Shahih Bukhari. Namun ini adalah mimpi dan tentunya sudah dipahami bahwa mimpi tidak bisa dijadikan dalil. Akan tetapi para muhadditsin dan para hujjatul islam dan para imam menjelaskan mimpi tidak bisa dijadikan dalil sebagai dalil syari’ah tapi bisa dijadikan dalil sebagai dalil afdholiyah wal hikmah. Kalau hukum (hukum syari’ah) tidak bisa dari mimpi, mimpi tidak bisa diterima. Tetapi kalau dalil hikayah, dalil hikmah, dan dalil afdholiyah bisa dipakai. Contohnya mimpinya pendeta Buhairah akan kelahiran Nabi Muhammad saw sudah dekat, non muslim yang mimpi kelahiran Nabi Muhammad saw sudah dekat jadi dalil. Dalil apa? dalil kebangkitan Nabi Muhammad saw tapi bukan dalil syari’ah. Itu maknanya. Jadi jelas sudah para muhadditsin, para imam kita melihat bagaimana indahnya perbuatan Allah kepada orang yang gembira kepada hari kelahiran Rasulullah saw.

Salafunnaasshalihin dan para Sahabat Rasul radiyallahu anhum memang tidak pernah membuat perayaan maulid karena tidak perlu. Jiwa mereka dan harta mereka dan seluruh hari – hari mereka telah mereka korbankan untuk cintanya kepada Allah dan Rasul saw. Mereka tidak punya idola selain Muhammad Rasulullah saw didalam kehidupan hamba – hamba Allah. Idola mereka satu saja Sayyidina Muhammad saw, Qudwah dari semua yang dijadikan Qudwah). Tapi setelah mulai jauh dari kemangkatan Sang Nabi saw mulailah hati muslimin – muslimat ini berguncang, mengalihkan idola mereka bukan lagi kepada Nabi saw. Maka dibuatlah perayaan maulid untuk membangkitkan kembali semangat ummat agar kembali mengingat sejarah Sang Nabi saw, budi pekerti Sang Nabi saw, tuntunan Sang Nabi saw dan kasih sayang Allah yang muncul dengan kebangkitan Nabi Muhammad saw.

Hadirin, berkata Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib didalam Syi’bul Iman oleh Al Imam Baihaqi diriwayatkan pula dalam Musnad Ahmad, dalam Shahihain dan lainnya berkata Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib “ya Rasulullah turridu an’amta.., ya Rasulullah aku mohon ijin memujimu”. Memuji Nabi saw adalah salah satu bentuk pujian kepada Allah. Rasul saw senang dipuji, kenapa? karena jabatannya sebagai seorang Rasul. Beliau tidak mempunyai hati yang bangga atas pujian orang terhadap dirinya tapi beliau tahu pujian kepada beliau adalah bentuk cinta seseorang kepada Allah. Kenapa? Karena beliau mempunyai jabatan sebagai Rasulullah dan iman seseorang itu sempurna dengan cintanya kepada Nabi Muhammad saw. Karena makin seseorang cinta kepada Rasul saw, makin akan mengikutinya. Kalau seandainya kita mencintai seseorang dijadikan idola makin kita berusaha untuk mengikutinya. Oleh sebab itu Nabi saw gembira dengan semua perbuatan yang bias mendorong ummat ini mencintai beliau saw termasuk diantaranya pujian. Maka berkatalah Rasul saw kepada Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib “qul Laa Yafdhudhillahi faak.., silahkan Abbas ucapkan syairmu dan Allah akan menjaga bibirmu”. Maksudnya apa? Sayyidina Abbas berkata “sampai aku lanjut usia tidak pernah aku sakit gigi, tidak ada satupun gigiku yang tanggal karena doanya Nabi Muhammad saw saat aku akan mengucapkan syair pujian padanya”. Diantara kalimat Sang Nabi, Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib “kau yang disaat kelahiranmu ini wahai Sang Nabi saw, terang benderanglah bumi dg cahaya, terbitlah cahaya di ufuk dan disaat itu terbitlah cahaya mulia dan kami selalu berada didalam cahaya hidayah dan cahaya kelahiranmu itu yg masih menaungi kami sampai saat ini, kata Abbas bin Abdul Mutholib”. Ini menunjukkan salah satu kalimat yang diucapkan karena cintanya para sahabat dan gembiranya atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Risalah dan seluruh tuntunan syari’atul muthaharah ini Allah munculkan ke muka bumi di awali kelahiran Nabi Muhammad saw. Terbitnya dari kelahiran Sang Nabi saw maka Allah bersumpah dengan usia beliau saw, ini salah satu firman Allah “demi usiamu wahai Muhammad”. Menunjukkan dari sejak kelahiran hingga wafatnya beliau itu dimuliakan oleh Allah Swt.

Hadirin – hadirat, pujian kepada Nabi Muhammad saw adalah hal yang sunnah dan diperbolehkan dilakukan didalam masjid ataupun diluar masjid. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari ketika Sayyidina Hasan bin Tsabit ra membaca syair pujian untuk Nabi saw masjid nabawiy maka Rasul saw berdoa untuk Hasan bin Tsabit “Allahumma ayyid-hu biruhil qudus, wahai Allah bantulah Hasan bin Tsabit itu dengan Jibril as”. Belum pernah Nabi saw mendoakan orang seperti itu kecuali untuk Hasan bin Tsabit yang membacakan syair pujian untuk Nabi saw didalam masjid. Oleh sebab itu jika muncul di masa sekarang, orang mengatakn pujian pada Sang Nabi itu bid’ah maka belum memahami hadits ini. Hadits ini riwayat Shahih Bukhari dan kemudian inilah hal yang sunnah memuji Nabi saw didalam masjid bahkan didoakan oleh Rasul saw. Kenapa? Karena memuji beliau saw akan menumbuhkan cinta kepada beliau saw. Dan cinta kepada beliau saw adalah kesempurnaan iman. “Belum sempurna iman kalian sebelum aku lebih dicintainya melebihi keluarganya, dari ayahbundanya, dan dari seluruh manusia”. Kenapa hadirin – hadirat? Karena tidak ada orang yang mencintai kita melebihi Nabiyyuna Muhammad saw kecuali Allah. Kalau saya tidak mengatakan kecuali tapi saya katakan Nabi Muhammad saw ini salah satu bentuk dari cintanya Allah kepada kita. Salah satu bentuknya adalah Nabi Muhammad saw.

Laqad jaa’akum rasuulun min anfusikum ‘azizun ‘alaihi ma ‘anittum, hariishun ‘alaikum bil mu’miniina raufurrahim, Sang Pemilik matahari dan bulan, langit dan lautan, kehidupan dari zaman ke zaman berfirman “Telah datang kepada kalian seorang Rasul dari bangsa kalian (manusia), sangat berat memikirkan hal yang menimpa kalian, sangat menjaga kalian dan sangat berkasih sayang kepada orang – orang yang beriman” QS. At-Taubah : 128. Siapa otrang – orang yang beriman? Muslimin – muslimat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beliaulah yang menjadi pembela utama untuk umatnya di yaumal qiyamah disaat semua orang lari dari dosa, saat semua orang takut pada dosa sampai para Nabi berkata “nafsiy..nafsiy.., pergi – pergi kalian aku tidak bisa untuk menyelamatkan kalian diriku ..diriku”, para Nabi berkata demikian. Ini diriwayatkan didalam Shahih Bukhari. Hanya beliau inilah yang mempertahankan kita agar tidak masuk neraka, beliau saw sujud kepada Allah Swt seraya berkata “ummatiy..ummatiy...,umatku..umatku wahai Allah”. Sujud untuk membela para pendosa agar jangan masuk neraka maka Allah berkata “…, angkat kepalamu beri syafa’at pada orang yang akan engkau beri syafa’at”. Dan beliau saw memberi syafa’at banyak orang, dibagi syafa’at kepada amal shalih, shadaqah bisa memberi syafa’at, hewan kurban bisa memberi syafa’at, masjid memberi syafa’at, semua bisa memberi syafa’at dari amal shalih. Sedemikian hebatnya para shalihin, para syuhada, para awlia memberi syafa’at. Terus saling membagi – bagi syafa’at agar banyak tertolong ummat ini. Ternyata masih ada yang menjerit didalam hati, mereka memanggil – manggil Nama Sang Nabi untuk mendapatkan syafa’at. Para pendosa, para penjahat, para orang yang wafat dalam kedhaliman, mereka masih menjerit dan Sang Nabi saw tidak tega mendengar jeritan mereka seraya kembali sujud kepada Allah meminta lagi syafa’at (dalam riwayat dikatakan 4X beliau meminta syafa’at) “ambil..ambil..orang yang akan kau beri syafa’at”, kata Allah. Demikian indahnya idolaku dan idola kalian Nabiyyuna Muhammad saw.

Mereka bertanya mana kasih sayang Allah? Koq Nabi saw lebih cinta kita daripada Allah Swt. Justru jawabannya Muhammad itu adalah bentuk cintanya Allah Swt kepada kita. Oleh sebab itu mencintai beliau adalah sempurnnya iman. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Kita bermunajat kepada Allah Swt dihadapan kita beberapa hari lagi acara besar kita hari senin, tepat 12 Rabiul Awwal di masjid istiqlal dan kita harapkan muslimin bias mencapai lebih dari 1 juta muslimin – muslimat. Kita ingin segera Jakarta ini jadi kotanya Sayyidina Muhammad saw, kita ingin segera Jakarta ini paling makmur panggung – panggung shalawat dan dzikir kepada Allah serta shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Sudah cukup Jakarta ini ratusan tahun dipenuhi dengan panggung – panggung dosa dan kesalahan. Sudah waktunya kita melakukan pembenahan dan kedamaian. Semoga Allah membenahi bumi Jakarta dan seluruh wilayah muslimin di Barat dan Timur diawali dengan Jakarta. Kenapa? Ibukota muslimin terbesar di dunia adalah Jakarta ini. Negara muslimin terbesar di dunia adalah Indonesia. Paling banyak ummat Nabi Muhammad saw, jadi Indonesia ini negeri yang paling diperhatikan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Kenapa? paling banyak ummat Nabi Muhammad saw disini. Orang berkata disini banyak musibah, karena musibah adalah pensucian dosa. Tapi kalau mereka beristighfar Allah akan angkat musibah itu dari mereka dan ibukota Indonesia adalah Jakarta. Oleh sebab itu kalau muncul kemakmuran dipermukaan bumi sebagaimana dijanjikan oleh Sang Nabi saw dari hadits yang shahih bahwa di akhir zaman pembunuhan terjadi, perampokkan, perpecahan, permusuhan lalu banyak yang mengaku Nabi setelah itu akan muncul kemakmuran. Kita bertanya dari mana munculnya kemakmuran? Kemakmuran itu akan berawal dari bumi Jakarta.

Hadirin – hadirat, semoga Allah jadikan Rabiul Awwal tahun ini membuka kemkmuran bagi bumi Jakarta dan mengawali kemakmuran Barat dan Timur. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kita jadikan 12 Rabiul Awwal ini tanda kesetiaan kita kepada Allah dan Rasul. Ajak teman – teman kita hadir, acara kita di masjid istiqlal dari jam 09.00 WIB s.d selesai. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah dan ada acara – acara lainnya. Sebelumnya malam senin, malam ahad, malam sabtu, acara – acara para caleg kita penuh dan semoga Allah jadikan Rabiul Awwal ini keberkahan yang dengan itu akan muncul pemimpin Insya Allah di bumi Indonesia ini pemimpin yang akan membuka kemakmuran bagi negeri dan bangsa kita mengawalai kemakmuran Barat dan Timur. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kami bermunajt kehadirat-Mu

Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kami hadir di hadapan-Mu dan Kau telah sangat menyayangi kami dari sejak kami belum lahir hingga kami lahir dan kami terus berbuat kemunkaran dan dosa dan Kau terus menawarkan cinta dan pengampunan. Wahai Yang Maha menawarkan cinta lebih dari cinta kami kepada-Mu, yang jika kami mendekat kepada-Mu Kau lebih dekat kepada kami, kami ingin lebih cinta kepada-Mu, jika kami rindu pada-Mu Kau lebih rindu daripada kami tuk berjumpa dengan kami. Ya Rahman Ya Rahim inilah jiwa, hidupkan jiwa kami dengan kerinduan kepada-Mu, hidupkan hari – hari kami dengan kebahagiaan. Terbitkan matahri kemakmuran bagi kami dunia dan akhirat. Ya Rahman Ya Rahim inilah kami para pendosa tidak bisa lari dari dosa setiap terbit dan terbenamnya matahari. Tapi kami juga tidak mau jauh dari-Mu wahai Allah, wahai Yang Maha Dekat, wahai Yang Maha Pemurah, wahai Yang Maha Luhur, wahai Nama Yang Paling Agung, wahai Nama Yang Maha Peling memiliki kita, wahai Nama Yang Maha Berkasih – sayang

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Lambang cinta Allah adalah Nabiyyuna Muhammad saw. Tiadalah Aku utus engkau terkecuali Rahmat dan Kasih Sayang-Ku bagi alam semesta.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah Swt menjadikan hari esok lebih indah dari hari lainnya, Allah limpahkan anugerah di hari esok lebih dari hari ini dan Allah jadikan setiap malam setiap hari Anugerah-Nya semakin besar bagi kita, kasih sayang-Nya semakin besar bagi kita dan semoga semkin hari kita semakin dicintai Allah, dijadikan setiap hari kami bertambah cinta kami kepada-Mu, Rabboy Rabby terus kuatkan kami untuk memahami kalimat-Mu “man ahabba liqaAllah ahabballah liqa’ah” barangsiapa yang rindu jumpa dengan-Ku, Aku rindu jumpa dengannya. Rabbiy Rabbiy kuatkan keyakinan ini dalam jiwa kami Ya Rahman Ya Rahim.

Kita juga gembira dengan para tamu – tamu kita yang hadir malam ini. Disini ada Bpk. Adi Kesuma Pimpinan Umum Majalah Garda. Beliau ini mendukung penuh dakwah Nabi kita melalui media. Karena memang media ini zaman sekarang sangat sulit meliput hal – hal yang baik. Kalau meliput hal – hal yang membawa kerusakan, membawa cela bagi muslimin ditayangkan. Kalau acara – acara besar yang ada majelis dzikir, ketenangan pemuda, kedamaian pemuda mereka tidak mau atau malas menayangkannya. Ini Alhamdulillah Bpk. Adi Kesuma Pasaribu Pimpinan Umum Majalah Garda, Insya Allah beliau yang mengawali daripada media – media massa yang Insya Allah akan terus menayangkan karena umat ini ikut dengan gaya media masa. Apa yang ditayangkan di media itulah kiblatnya umat, kalau media masa melihat muslimin berbuat itu maka orang – orang awam benci pada muslimin. Maka oleh sebab itu musuh – musuh islam tidak mau acara – acara damai seperti ini masuk ke media karena akan diikuti ditempat lain. Nanti orang gitu juga, dzikir pemuda, shalwat pemuda, nanti dimana – mana pemuda. Nanti orang ikut bikin seperti itu, musuh – musuh islam takut hal seperti ini terjadi maka tidak ditayangkan ke media. Bpk. Adi Kesuma Pasaribu semoga dipanjangkan umurnya dan dilimpahi keberkahan dalam perjuangannya dan juga Guru kita yang datang dari Papua, Habib Ahmad Bahr, para habaib, para tokoh masyarakat, dan para sesepuh. Kita berdoa kepada Allah dengan qasidah penutup kita yang diwasiatkan oleh Guru Mulia kita Al Hafidz Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz untuk memohonkan ketenangan dan pertolongan bagi muslimin dan juga munculnya pemimpin – pemimpin yang membela islam, yang membawa kedamaian, yang mencintai shalihin, pemimpin yang melakukan shalat, pemimpin yang membela kedamaian dan pembenahan ummat. Kita berdoa bersama – sama. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh